Kita mundur ke beberapa tahun yang lalu, atau lebih tepatnya awal dari semua kekaguman rahasia Bu Tasya terhadap Jessica. Semua itu bermula disaat penerimaan siswa/i baru di sekolahnya, waktu itu Jessica datang kepadanya untuk meminta tanda tangan, Jessica tidak mengetahui sama sekali kalau dia adalah Guru.
Pasalnya waktu itu Bu Tasya hanya memakai pakaian santai, yaitu celana jeans ketat berwarna biru untuk bagian bawah dan sepatu kets berwarna putih, lalu bagian atas dia memakai kemeja oversize yang kedua lengan tangannya dilipat sebagian dan bagian depan bajunya dimasukkan dalam celana.
Hal itu membuat Bu Tasya sedikit tertarik kepada Jessica, hanya sedikit karena ia harus kembali ke perannya sebagai Guru, disaat pertama kali Jessica tau kalau dirinya seorang guru, anak itu heboh dan meminta maaf karena tidak sopan kepadanya, melihat bagaimana raut panik dan rasa bersalah itu membuat kekagumannya bertambah sedikit.
Seiring waktu kekagumannya terus bertambah, sehingga ia mulai berani melakukan hal sepertinya pengagum rahasia yaitu meletakkan secara diam-diam coklat ataupun surat. Bu Tasya sempat mengurungi niatnya karena tidak memiliki kesempatan sedikitpun untuk melakukan itu, dia takut ada yang melihat atau lebih parahnya ketahuan oleh Jessica.
Dan di hari itu juga atau lebih tepatnya di malam hari, Bu Tasya pulang terlambat dari jam biasanya karena mengurusi sejenak beberapa keluhan dari guru-guru terhadap muridnya.
Ia menghela nafas dikala semua keluhan berhasil diatasi, sebelum pulang Bu Tasya mengganti pakainnya dengan pakaian santai, ia juga memakai jaket berhodie karena tidak kuat dengan dinginnya malam.
Dirinya melangkah keluar dari ruangan guru, terus melangkah hingga melewati tangga dirinya berhenti, seketika ia menoleh ke tangga itu bahkan berbalik dan berjalan menaiki tangga. Ada, dia memiliki waktu dan kesempatan untuk melakukan itu, bergerak membuka pintu kelasnya dan berjalan lebar menuju loker.
Selama mengajar di kelas ini dia menyadari kalau beberapa murid meninggalkan kunci loker di tumpukan buku, Bu Tasya mencari dan menemukan milik Jessica. Ia langsung membuka dan meletakkan cepat secarik kertas serta coklat di atas buku paket.
Dan semenjak itu ia terus melakukannya.
Rasa kagum yang dia miliki mulai beralih ke rasa suka kepada Jessica, puncaknya disaat anak kelasnya tengah bertanding bola basket dengan sekolah lain, Bu Tasya menonton dari bawah pohon rindang yang menutupi cahaya matahari, dia memerhatikan lekat dan serius terhadap pertandingan itu, terlebih kepada Jessica.
Sorakan heboh terdengar dikala Jessica memasukkan bola ke dalam ring dan itu sebagai penentu kemenangan mereka. Bu Tasya turut bersorak kecil merayakan kemenangan itu, ia terus memandang Jessica yang di kerumunin dan dilontarkan beberapa pujian.
Lalu disaat Jessica mengankat jersey basketnya, terlihat jelas perut ber abs nya yang mengkilap karena keringat, Hal itu membuat kedua pipinya merona tiba-tiba, ia bahkan menggigit ujung telunjuknya.
Jantungnya berdetak kencang dan matanya terus menatap perut Jessica, hingga anak itu menoleh ke arah pohon dan membuat Bu Tasya tersadar, ia seketika kikuk dan menurunkan telunjuk sambil bergerak mundur lalu berbalik berjalan meninggalkan lapangan.
Tanpa Bu Tasya sadari, Jessica mulai merasakan suka kepadanya.
Disaat dirinya dipanggil ke BK karena anak-anaknya berkelahi, Bu Tasya sebenarnya sangat khawatir kepada Jessica karena wajah anak itu terdapat beberapa lebam, itu alasannya mengajak murid tengil itu keruangan guru. Dia mengobatinya dengan hati-hati sambil menyembunyikan rasa gugupnya serta menetralkan detakan jantungnya.
Pasalnya wajah mereka begitu dekat karena Bu Tasya mengobati sudut bibir Jessica, ia mencium wangi khas murid tengil itu yang membuatnya nyaman, Wangi yang lembut namun terbanding balik dengan sikap tengilnya.
Selesai mengobati dia menyuruh Jessica kembali ke kelas, dan seperginya Bu Tasya menunduk memandang kapas di tangan, ia mendekap kapas itu sambil mengigit bibir bawahnya. Masih teringat bagaimana wanginya parfum Jessica yang membuatnya nyaman.
"Hah.."
Malam harinya, Bu Tasya kembali meletakkan secarik kertas dan coklat setelah itu bergegas pergi dari kelas, ia melangkah menuruni tangga sehingga tidak menyadari seseorang yang keluar dari persembunyian.
Ya kalian tau pasti siapa orangnya.
"Saya menciduk ibu tadi malam, jadi jangan menyangkalnya."
"Enggak, saya enggak-." Ucapannya terpotong akibat ulah Jessica yang tiba-tiba menarik tubuhnya berpindah kepangkuan, sontak satu tangannya yang bebas memegang bahu Jessica, sedang satu lagi tangannya terbawa kebelakang karena masih di genggam oleh Jessica.
Rona merah di pipi tidak bisa lagi di sembunyikan, dia mengira bakal berlangsung lama namun pada akhirnya ketahuan bahkan oleh Jessica sendiri, tidak pernah terpikir kalau Jessica bakal mencari tau lebih.
"Sudah terciduk gini, bagaimana kalau kita pacaran saja bu?" Pernyataan yang jelas dan tidak ragu sedikitpun terdengar, Bu Tasya diam sambil menunduk lagi, namun dagunya di tahan oleh tangan kiri Jessica dan diangkat. Jessica ingin memandang lama wajah pengagum rahasianya yang sekarang berada di pangkuan.
"Ini diluar ekspetasi saya bu, tidak terpikirkan kalau orang itu adalah ibu." Kepalanya maju sedang Bu Tasya memundurkan kepalanya dan mencengkram bahu kiri Jessica.
Jessica menarik sedikit kepalanya dan menatap dalam Bu Tasya yang kini mengalihkan pandangan setelah dagunya di lepas. gurunya menolak, namun Jessica tidak kehabisan akal, ia masih mengingat jelas waktu itu ekspresi Bu Tasya disaat melihat perutnya.
Ia menggerakkan tangan yang masih mengenggam tangan Bu Tasya ke perutnya sendiri, menempelkan ke perut dan menahan tangan itu disaat mau di tarik.
"Lepas." Jessica menggeleng, ia menggerakkan pelan tangan Bu Tasya yang berada di perut, membiarkan guru itu sendiri merasakan lekukan abs miliknya. Dan perlahan kepala itu bergerak kedepan dan sedikit menunduk memandang tangannya.
"Lihat.. ibu menyukai perutku."
"Diam kamu." Berucap pelan bahkan lirih karena malu, ia kian menunduk dan mulai intens mengusap perut Jessica, si pemilik perut hanya diam dengan senyuman hangat melihat Bu Tasya. Ia perlahan menggerakkan maju kepala dan Bu Tasya mendongak puas memandang perut hingga dirinya terkejut dan terdiam membeku merasakan lembut di bibir.
Matanya melotot kecil dikala Jessica menarik kepala sehabis memberikan kecupan singkat di bibir, ia membawa satu tangannya keatas menyentuh bibir. Jessica tersenyum teduh dan bergerak meraih lembut tangan itu lalu kembali menempelkan bibir, kali ini dia menahan kepala belakang Bu Tasya dengan tangan bebasnya, takut guru itu menolak.
Bukan sekedar kecupan sekarang, melainkan Jessica mencium dan mengemut pelan bibir atas Bu Tasya, guru itu diam namun dia mendengar detakan jantung Bu Tasya yang cepat, ia memejamkan mata dan menggerakkan pelan kepala ke kanan. Bibir yang lembut, kenyal dan manis membuat Jessica ketagihan walaupun belum ada balasan sedikitpun, Jessica mengabaikan itu. Dia fokus melumat, mengulum dan mencumbu, bahkan memberikan hisapan kecil dan lidahnya terjulur bermain di mulut yang masih terkatup.
Hingga Jessica menarik kepala menghentikan ciuman dengan hisapan tipis di bibir bawah lalu memandang Bu Tasya dengan wajah yang sudah merah padam, guru itu kembali menyentuh bibirnya dengan tangan yang bebas, setelah itu menurunkan pelan sambil menggerakkan sedikit badan condong ke depan, kali ini Bu Tasya yang mempertemukan kedua bibir, ia bahkan melumat intens dan dalam. Hal itu membuat Jessica tersenyum lebar dan senang hati membalas cumbuan rakus Bu Tasya.
Guru itu bahkan melingkarkan satu tangannya di leher, ia juga mengusap sensual tengkuk murid tengilnya, membuat sekujur tubuh Jessica meremang, terlebih kepala belakangnya di tekan dan sedikit mendongak karena posisi Bu Tasya sedikit berada diatas.
Kalian pasti kesal wkwkwkwkw.
Author melarikan diri part2.
Btw kalau ada typo tolong kasih tau ya, dan votementnya. Jam 3 shubuh ini saya lanjutinnya.