Kakak dan adek.

40.5K 261 30
                                    

Hari yang sangat begitu panas di kotanya, sehingga Yuna dengan terpaksa merogoh habis duit di dompetnya untuk membeli berbagai minum serta eskrim, dengan wajah sumringah namun berkeringat, ia melangkah lebar menuju taman terbengkalai, tempat dimana ia sering menenangkan diri disana.

Setibanya di taman terbengkalai itu, Yuna tidak menghentikan langkahnya, ia terus berjalan hingga tiba di salah satu pohon besar dan begitu rindang, batangnya lebar cocok untuk disandarkan, lalu daunnya begitu rimbun hingga menghalangi sinar mentari yang begitu membakar manusia di bumi ini, Yuna duduk sambil menghela nafas dan menyandarkan nyaman punggungnya di batang pohon.

Ia duduk bersila dan meletakkan dua kantong plastik penuh dengan minuman serta eskrim, namun terdapat pula beberapa cemilan yang terselip.

Ia membuka satu kantong plastik sebelah kanan dan mengeluarkan sekaleng minuman soda, membuka dan desisan soda terdengar, tidak menunggu lama ia langsung meminum setengah minuman soda itu disertai kernyitan dahi.

"Erghh.. Emang paling enak minum soda di panas hari ini." Gumamnya seraya mendesis nikmat, setelah itu ia meraih eskrim dan mengeluarkan cemilan lainnya di dalam kanton plastik.

Yuna memakan eskrim sambil menyandarkan kepalanya di batang pohon, ia menatap lekat langit yang begitu cerah, dan terdapat beberapa burung yang terbang serta dedaunan yang jatuh akibat hembusan angin.

Setengah eskrimnya habis, Yuna kembali membuka eskrim lainnya dan menghabiskan eskrim yang sisa setengah itu dalam satu suapan, mulutnya terisi penuh hingga kedua pipinya menggembung.

Namun ia masa bodoh dengan itu, terlebih dirinya hanya sendirian di taman ini, lagian kalau ada orangpun, Yuna tidak akan terlihat oleh mereka karena berada di belakang batang pohon yang besar.

Selang beberapa menit, Yuna mulai merasa kenyang dan kembung di perutnya, ia bersendawa dan menepuk-nepuk perutnya yang sedikit buncit, perlahan dirinya merasa ngantuk karena kekenyangan, ia menghela nafas lagi seraya beringsut mencari kenyamanan di batang pohon itu, seakan batang pohon itu sebuah boneka beruang yang sangat besar.

"Hoam.." Yuna menguap kecil, matanya berair dan meredup sayu, Yuna sangat mengantuk sekarang, ia seketika melepas jaket denim yang dipakai dan meletakkannya ke tanah sebagai alas kepalanya, Yuna sudah terbiasa tidur di bawah batang pohon ini, ia tidak merasakan takut sedikitpun karena selama ini merasa aman.

Setelah merapikan alas untuk kepalanya, Yuna bersiap merebahkan diri ke rumput dan mencari posisi nyaman, ia bahkan menyamping ke kanan dan tangan kirinya terangkat berada di akar batang pohon itu, benar-benar seakan memeluk gulingnya.

Rasa ngantuk tidak bisa ditahan lagi, perlahan matanya meredup sayu disertai menguap kecil, setelah itu matanya benar-benar tertutup dan nafasnya terdengar tenang karena Yuna sudah tertidur.

Dan disaat Yuna tertidur, tanpa disadari dua pasang kaki yang kotor dan penuh luka berjalan pelan mendekati Yuna, lebih tepatnya kantong plastik yang masih tersisa beberapa eskrim dan minuman, dua pasang kaki itu berjongkok dan tangan mungil yang kotor terjulur membuka hati-hati kantong plastik supaya tidak bersuara dan membangunkan Yuna.

Mata bulat mungilnya juga bergulir memandangi Yuna dan setelahnya menoleh ke kantong plastik, satu tangannya lagi turut masuk kedalam kantong plastik dan mengeluarkan beberapa eskrim serta minuman dan cemilan, mata bulatnya seketika berbinar, begitu pula dengan pemilik sepasang kaki yang berada di belakangnya.

"Ambil yang banyak dek." Suara yang pelan dan berbisik, yang dipanggil adek mendongak memandang sosok yang lebih besar, ia mengangguk dan mengarahkan kedua tangannya kebelakang, tau apa yang dimaksud adeknya, kedua tangannya yang kurus dan kotor pula terjulur menerima eskrim, minuman dan beberapa cemilan, setelah itu ia menunggu adeknya sambil menatap Yuna.

18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang