12.🌼 Salah cari lawan2

9.8K 539 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sore ini Alin sedang bersantai ria bersama abangnya Arkan. Hanya dia yang free dari saudaranya yang lain, dan mungkin mereka juga sebentar lagi akan pulang.

Dengan duduk di atas pangkuannya Arkan Alin menonton dua saudara kembar yang botak yang berasal dari Malaysia itu.

"Abang mwulut Awblin pwenuh." Ucap Alin tak jelas karena mulutnya penuh marshmellow. Arkan tas sadar menyuapi adiknya terus menerus, Alin juga menerimanya hingga mulut nya benar-benar penuh.

"Astaga dek, maaf sayang." Mengambilkan minum untuk Alin dan membantu nya minum.

"Udah baik?" Alin mengangguk.

"Maafin abang ya, Abang gak sadar."

"Gak papa kok, Abang gak usah minta maaf." Arkan tersenyum, dia mengacak rambut Alin dengan gemas.

Arkan menarik Alin untuk dekat dengannya lalu mereka kembali fokus pada televisi, hingga beberapa menit kemudian Alin berbicara.

"Bang Arkan."

"Kenapa hm?" Tanya Arkan seraya mengelus rambut Alin dengan lembut.

"Bang Alfan kapan pulang? Kangen Abang Alfan~"

"Insyaallah besok bisa pulang kok sayang."

"Benarkah?"

"Ya."

Alin langsung masuk ke dekapan Arkan. "Gak sabar ketemu Abang Alfan." Ucapnya dengan riang.

Arkan hanya tersenyum seraya mengelus rambut adiknya, sesekali dia juga mengecup kening Alin.

***

Saat ini Alya baru saja selesai meeting dengan client nya. Namun, saat dia hendak pulang ada seorang perempuan yang menyapa nya.

"Alya."

Merasa ada yang memanggil namanya Alya menoleh, seorang perempuan yang wajahnya tak asing. Tapi siapa?

"Lo Alya kan?"

"Iya." Jawab Alya singkat. Dia masih tak mengingat wanita itu.

"Gue Caca, teman sma lu kalau Lo lupa." Ucap wanita itu yang bernama Caca.

"Oh, kamu Caca ya. Apa kabar ca?" Tanya Alya, dia baru ingat. Ternyata wanita itu adalah Caca, teman sma nya dulu.

"Sekarang Lo sombong ya Al, mentang-mentang udah jadi orang kaya." Ucap Caca menatap Alya dari atas sampai bawah.

"Maksud kamu?"

"Gak usah sok gak ngerti dah lu."

"Aku emang gak ngerti, datang-datang kamu bicara seperti itu." Ujar Alya.

"Sayang." Seorang pria dan yang yang seumuran dengan mereka datang. Caca tersenyum sombong, dia merangkul pria tersebut yang tak lain adalah suaminya sendiri.

"Loh, kamu Alya bukan?" Tanya pria itu melihat Alya.

"Gue Reza, Al." Lanjutnya saat melihat ekspresi bingung Alya.

"Oh Reza."

"Iya, kenapa? Lo gak suka?" Potong Caca sewot.

Waktu SMA ada gosip yang Caca dengar kalau Alya menyukai Reza, suami yang sekarang. Lalu Caca menggoda Reza agar menjadi miliknya.

Alya hanya tersenyum, dia sudah tau betul bagaimana sifat Caca. Tapi dia juga gak nyangka kalau Caca tak berubah sama sekali.

"Oh iya, gue sama Reza baru beli rumah baru. Gue harap Lo bisa datang. Lo pasti tau kan perumahan XXX yang paling mewah itu? Rumah baru gue di sana." Ucapnya sombong.

"Insyaallah aku datang ya."

"Gue juga dengar, kalau Lo dulu hamidun ya al? Sama siapa tuh? Om-om yang mana tuh, suami Lo tau?" Tanya Caca.

"M-maksud kamu?"

"Lo gak usah ngeles al, semua anak-anak juga pada tau kalau lu hamil di luar nikah sama om-om."

"Mama?"

"Loh sayang?" Alya terkejut melihatnya putra sulungnya.

"Mama meeting di sini juga?" Tanya Argan. Dia mencium punggung tangan Alya .

"Iya sayang, ini Mama baru selesai." Jawab Alya.

"Oh iya, kenalin ca, za. Ini Argan putra sulungku." Kata Alya memperkenalkan Argan.

"Anak Lo sama om-om itu Al?"

"Ca!" Ucap Reza tegas memperingati sang istri.

"Kenapa mas? Emang bener kok kalau Alya hamil gara-gara suka main sama om-om."

Argan mengepalkan tangannya menahan emosi, dia paling tak suka jika ada seseorang menghina ibunya.

"Ma, kita pulang yuk." Argan mengajak Alya segera pulang agar Mamanya tak mendengar hinaan dari Caca.

Tapi sebelum itu dia berbisik pada Reza.

"Sepertinya anda kurang mendidik istri anda pak Reza. Ini peringatan pertama untuk kalian, jika ini terulang lagi aku tak akan segan-segan menghancurkan kehidupan kalian." Bisik nya. Argan tersenyum miring, mungkin dia hanya memberikan peringatan. Tak tau dengan Arsan, karena dia pasti sudah tau juga tentang ini semua.

Reza seketika merinding, di tak bisa membayangkan hal itu. Setelah kepergian Alya dan Argan dia langsung menatap istrinya dengan tajam.

"Kamu tau, siapa pria tadi?" Tanya Reza.

"Anaknya Alya?"

"Ya, putra sulung Alya. Sekarang bos tempat kerja aku. Dan kau sudah bersikap tak sopan pada ibu bos aku ca, bagaimana kalau aku di pecat? Rumah yang kau impikan itu tak akan nyata!"

"Kamu gak usah bercanda deh mas, mana mungkin tau." Balas Caca tak percaya.

"Awalnya aku juga kaget, tapi ini nyata. Ngapain juga aku berbohong. Lain kali lihatlah berita yang berguna, bukan hanya gosip yang tak ada sama sekali gunanya."

"Lain kali kalau mau bertengkar sama ibu-ibu yang lain aja, kamu jangan mengusik Alya lagi. Cari lawan yang sama, kau sudah mencari lawan yang salah." Reza langsung pergi meninggalkan istrinya.

"Loh, mas. Kok aku di tinggal sih. Sialan. Ini semua gara-gara Alya, dari dulu emang suka banget berantakan hidup gue!"


Tbc.





Vote dan Komen!

Spam komen 🫶 disini...

See u


Mawar Jk







Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang