16.🌼 Hadiah?

8.8K 453 34
                                    

Arkan dan Rangga sudah pulang dari rumah Oma dan Opanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arkan dan Rangga sudah pulang dari rumah Oma dan Opanya. Alin tidak ikut kembali bersama dengan mereka, karena Oma Diana yang menahan Alin untuk tidak pulang. Ketika memasuki rumah, Arkan dan Rangga di buat bingung karena keadaan rumah yang sepi, bisanya orang rumah sudah ada dirumah jika pukul begini.

"Kok sepi banget? Yang lain kemana?" Tanya Rangga.

Kini keduanya duduk di ruang tengah. "Tunggu bentar, gue hubungi yang lain dulu." Ucap Arkan seraya mengeluarkan handphone dari saku.

"Eh, bang Argan menelpon."

"Ayo angkat." Rangga menggeser tombol hijau itu.

"Halo kak?"

"Assalamualaikum." Keduanya menyengir lalu menjawab salam.

"Waalaikumussalam."

"Kalian masih di rumah Oma?" Tanya Argan langsung.

"Enggak, kita udah ada rumah. Rencananya kita mau ambilkan pakaian untuk adek yang bermalam di sana. Oh iya kok rumah sepi banget, yang lain pada kemana?"

"Di rumah sakit."

"Siapa yang sakit?" Kini Arkan yang membuka suara.

"Bunda."

"Kenapa? Bunda Kenapa?" Tanya keduanya cepat.

"Kecelakaan, kalian tidak perlu khawatir. Arsan akan mengurus ini. Setelah mengantarkan pakaian adik, kalian langsung ke Bandara jemput Alfan."

"Iya bang."

"Hm, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam. "

"Ayo cepat." Rangga mengangguk. Mereka naik ke lantai dua memasuki kamar untuk mengambil pakaian sang adik.

Keduanya akan mengantarkan pakaian untuk Alin sebelum pergi menjemput Alfan di bandara. Mobil keduanya melaju kembali menuju kediaman Oma dan Opanya.

"Oma, sampaikan salam pada Alin ya, kami gak bisa mampir. Oma sudah tahu kan? kabar Bunda Aira." Ujar Arkan.

"Iya, Oma tau. Kalian hati-hati bawa mobilnya meskipun terburu-buru." Pesan Diana.

"Oh iya, sampai salam Oma sama Bunda kalian ya. InsyaAllah Oma sama Opa besok ke sana."

"Iya Oma, kami pamit dulu." Keduanya mencium punggung tangan Diana secara bergantian, lalu masuk ke mobil.

Disisi lain, Alfan yang sudah sendari tadi menunggu saudaranya yang menjeputnya di bandara. "Mereka lama sekali." Ucap Alfan berdecak kesal.

Tin tin!

Kaca pintu mobil itu terbuka. "Ayo cepat naik." Ujar Rangga pada Alfan yang menatap kedua saudaranya dengan malas.

Alfan menggiring koper nya, memasukkan nya pada bagasi mobil baru setelah itu naik ke mobil.

Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang