5.🌼 Membujuk

15.2K 711 26
                                    

Happy reading.
.
🌼
.

Di UKS Albian menyuruh petugas untuk memeriksa keadaan adiknya setelah Alin mengganti seragamnya dengan yang baru.

Bahkan sudah tiga kali Albian menyuruh petugas untuk memeriksa Alin, ia masih tidak puas dengan jawaban petugas tersebut jika adiknya baik-baik saja.

"Alin baik-baik saja Albian, dia hanya terkena jus jeruk jadi tidak ada luka yang perlu kamu khawatirkan." Jelasnya dengan tersenyum paksa, dia kesal juga di paksa untuk memeriksa nya berkali-kali hanya ke tumpahan jus jeruk saja.

"Hanya kau bilang?! Adikku ke tumpahan jus dingin, bagaimana jika dia masuk angin hah?" Tegas Albian dengan nada rendah, dia tak mau membuat adiknya takut dengan suara kerasnya.

Terlihat perempuan itu sudah tak sanggup menghadapi nya, dia tak tahu lagi mau bagaimana. "Aku sudah memberikannya teh hangat, agar dia tidak masuk angin kalau itu yang kamu khawatirkan." Jelasnya dengan senyum terpaksa, bahkan sangat terpaksa.

"Kalau begitu saya pamit, karena ada urusan mendadak. Assalamualaikum." Tak mau bertambah pusing, wanita itu memutuskan untuk pergi dari UKS sebelum benar-benar setres sendiri di sana.

Albian menatap adiknya yang sudah ia selimuti agar adiknya tidak masuk angin. Alin juga ikut menatap Abang nya dengan raut wajah polos nan lugu.

"Alin gak papa kok bang." Ucapnya. Albian tersenyum, lalu tangannya terulur mengelus rambut adiknya.

Tiba-tiba pintu UKS terbuka menampakkan Arsan yang berdiri di depan pintu.

"Abang!" Seru Alin senang melihat Kakaknya datang.

Albian menelan ludah dengan susah payah saat merasakan aura tak enak dari Arsan, di tambah tatapan tajamnya yang begitu mematikan. Dia tidak terkejut lagi jika Abangnya bisa mengetahui apa yang tadi terjadi saat di kantin.

"Bang Arsan!" Panggil Alin lagi pada Arsan, Albian lantas menghembuskan nafas lega saat sudah tak merasa aura tersebut. Untung saja Alin menyelamatkannya teman-teman.

"Alin gak papa kan sayang?" Tanya Arsan lembut yang langsung saja membawa Alin ke dalam dekapan hangatnya.

"Em, Alin gak papa kok." Alin membalas pelukan sang kakak.

"Kita pulang sekarang." Ujar Arsan tegas namun dengan nada lembut. Dia tak mau membuat adiknya takut padanya.

Tanpa membuka selimut yang melilit tubuh Alin. Arsan langsung menggendongnya, membawanya keluar dari UKS menuju parkiran di mana mobil nya berada.

Arsan mendudukkan Alin di kursi depan, lalu menatap Albian. "Kau tetap di sekolah." Albian mengangguk tanpa protes, dia mencium kening Alin sebelum Arsan menutup pintu mobil.

Albian diam menatap mobil Arsan pergi dari halaman sekolah nya. Setelah melihat mobil itu dia baru berjalan masuk.

"Bang!"

"Alin ke mana bang?" Tanya Alden setelah berada di hadapan Albian.

"Pulang sana bang Arsan, di jemput langsung pulang."

"Sial! Alin pasti masih takut sama gue bang, jangan sampai Alin gak mau bertemu dengan gue bang..." Ucap Alden dengan kalimat nya sedikit merengek.

"Gue kelepasan bang, marah di depan Alin. Gue gak mau Alin sampai marah dan gak mau ketemu lagi sama gue." Rengek nya lagi.

"Bang Bian!" Kata Alden dengan sedikit menaikkan suaranya karena Albian tak menghiraukannya.

"Apaan sih Lo, bikin kaget aja. Itu sih urusan lo! Bukan urusan gue." Ujar Albian yang bodo amat dengan masalah adiknya itu.

"BANG BIAN! GUE BILANGIN SAMA BUNDA YA, AWAS AJA LO!." Teriaknya karena Albian pergi meninggalkan nya begitu saja.

***

Pulang dari sekolah, Alden singgah membeli marshmellow dan juga susu kotak rasa pisang kesukaan Aurora.

Dia ingin langsung ke kamar Alin namun tidak diizinkan oleh Afkan karena bisa mengundang kuman jika masuk ke kamar Alin. Jadilah Alden mandi dan mengganti baju baru diizinkan masuk ke kamar gadis kecil itu.

Tok tok.

"Alin sayang, ini bang Alden. Abang masuk ya"

Cklek.

Alden membuka pintu kamar Alin dengan pelan. Dia melihat Alin yang sedang membaca buku seraya memakai earphone.

"Pantesan gak dengar." Gumam Alden tersenyum kecil melihat punggung kecil Alin.

Alden meletakkan satu bungkus besar marshmellow di atas meja belajar Alin membuat gadis itu menoleh.

Matanya langsung berbinar-binar melihat marshmellow tersenyum. Alin mendongak menatap siapa yang memberikannya.

"Untuk adik Abang yang manis." Ujar Alden memberikan senyuman terbaiknya. Dia juga menunjuk satu dus susu kotak dan lagi-lagi membuat Alin senang bukan main.

"Wow, makasih Abang." Alin langsung melompat memeluk Alden mengucapkan terima kasih untuk pria itu.

Sepertinya Alin sudah melupakan kejadian tadi, syukurlah kalau begitu. Gue gak perlu susah payah membujuk nya.

Alden membalas pelukan adiknya tak kalah erat, mencium seluruh wajah Alin kecuali bibir tentunya sebelum melepaskan pelukannya.

"Alin suka?" Alin dengan cepat menganggukkan kepalanya dengan mata yang berbinar bahagia.

"Jangan diminum langsung ya cantik, nanti sakit perut kalau minum berlebihan."

"Siap kapten!" Alden tertawa melihat itu lalu kembali memeluk adiknya.

TBC.



Vote dan Komen guys

Mawar Jk

Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang