"Bagian bawahmu sudah sangat basah." Aku tau, sedari tadi aku merasakan gatal dan basah, namun aku diam karena tidak ingin dia berbuat lebih.
Namun, telapak tangan kanannya yang besar dan dingin menyentuh Vagina basahku, tubuhku tersentak kecil dan kepalaku terdongak keatas, padahal hanya menyentuh namun entah kenapa kurasakan ribuan volt sengatan listrik serta kupu-kupu didalam perut.
Telapak tangan kanannya yang dingin itu perlahan mulai bergerak mengusap Vaginamu, setiap usapan pelan dan lembut darinya membuatku melenguh tertahan dan menggeliat gusar, aku mengigit bibir bawah menahan lenguhan dan perlahan membuka mata memandangnya, mata merahnya sudah berganti dengan mata hitamnya, ia tersenyum hangat memandangku dan mengusap kepalaku.
Terus bergerak mengusap Vaginaku yang tembem dan basah, gigitan bibir bawahku terlepas dan lenguhan panjang namun pelan terdengar di telinganya, aku menggeleng tidak kuat dan meremat bantal yang ada di kepalaku, rasa gatal dan basah membuatku menginginkan lebih, bokongku sedikit terangkat dan membuatnya terkekeh kecil.
"Sekarang kamu yang menginginkannya."
"iyahhh.." Aku tidak menyembunyikannya lagi, usapannya yang dia berikan sungguh nikmat karena aku baru kali diperlakukan seperti ini, lalu usapan cepat dan sedikit menekan ia berikan, seketika aku mendesah pelan dan tersentak kecil tubuhku.
"Eumhhh hahhh... Hahhh.." Desah ku berisik hingga menggema di dalam kamar, aku bahkan tidak memperdulikan kalau orang lain bisa mendengar desahanku.
"Menyukainya?" Mengangguk dan menatap seduktif dirinya, entah dari mana aku belajar, yang jelas aku begitu nakal dibawah kukungannya, kedua tanganku naik dan meraba tubuhnya dan meremas kedua payudaranya, kulihat dia yang melotot terkejut, namun setelah itu menyeringai tipis dan memelankan usapanku, ia juga sesekali memainkan jari tengahnya di klitorisku dan lubangku.
"Kamu sudah bisa memancingku ya." Mengangguk dengan jilatan bibir bawahku sendiri dan mengigit sudut bibirnya, mata hitamnya perlahan membesar dan ia menjilati bibir bawahnya, tubuhnya bergerak membungkuk dan ia kembali mencium bibirku, melumat dengan rakus sambil memasukkan jari tengah kedalam lubangku.
"Arghh.." Ia terus mengulum bibir bawahku hingga rasa sakit dibagian bawah teredam dengan kuluman darinya, perlahan ia bergerak menusuk lubang ku, rasa perih karena baru pertama kali lubangku dimasukkan sesuatu.
"Shhhh... Heumphhh."
"Rileks Layla.." Ucapnya disela ciuman, aku mengangguk dan mengernyitkan dahi setiap tusukan jarinya ke lubangku, namun selang beberapa menit aku mulai merasakan nikmat dari jarinya.
"Eunghhh... Hahhh.." Ciuman terhenti karena aku mendongak dan mendesah nikmat, aku memeluk kepalanya yang bergerak turun menjilati leher dan tulang selangkaku, sedikit melebarkan paha lagi supaya dia tidak kesulitan dan bokongku sedikit naik pula.
"Ahhhh.. i-ini enakhhh hahhh."
"Ada yang lebih enak, Layla." Aku seketika penasaran di sela-sela erangan kenikmatan, bokongku perlahan bergerak dan mulutku tidak hentinya meracau kotor.
"Owhhhh... Hahhh.. yahhhh.." Terlebih dia menambah jari dan bergerak cepat serta sedikit berantakan, bunyi becek terdengar jelas di ruangan kamar, bahkan suara decitan kasur juga terdengar.
"Ak-aku hahh.. mau- mau hahhhhh...." Lenguhan panjang dan bokong yang naik sebagai penanda aku mendapatkan klimaks, tubuhku bergetar kecil menyemburkan cairan bening.
"Klimaks pertamamu." Ucapnya sambil menarik ketiga jari dan menjilatinya.
"Masih kuat kan."
"Enggak.. aku sudah capek." Dia tersenyum miring mendengar perkataanku, ia juga menarik tubuhnya dari atas tubuhku, seketika aku merasa lega karena dia sudah selesai, namun dugaanku salah, tujuannya turun dari tubuhku karena ia mau membuka baju dan celana miliknya, seketika mataku bergetar kecil melihat sesuatu yang panjang dan besar berdiri tegak di selangkangannya.