"Wah, sepeda Alin!" Seru Alin saat melihat sepeda yang di bawakan oleh abangnya, Alfan.
"Abang kok tau kalau Alin mau naik sepeda?" Tanyanya kini menatap mereka bingung.
"Tau dong, apa sih yang kita gak tau. Apapun keinginan princess Abang, akan selalu kami wujudkan." Jawab Arkan.
"Makasih Abang!"
"Sama-sama."
Alin lantas menaiki sepeda hendak menghampiri anak-anak yang main sepeda di depan sana.
"Bang, Alin main di sana ya." Izinnya menunjuk depan sana.
"Boleh, tapi pelan-pelan aja gayung sepeda nya." Jawab Argan.
"Siap, kapten!" Mereka terkekeh melihat semangat sang adik, Lima 'A' dan Rangga duduk, bergabung dengan Albian dan Alden.
"Kalian tidak ingin berkeliling?" Tanya Rangga pada Alden dan Albian.
"Enggak ah, mager bang." Jawab Alden.
Ke-delapan nya duduk tenang seraya mengawasi Alin yang naik sepeda, bergabung dengan anak-anak yang juga naik sepeda. Tak perlu khawatir ada kendaraan lain, karena di sana ada jalur khusus untuk bersepeda.
Dari kejauhan Arsan dapat merasakan tatapan yang aneh, dan itu mengarah pada..... adiknya. Sialan! Siapa yang berani!
"Ada yang mengintai, bawa Alin pulang!" Titah Arsan dengan nada rendah, emosi nya tidak terkontrol jika menyangkut adik kecil nya itu.
"Sialan!" Umpat Arkan.
Tanpa di perintah dua kali, Afkan langsung menghampiri Alin, membawa Alin ke dalam dekapannya sehingga Alin tersembunyi di badan besar Afkan.
"Aaaa Abang...."
"Sttt, sayang kita langsung pulang ya." Bisiknya pelan, dia berjalan menuju mobil di ikuti oleh Albian dan Alden yang membawa sepeda adiknya.
"Cari." Titah Argan.
Arsan menutup matanya, mempertajam pendengaran nya. "Kanan." Ucapnya. Hebat bukan? Indra pendengaranya nenag benar-benar tajam.
"Aku melihatnya." Kata Rangga tersenyum miring.
"Ingin bermain?" Tanya Alfan.
"Tentu saja."
Kita beralih pada Alin, dia cemberut karena masih ingin bermain sepeda namun sudah di paksa pulang seperti tadi.
"Nanti Alin bisa main lagi di rumah." Kata Albian.
"Tapi Alin gak mau sendiri." Jawabnya.
"Ada kak Alden kok." Kata Alden.
"Hanya berdua?" Tanyanya.
"Semua nya ikut, kami akan menemani Alin naik sepeda." Jawab Afkan.
Alin langsung tersenyum manis dan mengangguk senang. "Baiklah, besok. Kita naik sepeda besok!."
"Tentu, apapun untuk yang manis ini." Alin tertawa geli saat Alden menggelitik nya.
Sesampainya di rumah, dengan riang Alin memasuki rumah.
"Assalamualaikum, Mama Papa, Ayah Bunda." Salam nya memasuki rumah.
"Waalaikumussalam, loh kok kalian cepat sekali selesai?" Tanya Aira.
"Abang ajak pulang Bunda." Jawab Alin.
Alden menyelonong duduk di sofa dan mencomot kue kering yang ada di meja.
"Anak ini." Gumam Raka melihat tingkah putra bungsu nya.
"Mama sama Papa di mana?" Tanya Alin yang tak melihat keberadaan Alya dan Gara.
"Di halaman belakang sayang." Jawab Raka.
"Baiklah, kalau begitu Alin mau ke sana!"
Mereka membiarkan Alin ke belakang untuk mencari Alya dan Gara. "Mau Bunda buatkan minum?" Tanya Aira melihat keponakan dan putranya yang memakan kue kering.
"Tidak perlu Bunda, habis ini Afkan mau langsung ke kamar." Jawab Afkan. Di kamar dia ada air, karena sudah ingin ke kamar jadi dia menolak.
"Baiklah sayang."
"Tapi Alden mau Bunda." Kata Alden.
"Albian juga?"
"Boleh bun."
"Baiklah tunggu Bunda sebentar." Aira beranjak pergi ke dapur untuk membuatkan minuman segar untuk kedua putranya.
"Pelan-pelan aja makan nya son." Ujar Raka saat melihat anaknya yang memasukkan kue kering tersebut ke dalam mulutnya, padahal belum dia telan.
"Enwak Awyah." Kata Alden dengan mulut penuh.
Di sisi lain, Alin yang tengah mencari keberadaan Alya dan Gara. "Mama sama Papa di mana ya?" Tanya nya pada diri sendiri, melihat sekeliling mencari kedua orang tuanya.
"Loh, sayang?"
Alin terkejut saat kedua orang tuanya yang berada di di belakangnya. "Loh, kok Mama sama Papa bisa di belakang Alin?" Tanyanya.
"Dari tadi Alin cari Mama Papa tau." Lanjutnya memajukan bibirnya kedepan.
"Ada apa cari Mama Papa?" Tanya Alya yang sudah mengusap rambut hitam anaknya.
"Gak ada sih, Alin hanya cari Mama Papa aja." Katanya menyengir lucu.
"Anak Papa ada-ada aja, ayo masuk." Gara membawa kedua perempuan kesayangan nya itu ke dalam rumah.
Mereka bergabung dengan Aira, Raka dan kedua putranya. Melihat ada jus mangga, Alin langsung meminum nya.
"Ah, enak." Katanya setelah meneguk habis jus mangga itu.
Sedangkan sang pemilik jus mangga tersebut hanya menganga lalu mengelus dada sabar. Untung sayang.
Tbc.
Vote dan komen guys
150 vote dan 150 komen, jika memenuhi target aku double up🤗
See u
Mawar Jk
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Brother
Fiksi RemajaAshalina Putri Alga adalah anak perempuan Alya dan Gara, Alin anak perempuan satu-satunya di keluarga mereka. Dia itu anak yang manis dan juga polos, kepolosan nya itulah yang membuat keluarga nya gemas dengannya. Apalagi para Abang-abang nya sangat...