disclaimer = cerita Pantai ini bukan lanjutan dari Lily dan Winka ya, melainkan dari akun Jiyu0106 , jadi supaya nyambung kalian bisa membaca terlebih dahulu cerita disana baru kesini, oke.
Seiya dan Yoohin begitu tenang menikmati minuman keras disalah satu partyan di pantai tersebut, mereka berbaur kepada orang lain dan bercanda gurau, bahkan ikut serta dalam game dan challenge, Seiya selalu kalah dan meminum banyak alkohol, berbeda dengan Yoohin yang begitu ahli sehingga dia selalu terhindar dari hukuman minuman keras tersebut.
Banyak wanita penggoda disana, Seiya juga terkadang luluh dengan wanita disana, namun Yoohin berhasil menghalangi Seiya untuk tidak bertindak lebih, ia juga masih sedikit sadar karena sedikit minum.
"Ayok pulang." Sudah larut malam, Seiya juga sudah tepar di salah satu meja, ia menepuk-nepuk bahu Seiya untuk membangunkannya, namun pacar Airin itu tidak bangun sama sekali, alhasil Yoohin memapah Seiya dan membawanya kembali ke villa.
Selama perjalanan, Yoohin kerap berhenti dan membenarkan tubuh Seiya yang miring kesamping, kebelakang ataupun kedepan, ia terkadang mendesah pelan karena sulit membawa Seiya.
"Kamu terlalu banyak minum."
"Enak sih." Racaunya pelan, Yoohin menyerah, ia menjatuhkan Seiya sehingga terbaring di pasir pantai, dirinya turut duduk disamping Seiya dan mengatur nafasnya.
"Mereka cantik-cantik."
"Siapa?" Menekuk kedua kaki dan memeluknya, posisi mereka berdua menghadap kedepan, melihat bagaimana tenangnya air laut serta rembulan yang menyinari bumi.
"Tadi, di partyan."
"Masih cantik Fairy." Gumam Yoohin pelan dan memutuskan untuk berbaring, Seiya seketika geser hingga tubuh mereka menempel, Yoohin hanya diam karena capek.
"Airin juga cantik."
"Hm." Hanya itu obrolan yang terdengar, setelahnya mereka diam menikmati angin malam mendinginkan tubuh mereka.
"Yoohin."
"Ya?"
"Kamu benar-benar belum pernah meniduri Fairy?" Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Yoohin sontak duduk dan memandang Seiya yang tersenyum lebar.
"Bukan urusan kamu kalau aku sudah pernah atau belum melakukannya."
"Benar sih.. tapikan." Seiya bangun terlebih dahulu dan merangkul bahu kiri Yoohin, ia juga menyenderkan kepala di bahu kanan Yoohin.
"Enggak penasaran dengan rasanya?"
"Enggak sama sekali." Dijawab cepat dan menepis tangan Seiya dari bahu kirinya, namun Seiya kembali merangkul dan tertawa kecil.
"Bilang aja, kamu bodoh melakukan itu."
"Sialan." Mata Yoohin melotot kesal, kedua tangannya juga terkepal mendengar perkataan Seiya barusan.
Tidak sepenuhnya benar apa yang dikatakan Seiya, ia selama ini sebenarnya sudah banyak menonton video gituan, sudah melatih juga bagaimana menahan nafsu untuk tidak khilaf meniduri Fairy, ia melakukan itu karena sayang kepada pacarnya, bukan bodoh seperti yang dikatakan Seiya.
"Bodoh kan."
"Tidak sama sekali, sialan." Seiya terkekeh puas memancing amarah Yoohin, ia menyentuh pipi kanan Yoohin yang membuat anak itu tersentak karena merasakan geli serta sengatan kecil di tubuh, tidak mau berlama-lama merasakan hal itu, ia segera menepis tangan Seiya di pipi dan menoleh kedepan.
