Selamat Membaca
Tugas bazar untuk penilaian akhir semester akhirnya tiba. Sudah banyak stan yang menjual berbagai macam seperti makanan, minuman, dan barang lainnya yang sudah berdiri di lapangan termasuk stan kelompok Alin.
Kelompok Alin menjual berbagai macam dissert yang dari tampilan sangat menggugah selera siapa saja yang melihatnya.
Di tambah ada tiga pria populer yang ada di sana, maka dalam sekejap para pembeli sudah berbaris sangat panjang untuk membeli dissert mereka.
Alin, Sari, Bunga dan Ririn tak henti-hentinya menyebarkan senyuman manis pada pembeli yang tak henti berdatangan.
Dissert yang mereka juga cukup banyak, hingga setelah semua barisan pembeli habis jualan mereka masih ada setengah.
Alin yang ingin kebelakang mengambil kantong untuk pembeleli tak sengaja menginjak batu yang membuatnya oleng.
"Adek!" Teriak Alden di depan sana mengarahkan pembeli untuk berbaris.
Hap.
Badan kecil Alin langsung di tangkap oleh Ken yang memang di bertugas di dalam. Tangan Ken memeluk erat pinggang ramping Alin dan menariknya hingga mereka berdua sangat dekat.
"Adek gak papa kan?" Tanya Albian yang tiba-tiba datang hingga.
Tapi Ken enggan melepaskan belitan tangannya dari pinggang Alin. Albian mentap tajam Ken, dari tatapannya menyuruh Ken melepaskan tangannya dari pinggang sang adik.
"Adeh," panggil Alden yang baru tiba. Saat itu juga barulah Ken melepaskan tangannya dari pinggang Alin yang sendari tadi diam karena masih syok.
Alden dam Albian memeriksa keadaan Alin hingga membolak-balikkan badan Alin. "Adek gak papa kan? Gak ada yang luka kan?" Tanya mereka.
"Iya, Alim gak papa kok. Untung saja kak Ken menyelamatkan Alin jadi enggak sampai jatuh," Jawab Alin membuat kedua pria itu bernafas lega.
"Maksih ya kak Ken," ucap Alin derajat tersebut manis membuat Albian kembali mentap Ken dengan tajam.
Alden mah biasa aja, dia sudah tahu bagaimana watak sahabatnya itu.
Ken ikut tersenyum. "Gak usah berterima kasih, itu sudah kewajibanku untuk menjaga Alin,"
Ken lembaran senyum pada Alden hingga membuat pria itu seketika emosi.
"Eit, enggak dulu bang. Jangan sampai stan kelompok kami ambruk itu ajang membuat adek sedih loh," ucap Alden.
Albian mendengus sebal lalu berbalik menatap Alin dengan senyuman. "Ayo kembali melayani pembeli,"
Alin mengangguk semangat, keduanya berjalan menuju Sari, Ririn dam Bunga yang sibuk melayani membeli.
Tak lama kemudian rombongan kakak-kakak Alin datang dan menjaga pusat perhatian. Alin sebagai adik saja menutup mulutnya tak percaya melihat kedatangan semua kakaknya.
Kemarin-kemarin mereka semu sibuk banget hingga pulang tengah malam dan berangkat pagi-pagi hingga waktu bersama sangat singkat.
Tidak menunggu lama Alin langsung berlari menghampiri lima A dan Rangga. Argan langsung menangkap tubuh Alin dan memeluknya.
Yang lain mendekat, ada yang mengecup tangan Alin dan ada yang mengelus rambut Alin. Pelukan keduanya terlepas. Alin beralih memeluk yang lain secara bergantian.
"Ayo kak, kakak harus mencoba dissert buatan aku dan kelompok," ajak Alin pada Lima A dan Rangga.
Bukan hanya mereka berenam yang mendekat, tapi yang lain ikut menghindari stan kelompok Alin. Membeli yang mereka jual hanya untuk melihat keenam pria tampan tadi.
Lima A dan Rangga pun turut membantu melayani pembeli agar cepat selesai. Bahkan dari para pembeli ada yang mengambil gambar dan video mereka.
Terbukti tak cukup 30 menit semua dissert yang dijual oleh kelompok Alin ludes. Bahkan ada juga beberapa guru wanita yang ikut membeli hanya untuk melihat pria-pria tampan itu.
"Yeay, alhamdulillah sudah habis semua!" Seru Alin wajahnya tampak sangat cerah.
"Iya alhamdulillah," Balas Sari, Bunga dan Ririn. Keempat gadis itu berpelukan dan berpura-pura ria.
Setahun berpelukan ria mereka pun melepaskan pelukannya. "Karena sudah habis ayo kita bereskan stan kita lalu pulang," ujar Teguh sebagai ketua dari kelompok mereka.
Lima A dan Rangga juga ikut membantu mengangkat barang-barang yang berat. Setelah semua beres mereka pun kembali berkumpul untuk berpamitan.
"Terima kasih atas keja sama kalian, terima kasih juga pada kakak-kakak Alin, karena karena kedatangan kakak dan kerja keras anggota jualan ini selesai dengan cepat," ucap Teguh.
Semua mengangguk sebagai balasannya lalu berpamitan dan pulang ke rumah masing-masing.
Kini Alin, Alden, Albian, Lima dan Rangga pulang ke rumah. Dengan mereka berpisah-pisah karena menggunakan tiga mobil.
"Assalamualaikum Mama," salam Alin dengan cerita memasuki rumah.
"Waalaikumussalam sayang, "
Alin segera memeluk Alya.
"Mama, jualan kelompok Alin sudah habis dan kita yang menjadi kelompok pertama yang habis secepat itu!" Seru Alin menjelaskannya pada Alya.
Alya tersenyum dan mengelus rambut Alin dengan sayang. "Syukurlah kalau begitu sayang,"
"Ini semua berkat kelompok kami yang bekerja keras dan abang yang menyihir pelanggan datang membeli,"
Semua terkekeh saat mendengar kata menyihir, sungguh polos adik kesayangannya ini, pikir mereka semua. Kini anak laki-laki Alya bergantian menyaliminya, begitupun dengan Albian dan Alden.
"Ayo masuk, Mama sudah membuat cemilan untuk kalian semua. Akhirnya kita bisa berkumpul bersama lagi," ujar Alya membuat yang lain tersenyum dan mengangguk.
Alin, Albian dan Alden lebih dulu pergi menuju kamarnya untuk bersih-bersih meninggalkan Lima A, Rangga dan Alya.
"Maaf ya ma, karena akhir-akhir kami semu sibuk jadi enggak bisa berkumpul lagi sama yang kain," ucap Afkan mewakili saudaranya yang lain.
"Gak papa, Mama ngerti kok. Ayo sana bersih-bersih dulu,"
Malam itu ruang keluarga menjadi ramai kembali setelah adanya anak laki-laki mereka yang super sibuk itu dengan pekerjaannya masing-masing.
Suasana rumah semakin hangat dengan interaksi mereka ditambah Alin yang ceria menambah kehangatan dan keceriaan di rumah itu.
Tbc.
Mawar Jk
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Brother
Novela JuvenilAshalina Putri Alga adalah anak perempuan Alya dan Gara, Alin anak perempuan satu-satunya di keluarga mereka. Dia itu anak yang manis dan juga polos, kepolosan nya itulah yang membuat keluarga nya gemas dengannya. Apalagi para Abang-abang nya sangat...