29.🌼 Rasa Bersalah

6.6K 281 24
                                    

Happy Reading

.
.
.



Setelah kejadian ledakan bom itu, Alya dan Aira segera pulang ke jakarta. Mereka semua sudah berkumpul di mansion.

Alin dkk tidak terluka, tapi mereka syok dengan kejadian itu. Keempat gadis itu sudah istirahat di kamar di temani oleh Alya dan Aira.

"Jelaskan bagaimana ini bisa terjadi!" Tekan Gara marah, bisa-bisa hal seperti ini putra-putranya kecolongan.

"Saat tak ada dokumen yang di periksa, aku membuka rekaman cctv di rumah karena adek sedang kerja kelompok di sana."

"Namun, cctv yang Arsan ciptakan mendeteksi bom itu ,tapi sudah di menit menit terakhir. Untung saja Arsan segera memerintahkan bodyguard untuk membawa adik ke luar rumah." Jelas Argan.

"Perempuan itu suruhan dari masuk kita, lihatlah rekamannya." Kata Arsan menunjukkan rekaman cctv di mana Emma berbicara dengan Erik.

"Dia sudah bisa masuk ke rumah kita, Penjagaan kalian benar-benar lemah" Ejek Gara. Baru kali ini penjaga rumah seperti ini.

"Kenapa kalian tidak menerima sinyal saat bom itu masuk di rumah? Bukannya ada alat pendeteksi nya?"

"Maaf."

"Ini salah Bian juga, Bian tidak menemani adik. Padahal abang sudah memberikan amanah itu." Sesal Bian, dia sangat menyesal tak menemani adiknya padahal dulu kemana pun salah satu dari mereka pasti ada yang menemani Alin.

"Sudahlah, ini sudah terjadi. Tapi Papa mau dengan ini bisa menjadi pembelajaran buat kalian lagi. dan lagi."

"Sudah, ayo kita temuan Adek pasti dia sudah menunggu kita, ayo." Gara dan putra-putranya pun beranjak menuju kamar yang di tempati oleh Alin beristirahat.

***

Ririn, Bunga dan Sari sudah pulang ke rumah masing-masing setelah di jemput oleh orang tuanya.

Alya, Gara, Raka dan Aira pun sudah masuk di kamarnya masing-masing kecuali para kakak laki-laki Alin yang masih betah di dalam kamarnya.

"Adek kalau ngantuk tidur aja." Kata Argan yang sudah melihat mata sayu Alin.

"Alin belum ngantuk kok." Dusta nya.

Posisi Alin saat ini adalah Argan dan Arsan yang mengapit dirinya, lalu ada Afkan, Alfan, Rangga, Albian dan Alden yang duduk bersilang mengelilingi Alin di atas kasur, untung saja kasurnya luar jadul cukup untuk mereka.

"Alin besok masuk sekolah?" Tanya Alin.

"Ya enggak dong sayang, Alin kan lagi sakit besok-besok ajak masuknya setelah Alin sehat." Ujar Alfan seraya mengelus pipi berisi Alin.

"Besok Alin bosen dong, kalau gak sekolah. "

"Enggak akan bosen, besok kami semua juga gak ke  mana-mana, kita akan temani Alin biar gak bosen." Kata Rangga.

"Benarkah?"

"Tentu saja cantik. " Kali ini Afkan yang menyahut.

"Sekarang adek tidur, biar besok cepat bangun kan besok mau jalan-jalan. " Alin mengangguk patuh, ia langsung memeluk Arsan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang pria itu.

Arsan dengan lembut mengelus punggung Alin, tak lupa memberikan kecupan manis di kening adiknya.

Para laki-laki itu pun tersenyum melihat adik kecilnya nya. Setelah beberapa menit kemudian Afkan mengelus rambut Alin dengan senyuman hangat nya, lalu beranjak dari sana.

"Aku akan kembali ke rumah sakit untuk menyelesaikan pekerjaan ku." Ucapnya.

"Kau ikut besok kan?" Tanya Alfan.

"Tentu saja."

"Ayo, kalian juga harus istirahat. " Kata Argan pada Albian dan Alden.

"Mau tidur dengan Alin." Ujar Alden dengan suara pelan.

"Baiklah, Arsan ayo." Arsan kembali memberikan kecupan pada kening Alin lalu dengan sangat pelan melepaskan pelukannya.

Mereka semua keluar dari sana kecuali Albian dan Alden. Kedua remaja itu ikut berbaring di sisi kedua sisi Alin.

"Selamat tidur princess. " bisik Albian lalu ikut memejamkan matanya.





Tbc.



Vote, komen dan Share



Mawar Jk



Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang