Azza, Rezka dan Mona duduk melingkar di sudut kanan kantin, ditengah keramaian mereka memutuskan bermain suatu game yaitu truth or dare, sebotol kaca kosong sudah berada di tengah-tengah mereka.
Azza memutar pertama botol itu dan mereka menunggu lama botol itu memutar, hingga akhirnya berhenti di Mona dan Azza serta Rezka saling pandang.
"Truth or dare?" Rezka yang mengajukan pilihan.
Mona tanpa berpikir panjang memilih Dare.
"Dare." Sontak Azza berdiri dan menunjuk salah satu murid cupu yang tengah makan sendirian.
"Cium bibir si cupu." Dengan santai Mona berdiri dan menerima, ia dengan santai pula berjalan menghampiri si cupu, beberapa murid yang disana terkejut melihat Mona yang sudah ada dihadapan si cupu.
Mereka sontak khawatir dan panik ke cupu itu karena Mona merupakan murid nakal di sekolah ini.
Namun ke khawatiran itu digantikan oleh sorakan terkejut dari seluruh murid, disusul suara sendok yang jatuh ke rantang besi miliknya.
Chup!
"Sudah." Hanya sekedar kecupan dan Mona meninggalkan si cupu yang terdiam dengan rasa terkejutnya.
Ia bahkan mengangkat kedua tangan menyentuh bibirnya sendiri.
"Yooo.. berani sekali."
"Jelas, Mona kkk." Duduk bersila kembali dan meraih botol, ia memutar cepat botol tersebut.
Kali ini berhenti di Azza, dengan cepat dan memotong Mona yang ingin berkata ia langsung mengatakan Truth.
"Truth."
"CK, gak seru." Rezka berceletuk meledek Azza, yang di ledek malah memeletkan lidah dan nyengir.
"Baiklah, warna beha lu apa?" Akan pertanyaan itu Mona mendapatkan jitakan kasih sayang dari Azza serta pelototan mata.
"Pertanyaan lu anjir."
"Udah jawab aja." Rezka meraih botol, ia bersiap memutar setelah Azza menjawab pertanyaan dari Mona.
"Pink."
"Bwuahahahaha Azza behanya pink woi."
"Woi!" Rezka merentangkan tangan kanan di tengah-tengah, mencegah perkelahian kecil yang mungkin terjadi antar Mona dan Azza.
Menarik Azza yang berdiri untuk duduk kembali dan Rezka mulai memutar botol.
"Awas lu." Ancam Azza dengan mata tajamnya mengarah kepada Mona.
"Tinggal awas."
"Nyebelin sumpah."
"Wlee."
"Udah Napa, ni botol berhenti di gua." Azza menghela nafas kasar sedang Mona cekikikan dan memandang Rezka.
"Truth or Dare?"
"Dare."
"Hm.. mari kita pikirkan dare apa yang bagus buat Rezka." Mona berpikir sedang Azza melihat sekeliling, mencari sekiranya target untuk dare Rezka.
Ia menyeringai tipis dan menoleh kepada Rezka.
"Yakin dare?"
"Yakin lah, Napa memangnya?"
"Soalnya gua udah dapat ni dare buat lu, takutnya gak kuat aja lu jalanin."
"Ngeremehin gua lu?"
"Enggak enggak, kkkk."
"Emangnya dare dari lu apa?" Mona bertanya dan Azza menyeringai kian lebar.
"Lu tau Bu Widya?" Seakan menyadari apa yang bakal di katakan Azza, Rezka langsung menolak keras.