2.🌼 Perihal Tidur Bersama

24.9K 873 3
                                    

Yang lagi malas membaca tapi tetap pengen tau atau penasaran sama cerita ini bisa dengan di atas yaaa☝️



Happy Reading
.
🌼
.

Seperti yang di bicarakan, bahwa mereka akan makan malam di restoran. Disinilah mereka semua di ruangan VIP yang terlihat para pegawai restoran keluar masuk mengantarkan makanan mereka semua.

"Bunda, Alin mau yang itu." tunjuk Alin pada lobster yang kebetulan berada di hadapan Aira. Lobster dan udang adalah makanan kesukaan Alin.

"Ini sayang," Aira mengambil lobster tersebut dan memberikannya pada Alin.

"Makasih Bunda."

"Sama-sama sayang."

"Sebelum makan alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu," ucap Gara menatap semua anggotakeluarga, ia pun mulai memimpin doa makan.

"Bismillahirrahmanirrahim, emhh." Alin langsung melahap lobster tersebut dengan saus tomat dan mayonaise, saus yang pedas di jauhkan dari jangkauan nya oleh para Abang posesif nya, takut membuat perut adik kecil nya sakit.

"Pelan-pelan sayang," Argan membersihkan noda saus di pipi sang adik, lobster yang besar jadi saus nya kemana-mana karena tidak muat dimulut kecil Alin.

Alin menampilkan senyum polos dan cengiran lucu lalu kembali menyuapi dirinya.

"Makan nasi juga dong sayang," ujar Afkan mendekatkan piring yang berisi nasi pada Alin.

"Nanti aja Abang, Alin mau habisin ini dulu." jawab Alin setelah menelan kunyahannya.

"Yaudah gak papa, yang penting nasi nya di makan ya sayang." ujar Rangga lalu mengelus puncak kepala Alin dengan gemas.

Para orang tua tersenyum melihat itu, Alya mengambilkan makanan untuk suaminya dan tak lupa juga untuk putra-putra nya. Begitupun dengan Aira yang mengambilkan makanan untuk Raka dan kedua putranya.

Mereka semua makan dengan tenang hingga semua makanan habis. "Alhamdulillah, kenyang banget," kata Alin mengelus perut nya yang sedikit menggembung karena kekenyangan.

"Sayang lain kali gak baik terlalu kekenyangan, nanti perutnya bisa sakit loh." kata Alya menegur putri nya. Ia tidak menegur nya saat makan tadi, ia menunggu saat sang anak selesai makan saja.

"Maaf Mama, soalnya semua makanan nya enak semua." kata Alin.

"Gak papa, lain kali diingat ya sayang." Alin lantas menganggukkan kepala menanggapi.

"Baiklah, sekarang kita pulang?" Aira bertanya pada yang lain.

"Pulang aja istirahat, besok kan anak-anak juga sekolah." jawab Raka disetujui oleh semua.

"Alin setuju kan?" tanya Raka pada sang keponakan..

"Iya Ayah, Alin juga gak mau besok terlambat nanti Alin dihukum berdiri di lapangan seperti Isa Ayah."

"Gak ada yang berani menghukum adik kecilku ini, kalau berani Kakak yang akan menghukum nya balik." tukas Alfan membuat Alin terkekeh.

"Tapi-tapi. Alin mau beli marshmellow, nanti singgah di minimarket ya Papa!" Seru Alin berbinar.

"Emang stok yang di rumah sudah habis?" Tanya Gara dibalas gelengan oleh Alin.

"Di rumah tinggal sedikit Papa." Jawabannya jujur.

"Baiklah, kita singgah beli sebentar marshmellow nanti," Putus Gara, Alin segera memeluk Gara dan mencium pipi sang Ayah.

"Makasih Papa."

"Yaudah, ayo pulang." Ajak Alya setelah semua siap, dia berdiri dari duduknya mengambil tas dan berjalan keluar bergandengan dengan Gara.

Begitu pun dengan Aira dan Raka, sedangkan yang lain di belakang mengikuti kedua pasangan itu ke mobil masing-masing dan melaju menuju rumah.

.
.
.

"Alin sayang, Alin mau kan tidur sama Abang?" tanya Arkan memasuki kamar adik nya yang kebetulan pintu terbuka jadi ia masuk begitu saja, di dalam ia melihat sang adik yang tengah mempersiapkan peralatan sekolah untuk besok, jangan sampai ia melupakan buku.

"Mau!" seru Alin, setelah beres dengan tas, ia segera menghampiri Arkan.

"Yaudah, ayo ke kamar abang sekarang." Arkan membawa Alin ke dalam gendongan nya lalu membawa Alin ke kamar milik nya, kenapa bukan di kamar Alin saja?

Karena Arkan tidak ingin saudaranya yang lain datang dan mengganggu waktu nya, ia hanya ingin tidur berdua dengan adik nya tanpa di gangguan oleh yang lain.

Tok tok tok.

"Abang!"

Baru saja dia berbaring di kasur sudah ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dan Arkan tebak itu adalah suara milik Alfan.

"Bang, buka pintunya!" Teriakan dari luar sana.

"Ck, ganggu." Decak Arkan dalam hatinya, mana mungkin ia langsung bicara kasar ketika ada sang adik tercinta.

"Bang Arkan, itu suara abang Alfan." Kata Alin mendapatkan elusan di kepalanya.

"Iya, Abang bukain ya." Alin menganggukkan kepala lucu membuat Arkan gemas hingga mengecup pipi kiri sang adik.

"Abang!"

"Iya-iya sabar." Dengan malas Arkan turun dari kasur berjalan menuju pintu lalu membukakan pintu untuk Alfan.

Cklekk.

Tanpa basa basi Alfan langsung menerobos masuk dan berbaring di ranjang Arkan. Arkan sendiri berdecak pinggang, lalu menutup pintu kamar nya sebelum masuk menyusul.

Arkan naik di sisi kiri kasur ikut berbaring dengan posisi Alin di tengah-tengah keduanya.

"Tidur ya princess, besok kan sekolah." Bisik Alfan seraya memeluk sang adik tercinta.

Arkan yang tidak ingin kalah pun ikut memeluk sang adik. "Besok Kakak antar ke sekolah." Kata Arkan ikut berbisik.

Alin hanya menganggukkan kepala menanggapi, matanya sudah mulai memberat hingga ia masuk ke alam mimpi nya.

Cup.

"Mimpi indah sayang."

Cup.

"Mimpi indah sayang"

Kali ini Alfan yang tidak ingin kalah ikut mengecup kening Alin. Lalu keduanya larut dalam keheningan hingga masuk ke alam mimpinya masing-masing.

Tbc.

Mawar Jk

Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang