27.🌼 Jagung Bakar

5.1K 223 8
                                    

Vote sebelum membaca!

Happy Reading

.
.
.

15:30

Seluruh siswa Bangsa berbondong-bondong keluar untuk pulang, begitu pun dengan Alin dkk.

Ririn, Bunga dan Sari sudah di percaya untuk berteman dengan Alin sekaligus menjaga Alin. Seperti saat ini Bian dan Alden yang akan mempersiapkan diri untuk berlomba dan harus tetap di sekolah.

"Itu dia pak Panji, Alin duluan ya Ririn Sari Bunga." Pamit Alin.

"Iya lin, kita juga udah mau pulang."

Mereka saling melambaikan tangan. Ketiga gadis itu pergi ke parkiran mengambil mobil, lalu Alin berjalan menuju mobil jemputannya.

"Silahkan masuk non Alin."

"Makasih pak Panji."

Sebelum pintu mobil tertutup, Emma memanggil Alin lalu sedikit berlari menghampiri Alin.

"Alin, aku boleh nebeng gak? Aku gak di jemput karena kakak aku ada kerjaan."

"Oh, boleh kok. Kamu kasih aja alamat rumah kamu sama pak Panji." Ujar Alin.

Makasih Alin, kamu baik banget padahal kan kita baru kenal. " Alin hanya tersenyum menanggapi nya.

Emma segera masuk ke dalam dan duduk di sebelah Alin. "Pak rumah saya di jalan X no. X ya pak."

"Iya, siap."

Emma membuka handphone dan masuk dalam chat room.

Setelah mengetik dan mengirim pesan itu Emma mematikan handphone nya lalu memasukkannya dalam saku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengetik dan mengirim pesan itu Emma mematikan handphone nya lalu memasukkannya dalam saku.

Sesampainya di alamat yang Emma berikan, Emma berterima kasih pada Alin.

"Makasih ya Alin, udah mau anterin aku samapai rumah. Kamu mau mampir ke dalam gak?" Tawar Emma
"Enggak dulu ya Emma, aku di suruh cepat pulang sama Mama aku."

"Yaudah, tapi lain kali kamu mampir iya."

"Iya, itu pasti. "

"Bye"

Di lain tempat, seorang pria tersenyum puas saat menerima sebuah pesan.

"Ternyata dia bisa juga di andalkan, dengan begitu rencanakan akan berjalan dengan lancar HAHAHH." Tawanya menggelegar di rungan tersebut

***

19:45

Setelah sholat Isya, Alin dan keluarga sudah siap bakar-bakar jagung di halaman rumah.

Jagung sudah siap,pembayarannya pun sudah siap juga. Yang bertugas membakar jagung adalah Bian dan juga Alden, tapi Alin juga ingin membakar jagung namun akhirnya hanya diam di samping Bian, sekali-kali menegur kedua kakaknya itu saat tak fokus membakar.

Bukan acara spesial, hanya ingin bakar-bakar jagung saja. Alfan mengambil gambar jagung yang sudah matang lalu mengirimkan nya pada Arkan yang sedang berada di negari orang.

Alfan tertawa melihat balasan chat Arkan, dia mengirimkan video dirinya saat memakan jagung tersebut.

"Sudahlah Alfan, tidak baik ketawa sambil makan. Nanti keselek." Tegur Alya.

"Iya mam."

"Kak, yang ujung sudah matang." Ujar Alin menunjuk jagung yang paling ujung sebelah kiri.

"Idah cukup ini, ayo ke sana." Bian mengangkat semua jagung yang sudah matang lali membawa nya ke keluarnya yang sudah duduk melingkar.

"Udah matang semua nih?"

"Masih ada yang belum di bakar kak, kata kak Bian udah cukup. " Jawab Alin.

"Udah cukup kok, ato sini duduk makan."

Mereka semua duduk dengan tenang menikmati jagung masing-masing seraya menatap indahnya langit malam.

Setelah acara bakar-bakar itu mereka kembali ke kamar masing-masing karena hari sudah sangat malam.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelah malam, Alin keluar dari kamar mandi setelah menggosok giginya.

Alin tersenyum melihat tumpukan makanan di atas sofa yang ada di kamar nya. Itu adalah oleh-oleh dari Rangga yang baru pulang perjalanan bisnis, pria itu tak bermalamdi sana tapi pulangnya membawa oleh-oleh begitu banyak.

Rencananya Alin mau membagikannya besok lada teman-teman nya. Tapi Alin lupa membungkus nya dan masih berantakan di atas sofa.

Alin mengambil paper bag kecil lalu memasukkan secara rata ke dalamnya. Terhitung 25 paper bag yang sudah tersusun rapi dan itu sudah lebih dari cukup untuk satu kelas karena mereka hanya berjumlah 22 orang di tambah Emma menjadi 23 orang.

Setelah membereskan semuanya Alin langsung naik ke kasur, tak menyangka bahwa untuk mengurus semua itu membutuhkan waktu hampir satu jam.

Alin berdoa lalu berbaring, menutup matanya agar cepat terlelap. Tak butuh waktu lama Alin sudah memasuki mimpi nya.

Tbc.

Jangan lupa Vote dan Komen ya...


Mawar Jk

Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang