34.🌼 Gak level

3.7K 144 9
                                    

Happy Reading

.
.
.


Hari berlalu, rombongan SMA Pratama High school kelas satu itu akhirnya pulang. Bus yang mereka tumpangi sudah sampai di pekarangan sekolah.

Alin yang tidur nyenyak selama perjalanan membuat Alden merasa kasian dan tidak membangunkan nya. Saat hendak menggendong sang adik, Kendrick datang menawarkan diri untuk menggendong nya.

"Biar gue yang gendong." Ucapnya.

"Gak, gue masih kuat gendong adek gue sendiri." Tolak Alden, dia tidak akan membiarkan orang lain menyentuh adiknya.

"Dari pada lo repot gendong Alin dan bawa dua tas besar itu." Ujar Kendrick.

"Nih, kalau mau bantu." Alden memberikan tasnya dan juga tas Alin pada Kendrick lalu turun dari bus seraya menggendon Alin.

Kendrick menghela nafas, mengangkat kedua tas itu dan menyusul Alden yang sudah turun dulua.

"Loh, adek kamu kenapa Alden?" Tanya Gara yang menjemput Alin dan Alden bersama keempat putranya.

"Adek gak papa kok pa, Adek cuma tidur jadi Alden gendong aja." Gara mengangguk mengerti.

Argan mengambil kedua tas yang di bawa oleh Kendrick, mengucapkan terima kasih dan memasukkan tas itu ke dalam bagasi.

Alfan membukak kan pintu mobil, belum juga Alden melangkah mendekati mobil Alfan sudah menahannya.

"Biar Kakak yang kasih masuk, nanti kepala adek terbentur kamu kan enggak terbiasa dan belum kuat juga." Ujar Alfan. Dia mengambil Alin dari gendongan Alden lalu masuk ke mobil.

Alden hendak protes karena di katakan belum kuat, apa-apaan itu? Alden bahkan bisa mengalahkan senior yang ada di club Karate dan club bela diri lainnya yang ada di sekolahnya tau.

"Ayo masuk, kau masih mau berdiri di suru atau ikut kita pulang?" Tanay Alfan pada Alden.

Alden mendengus sebal, tak urung dia ikut masuk ke mobil dengan wajah di tekuk. Arsan yang mengemudi langsung menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan sekolah.

***

Pada malam harinya, Alin di ajak oleh Alfan ke mall untuk berbelanja. Dengan senang hati Alin ikut, tak lupa para abangnya yang lain juga ikut. Tapi Afkan tidak bisa ikut karena ada panggilan darurat dari rumah sakit dan Arkan yang bekerja, profesinya sebagai pilot membuatnya tak punya banyak waktu dengan keluarganya.

"Iya, kak. Jangan lupa beli oleh-oleh untuk Alin di sana ya." Kata Alin yang sedang video call dengan Arkan yang berada di negara lain.

"Iya sayang, nanti Kakak akan membelikan Alin hadiah yang banyak!"

"Dek, ayo berangkat."

Alin yang di panggil segera pamit pada Arkan.

"Yaudah kak, Alin tutup dulu ya. Alin sudah di panggil untuk berangkat ke mall."

"Iya dek. Hati-hati di jalan yaa... love you."

"Love you to kak."

Tut.

Alin segera mengambil tas nya lalu keluar dari kamar, menuruni tangga. Di ruang tengah Alin melihat semua keluarnya berkumpul.

"Alin berangkat ya." Mencium punggung tangan kedua orang tuanya, lalu pada Aira dan Raka.

"Iya, kalian hati-hati ya."

"Iya mam."

Di mall, mereka semua menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak? Alin satu-satunya perempuan yang ada di tengah-tengah enam pria tampan!

Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang