20.🌼 Trauma

9.6K 409 36
                                    

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

"Terlambat." Ujar Arsan datar yang sudah ada di hadapan Bondan membuat pria itu terkejut bukan main.

"Kau!"

Bugh.

Arsan memukul perut Bondan membuat Bondan terjatuh ke belakang. "Sialan kau!" Arsan hanya tersenyum miring.

Semua pengawal Bondan sudah terkapar tak berdaya di lantai, kini tinggaldi sendi, Bondan mundur secara perlahan saat Arsan menghampiri nya.

"Polisi akan datang mengurus semua bawahanmu, dan kau ikut dengan kita." Ujar Argan menatap Bondan.

Arsan tersenyum iblis menatap Bondan yang terlihat bergetar ketakutan. Bulu kuduknya meremang merasakan aura yang tak enak pada Arsan.

"Sialan, kalian semua." Teriak Bondan.

"LO YANG SIALAN, BRENGSEK!" Teriak Arkan emosi.

Bugh.

Bugh.

Arkan menghajar Bondan membabi buta.

"Ayo kita ke rumah sakit!" Teriak Gara saat Alin tidak sadar diri di pelukannya. Arkan berhenti memukul mendengar suara Gara.

"Tuan." Pria serba hitam menghadap pada Arsan.

"Bawa dia ke tempat." Titahnya membuat bawahannya itu mengangguk mengerti.

"Ayo."

Mereka pun keluar terburu-buru mengikuti Gara yang sudah duluan membawa Alin ke mobilnya.

"Argan cepat!" Titah Gara setelah mereka semua sudah naik di mobil.

"Adek." Alfan mengelus pipi Alin yang terlihat memar.

Mobil mereka melaju dengan cepat menuju rumah sakit terdekat. Sekarang Alfan yang menggendong Alin masuk ke rumah sakit.

"Dokter, suster!"

"Mana Dokter nya!"

"Anjing, kenapa kalian lama sekali!"

"Cepat sialan!"

"Akan ku hancurkan rumah sakit sialan ini."

Alin langsung di tangani oleh Dokter, meskipun Dokter itu bergetar ketakutan. "Maaf tuan, mohon tunggu di luar." Ucap suster yang menghentikan mereka yang ingin ikut masuk.

Bugh.

Arsan memukul tembok membuat suster itu terkejut setengah mati lalu menutup pintu dengan pelan.

"Tenangkan diri kalian, Papa akan menghubungi orang rumah."

Beberapa menit kemudian.

"Sialan, kenapa mereka lama sekali memeriksa adek."

"Sabar." Alfan mendengus sebal, mereka semua menunggu dengan tak sabaran. Hampir satu jam lamanya mereka menunggu, akhirnya Dokter itupun keluar.

"Bagaimana keadaan adik saya?" Tanya Alfan cepat, mendahulu Gara.

Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang