Pada hari berikutnya, Alin kembali bersekolah seperti biasa.
"Pagi semuanyaa..." Serunya menyapa semua orang.
"Pagi sayang." Sapa mereka semua balik.
"Hari ini Alin di antar Papa ya, sayang." Kata Gara pada sang putri.
Alin mengangguk setuju lalu memakan roti selai nya dengan lahap. Jadi mereka itu secara bergantian akan mengantar Alin ke sekolah, untuk pulang nya Alin akan bersama Alden dan Bian saja, ataupun kadang di jemput oleh saudaranya yang lain.
Terakhir, Alin meminum susunya hingga habis. "Alin sudah selesai." Ucapnya.
"Ini bekalnya sayang." Alya menyimpan tempat makan di depan Alin.
"Makasih Mama." Ucap Alin tersenyum manis. Dia mengambil bekal tersebut lalu memasukkannya ke dalam tas.
"Sama-sama sayang."
"Mau berangkat sekarang?" Tanya Gara melihat putri nya sudah menutup tas nya setelah memasukkan bekalnya.
"Iya." Jawab Alin.
Bian dan juga Alden sudah selesai sarapan, dia mengambil tasnya lalu berpamitan. Begitupun dengan Alin.
"Berangkat ya sayang." Gara pamit pada Alya, dia mengecup kening istrinya lumayan lama.
"Iya mas." Jawab Alya mencium punggung tangan sang suami.
"Dadah semua, assalamualaikum." Salam Alin melambaikan tangannya
Mereka tersenyum melihat tingkah manis dari si bungsu dan kembali memakan sarapannya. "Ayo makan lagi, nanti kalian telat." Ujar Alya pada putra-putra nya.
"Iya Mam."
"Sayang aku langsung berangkat juga ya, aku ada meeting mendadak pagi ini." Pamit Raka pada Aira, sang istri.
"Iya mas, hati-hati di jalan ya." Pesan Aira.
"Iya sayang, cup." Mengecup kening sang istri lalu mengambil tas kantornya.
"Kak, aku duluan. Anak-anak Ayah duluan ya." Setelah mengucapkan itu Raka berjalan keluar meninggalkan mereka.
***
Mobil Gara memasuki pekarangan sekolah dan berhenti tepat di depan sana. Lagi-lagi mereka menjadi pusat perhatian.
Alin meraih tangan Gara untuk di ciumnya. "Belajar dengan baik ya sayang." Ujar Gara pada sang putri.
"Siap."
"Nih, uang jajannya." Gara memberikan uang merah sebanyak lima lembar.
"Uang jajan Alin masih ada kok Papa." Ucapnya menolak dengan halus.
"Gak papa kok sayang, uangnya Alin tabung aja." Alin tersenyum dan menerima uang tersebut.
"Makasih Papa." Ucapnya.
"Sama-sama sayang."
Melihat Bian dan Alden mendekat Gara turun dari mobil, lalu membukakkan pintu untuk sang putri. Tak banyak dari siswa yang baru juga datang, iri pada Alin yang begitu di sayangi oleh keluarganya.
"Belajar yang benar boy." Pesan Gara pada Alden dan Bian.
"Iya pa." Keduanya menyalimi Gara secara bergantian.
"Papa pergi ya, sayang." Gara mengelus kepala sang putri lalu
"Iya pa, dadah." Alin melambaikan tangannya pada Gara. Gara pun ikut melambaikan tangannya
sebelum masuk ke dalam mobil."Ayo masuk." Ajak Bian, dia menggenggam tangan
"Ayoo..." Seru Alin.
Ketiganya berjalan menuju kelas Alin dan juga Alden, seperti biasa Albian akan bepisah karena mereka beda kelas.
Di dalam kelas Alin dan Alden duduk di kursinya. Para sahabanya pun mendekati mereka.
"Pagi Alin..." sapanya pada Alin.
"Pagi."
Kendrick tersenyum menatap Alin yang begitu manis. "Gemes banget! Pengen gue karungin!"
"Eh, Alden. Lo udah tau gak soal Dania dan antek-anteknya?" Tanya Teguh
"Gak penting." Jawab Alden. Dia hanya menatap Alin yang memakan marsmellow nya.
"Tapi lo harus tau, Dania dan antek-anteknya kecelakaan kemarin waktu pulang sekolah. Dan katanya, mereka kecelakaan karena rem mobilnya ga berfungsi." Jelas Teguh menggebuh-gebuh, bukannya turut prihatin dia malah terlihat senang menceritakannya.
Mendengar kata kecelakaan, Alin menoleh. "Siapa yang kecelakaan abang?" Tanyanya.
Alden tersenyum lalu mengusap kepala sang adik dengan sayang. "Bukan siapa-siapa sayang, mereka ga penting, mereka hanya sampah masyarakat." Ujar Alden dengan membatin di akhir katanya.
Alin mengangguk lalu kembali memakn marsmellow nya.
"Itu sih sudah seharusnya mereka dapatkan, berani banget mereka menganggu dan membentak adik gue." Ucap Alden pelan.
Uhuk.
Uhuk uhuk.
"Pelan-pelan." Ujar Kendrick mengusap bibir Alin dengan tangan kosong.
"Hehehe." Alin hanga menyengir lucu setelah merasa baikkan.
Shit, imut banget.
Sialan, jantung gue.
Manis banget yaallah, pengen gue karungin.
Para sisiwi yang melihat itu menggigit bibirnya, mereka iri pada Alin yang di dekati pria-pria tampan dan sesempurna mereka.
Brak!
"GUYS!." Teriak seorang laki-laki membuka pintu kelas dengan bruntal.
Bebek melahirkan
Ayam jungkir balik.
Gue gak mandi.
Lata mereka terkejut. Alin pun ikut terkejut, untung saja dia sudah selesai makan ataupun minum.
Lantas, para siswa yang ada di dalam sana menoleh pada pemuda itu.
"Apaan sih lu, ngagetin aja."
"Iya."
"Gue bawa berita bahagia tau." Balas laki-laki itu.
"Apaan?"
"Paan tuh?"
"Pak Darto gak bisa masuk hari ini karena sedang berda di luar kota!" Lanjutnya
"YEAY JAM KOSONG!"
"Asiik"
"KONSER YOK."
"GAS."
"BAS!"
Tbc.
Vote dan Komen guys
Mawar Jk
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Brother
Teen FictionAshalina Putri Alga adalah anak perempuan Alya dan Gara, Alin anak perempuan satu-satunya di keluarga mereka. Dia itu anak yang manis dan juga polos, kepolosan nya itulah yang membuat keluarga nya gemas dengannya. Apalagi para Abang-abang nya sangat...