33.🌼 Zonk!

3.1K 131 3
                                    

Happy Reading

.
.
.



Setelah melewati beberapa titik dan mendapatkan petunjuk akhirnya mereka sampai di titik tempat harta karun itu. Tapi anehnya di tempat itu tidak ada apa-apa, hanya ada pohon, semak-semak dan rumput liar saja.

"Enggak ada apa-apa di sini."

"Coba cari lagi, siapa tau ada. Guru-guru benar-benar baik dalam menyembunyikan harta karun itu."

Mereka kembali mencari, memeriksa apapun yang menurutnya mencurigakan. Alin yang berada di bawah pohon mendongak ke atas, menajamkan penglihatan nya dan melihat sebuah.... boneka? Yang berwarna hijau di atas sana.

"Kak." Alin memanggil Alden.

"Kenapa dek?"

Alin segera menunjuk ke atas. Alden tersenyum lalu mengelus rambut sang adik. "Adik Kakak memang hebat!"

"Wah, Alin hebat banget mencari sesuatu beruntung banget kita satu kelompok. " Celetuk yang lain.

"Bestie gue ini." Ucap Ririn memeluk pundak Alin.

"Alin hebat!" Seru Sari.

Alin tersenyum malu di puji sepertiitu, dia juga senang sekali jika bisa membantu teman kompoknya.

Karena pohon nya yang besar dan tinggi, para laki-laki bahu-membahu untuk naik dan mengambil Boneka hijau itu, jika dilihat dari dekat lumayan besar juga nih boneka.

"Dua kali kita dapat boneka." Ucap Sari yang memeluk boneka pertama yang di temukannya tadi.

"Licik juga ya tu guru, gimana gak dapat-dapat kalau boneka nya menyatu gitu kayak dauh." Kata Kendrick.

"Hm, benar."

"Wow, lumayan besar nih boneka."

Mereka semua mengelilingi boneka yang sudah di ambil. Saat membalikkan boneka itu terdapat resleting di punggung boneka tersebut. Kendrick membukanya secara perlahan, lalu semuanya langsung melongo saat melihat isinya.

"Ha?"

"Anjir!"

"Babi."

"Guru sialan."

"Kenapa isinya begitu?!" .

"Hah."

Bagaimana mereka tidak marah begitu, jauhnya jarak yang mereka tempuh tak lupa beberapa titik yang perlu mereka telusuri untuk mencari petunjuk.

Harta karun! Namanya begitu sangat menggiurkan. Tapi apa ini? Saat mereka buka isinya hanya berisi gula-gula yupi di tambah sebuah yang menulis selamat.

"Wah, yupi!" Seru Alin, reaksi nya benar-benar berbeda dari semua teman kelompok nya.

"Wah, gak benar ini. Apa mereka sudah bangkrut hingga hanya bisa membeli yupi doang, itupun delapan biji pas banget lagi kita berdelapan." Ririn berdecak sebal lalu berjongkok.

"Minta satu lin."

Dengan senang hati Alin membagikannya, Alden kembali menghela nafas lalu mengelus kepala Alin yang terlihat senang mendapat yupi itu. Setidaknya adiknya ini bahagia.

"Mari kita pulang."

Mereka pulang dengan wajah di tekuk kecuali Alin tentunya. Bahkan Ririn masih mengomel di perjalanan pulang.

Ririn yang masih kesal langsung menghampiri gurunya setelah sampai di lokasi tenda mereka. Dia ingin protes, kenapa isinya hanya seperti itu.

"Pak."

"Wah kalian sudah kembali rupanya, bagaimana? Seru bukan? Tentu saja seru, kan bapak yang buat." Ucap guru itu bangga.

"Seru sih Seru pak, tapi isi harta karunnya itu loh pak. Gak sesuai banget."

"Memang kenapa dengan isinya?"

"Masa cuma yupi dan kartun ucapan sih pak." Ririn sudah mengeluarkan protes nya.

"Loh, apa yang salah dengan yupi? Yupi kan enak, kenyal-kenyal gitu masa kalian gak suka sih."

"Suka!"

"Gak suka!"

Jawab mereka dan juga Alin secara bersamaan.

***

Setelah makan siang, seluruh siswa dan siswi beristirahat dan tidur siang. Setelah kegiatan mencari harta karun yang isinya tidak sesuai ekspektasi mereka mereka langsung masuk ke tenda masing-masing.

"Sial banget sih, kirain hadiahnya tuh yang wow gitu. Pegel banget lagi. Lengket gak mandi, cuma cuci-cuci aja." Ririn yang bersiap tidur siang masih mengomel.

"Ternyata harta karunnya zona! Gk bermodal banget. "

"Udahlah rin, ga capek apa mulut kamu ngomel mulu dari tadi. Kita juga merasa badan kita lengket kok, bukan cuma lo dong." Kata Bunga, lama-lama telinganya pegal mendengar omelan Ririn yang tiada hentinya.

"Emang apa salahnya dengan yupi? Yupi kan enak, kenyal-kenyal seperti marshmellow. " Celetuk Alin.

Ririn menghela nafas untuk yang kesekian kalinya, lalu selanjutnya dia meresahkan tubuhnya dan menutup mata, menyusul Sari yang sendari tadi tertidur seraya memeluk boneka yang mereka dapatkan.

Bungan menggelengkan kepalanya melihat Riri, dia memperbaiki bantalnya lalu mengajak Alin tidur. "Kita tidur juga yuk, Alin." Ajaknya.

"Iya."

Alin memperbaiki poisi bantalnya, lalu mengambil boneka kesayangannya untuk di peluk. Alin tidak bisa tidur tanpa boneka itu, boneka yg di peluknya dari dia kecil hingga sekarang.

Tbc.



Jangan lupa Vote dan Komen ya teman-teman....

See u...



Mawar Jk





Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang