23.🌼 Murid baru

5.5K 279 16
                                    

Happy Reading.

.

.

.



Hari ini Alin masuk ke kelasnya dengan seorang diri, Alden dan Albian dipanggil oleh pembina ekstrakurikuler mereka, karena sebentar lagi mereka akan mengikuti lomba.

"Selamat pagi semua." Sapa Alin pada teman kelasnya.

"Pagi juga Alin."

"Pagi dedek gemoy."

"Pagi cantik."

"Pagi sayangku."

Alin terkekeh mendengar panggilan mereka padanya,  dia duduk di kursi nya dan langsung di hampir oleh yang lain.

Mumpung pawang nya gak ada, mereka mendekati Alin. Pawangnya serem cuy, jadi gak berani mendekat.

"Alin udah dengar gosip gak? Katanya nanti ada murid baru di kelas kita loh." Ujar salah satu dari mereka dengan name tag, Ririn.

"Alin buka tukang gosip kayak lo." Ucap seorang gadis dengan name tag Bunga seraya menoyor kepala Ririn.

"Apaan sih lo, bunga bingkai."

"Kalian kok malah ribut, Alin kamu gak usah dengerin mereka ya." Kata gadis lainnya dengan name tag Sari.

Alin tersenyum menanggapi mereka. "Kalian lucu. " Ucapnya.

"Oh, makasih gue memang sudah lucu dari sononya." Ucap Ririn dengan percaya diri.

"Bukan teman gue." Batin Bunga.

"Alin tau soal murid baru itu gak?" Tanya Bunga.

Alin menggelengkan kepalanya. "Memangnya kenapa dengan murid baru itu?" Tanyanya.

"Gak papa sih, cuma yang gue dengeri. Kalau mereka itu pindah karena di ada problem di sekolah nya dulu."

"Mereka masuk setelah jam istirahat pertama selesai kan?" Tanya Sari, Ririn dan Bunga mengangguk menanggapi nya.

Kring....

Bunyi bell masuk telah berbunyi.

"Nanti kita sambung ya lin, kita balik ke kursi." Pamit mereka.

"Iya."

Bersamaan dengan itu, Alden masuk dan duduk di samping Alin.

Alden tersenyum saat melihat adik kesayangannya tersenyum bahagia. Dia tahu apa yang membuatmu adiknya itu tersenyum bahagia seperti itu, tentu saja karena teman.

Dari dulu Alin sangat ingin punya teman, tapi karena para kakaknya yang begitu positif membuat teman-teman takut untuk mendekati.  Seperti tadi, saat pawang nya gak ada mereka bisa berbaur dengan baik bersama Alin.

"Gak ada yang gangguin adek kan?" Tanya Alden.

"Enggak, tadi kita cerita-cerita aja. Alin seneng banget bang bisa cerita-cerita seperti tadi." Jelas Alin begitu antusias. Alden mengangguk lalu mengelus rambut Alin.

Guru mereka masuk, lalu memulai pembelajaran pertama mereka.

Pembelajaran pada jam pertama, berjalan dengan lancar. Menyusul pembelajaran ke dua hingga jam istirahat.

"Sampai di sini dulu ya anak-anak, kita lanjutkan materi nya pekan depan. Jangan lupa tugasnya, kumpulkan pekan depan. " Jelas seorang guru Wanita itu

"Iya bu..." Jawab para murid serempak.

"Baik, kalau begitu Ibu pamit. Assalamualaikum. " Pamit Guru tersebut keluar dari kelas.

"Waalaikumussalam, Bu."

"Akhirnya selesai juga."

"Kantin yuk."

"Iya nih, laper banget. "

"Kuylah."

"Yok."

"Yuk, ke kantin. " Ajak Alden memegang tangan Alin. Mengajaknya pergi ke kantin sambil menenteng tas bekal Alin.

Alin diam lalu menoleh pada Ririn dkk. Alden menoleh karena adiknya tidak mengikuti nya.

"Kenapa sayang, hm?" Tanya Alden, dia melihat arah tatapan Alin yang melihat Ririn dkk.

Ririn dkk seketika menunduk, menelan salivanya dengan susah payah di tatap oleh Alden. "Mau bareng mereka?" Tanya Alden mendapatkan anggukan kecil dari adik tercintanya.

"Yaudah, Alin boleh sama mereka."

Alin lantas mendongak, menatap Alden dengan mata berbinar. "Makasih abang." Cup. Mengecup pipi Alden lalu menghampiri Ririn dkk.

Keempat gadis itu pun keluar kelas dengan berjalan beriringan. Di luar Albian sendiri melihat Alin keluar tak bersama Alden.

Bian ingin menegur, tapi Alden datang menahannya. "Sudah, kita ikuti dari belakang saja." Ucapnya merangkul abangnya.

"Ck, lepas."

"Kasar banget." Cibir Alden.

"Adek sangat senang bersama mereka. Selama ini mereka juga tidak melakukan hal yang mencurigakan,  mereka juga berasal dari keluarga yang jelas."

"Belakangan ini kita pasti sibuk dan jarang di dekat adek karena lomba yang akan kita ikuti, kita bisa mempercayai mereka untuk menemukan adek." Jelas Alden panjang lebar.

Bian membenarkan ucapan Alden, saat ini saja para sahabat ada di ruang latihan. Dia ke mari hanya untuk melihat adik kesayangannya lalu menyusul sahabat nya yang lain.

"Hm, kau benar. "

***

Di sisi lain, Arkan sedang berbelanja di minimarket terdekat. Dia ingin membeli marshmellow yang banyak untuk Alin, adik kesayangannya.

Besok Arkan sudah pergi dinas lagi, anggap saja ini sebagai rayuan untuk adiknya agar tidak menagis lagi saat dia berangkat besok. Lagian dia tak lama, hanya satu pekan, dia sudah kembali lagi.

Tak lupa, Arkan membeli susu kotak rasa pisang kesukaan Alin. Dia juga memesan boneka marshmellow sebelumnya,  semoga saja ini berhasil membuat adiknya tidak sedih, meskipun dia ragu tapi coba tak mengapa bukan?

Tbc.

Like dan Komen...

Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang