40.🌼 Pengakuan Ken

2K 108 28
                                    

Sore harinya Alin sudah siap pulang. Infusnya sudah dilepas satu jam yang lalu. Kini gadis itu duduk menunggu barang-barangnya yang di siapkan oleh para kakaknya.

"Ayo dek. Semuanya sudah selesai ini," Ujar Argan seraya mengulurkan tangannya pada Alin.

Alin menerima uluran tangan Argan dan memeluk lengan kekarnya. Di sisi kirinya Afkan berjalan, di belakang ada Arsan, Arkan, Alfan dan Rangga. Alden dan Albian tadi pulang mengganti pakaian, saat hendak ke rumah sakit lagi mereka di tahan dengan alasan Alin sudah akan pulang.

Semua orang yang melihat mereka berhenti sejenak hanya untuk menatap putra dan putri dari Alya dan Gara. Bahkan ada yang secara terang-terangan mengambil gambar mereka.

Keluar dari bangun rumah sakit, Rangga dan Alfan berjalan lebih dulu untuk mengambil mobil. Mobil yang Rangga dan Alfan tumpangi berhenti tepat di depan mereka.

Afkan membukakan pintu untuk Alin, di susul oleh Argan dan Afkan sendiri yang duduk didua sisi Alin lalu Arsan duduk di depan menemani Rangga. Arkan masuk ke mobil yang dibawa Alfan. Mereka mengikuti mobil Rangga dari belakang.

Sampai di rumah. Alin di sambut oleh kedua orang tuanya, Aira, Raka, Diana dan Fahmi. Mereka sudah menyiapkan puding buah yang besar kesukaan Alin dan juga buket yang berisi cemilan kesukaan Alin.

Tentu saja Alin sangat senang. Kedua matanya berbinar-binar mentap puding dan buket itu bergantian.

"Ayo masuk sayang," Diana memeluk pundak Alin dan menuntunya memasuki rumah. Yang lain menyusul di belakang membawa barang-barang princess mereka.

Mereka semua berkumpul di ruang keluarga. Menikmati puding buah yang sudah di siapkan dan berbincang-bincang.

Cukup lama mereka mengobrol Alin naik ke kamar untuk beristirahat. Bagaimana pun dia baru saja keluar dari rumah sakit.

Setelah mengganti pakaiannya dengan baju tidur Alin naik ke atas kasur. Gadis itu duduk bersandar di kepala tempat tidur atau Headboard sambil menonton film kesukaannya.

Ddrrtt

Hpnya berbunyi tanda ada pesan masuk. Alin melihat ternyata pesan dari Kendrick.

Kak Ken: Hi Alin

Alin: Halo juga kak

Kak Ken: kamu sudah sampai di rumah?"

Alin menganggukkan kepalanya lalu kembali mengetik.

Alin: Iya kak

Kak Ken: Nanti malam aku kak ke rumah kamu ya

Alin: Iya boleh, sama siapa saja kak? Nanti Alin bilang sama Mama

Kak Ken: Sama anak-anak

Alin : Baiklah nanti Alin sampaikan

Kak Ken: Terima kasih cantik

Alin terkekeh saat Kendrick mengirim pesan terakhir itu. Di rasa sudah tidak ada yang penting Alin mematikan hpnya dan kembali fokus menonton. Dia tidak ingin tidur, soalnya sudah sore dan sebentar lagi maghrib.

***

Setelah sholat maghrib dan makan malam Aira dan yang keluarganya yang berkumpul kembali di ruang keluarga. Menikmati pencuci mulut buatan Alya, Aira dan Diana.

Di tengah-tengah kegiatan mereka suara Bel dan ketukan pintu terdengar.

Albian bangun dari duduk berjalan menuju pintu.

Ceklek

"Hi,"

Terpampang lah wajah teman-temannya. Bian mengerutkan kening menatap keempat temannya.

"Ngapain kalian ke sini?"

"Lah, lo emang gak tau?" Tanya Deon balik.

Albian menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar tidak tahu akan hal itu, dia sendiri saja kaget teman-temannya tiba-tiba ada di rumah tanpa menghubungi nya.

"Ken yang hubungi kami, katanya udah bilang jadi kita gas aja," celetuk Dimas. Albian menatap Ken dengan tajam.

"Kita gak diajak masuk nih?" Tanya Teguh. Albian menghela nafas dan mempersilahkan keempat temannya masuk.

Sesampainya di dalam Ken dkk menyalimi para orang tua.

"Ini teman-temannya Bian dan Alden ya?" Tanya Diana pada mereka.

"Iya Oma, saya dan Deon satu kelas sama Bian kalau  mereka berdua ini satu kelas sama Alden," Jelas Dimas menunjuk teman-temannya yang lain.

"Oallah, ayo duduk,"

Albian dan Alden saling melirik. Albian mengirim kode seolah bertanya apakah Alden yang mengundang mereka, Alden menggelengkan kepalanya.

"Alin tadi udah cerita sama Tante kalau kalian mau ke sini, kalian sudah makan malam?" Pertanyaan Alya menghentikan lirik-lirikan Albian dan Alden.

"Sudah kok tante, sebelum berangkat kami makan dulu. Oh iya ini ada titipan dari Mama," ucap Ken panjang lebar membuat teman-temannya kaget dan bingung, ke mana Ken yang irit bicara dan datar ini?

"Terima kasih, titip salam Tante ya," Ken mengangguk dan tersenyum kecil

Mereka semua berbincang akrab, tak lama, karena para orang tua pamit ke kamar dan membiarkan anak muda di sana. Mereka semua tersenyum menatap para orang tua ke kamarnya masing-masing.

"Adek juga ke kamar ya istirahat, biar cepat pulih dan sekolah. Adek sudah gak sabar masuk sekolah kan?" Tanya Argan dengan lembut.

"Yaudah, kalau gitu adik naik ya kak. Mari," Setelah pamit pada kakak-kakanya dan juga Ken dkk Alin beranjak dari duduknya menaiki tangga dan berjalan menuju kamarnya.

Ken tersenyum menanggapi Alin. Menatap gadis itu hingga hilang dari dari pandangannya. Hal itu tak luput dari putra-putra Alya dan Gara. Mereka mengerti arti dari tatapan Ken, sesama pria tentu saja mereka tau bahwa pria itu tertarik pada adiknya.

Pesona adik mereka memang tidak bisa di abaikan, dan mereka bangga akan hal itu. Tapi mereka tidak suka jika hal itu membuat adiknya tidak nyaman.

"Apa kau menyukai Adikku?" Tanya Alfan terus terang pada Ken.

Hal itu mengundang perhatian teman-temannya begitupun dengan Albian dan Alden. Semuanya menatap Ken menanti jawaban.

Ken tersenyum tipis, "Ya, aku menyukainya sangat menyukainya," Ucapnya tanpa rasa takut, dia sudah siapkan mental untuk menghadapi keluarga gadis pujaannya, terutama pada para kakaknya.

"Ku akui keberanianmu. Tapi punya apa kamu, berani mendekati adikku," ujar Rangga tersenyum remeh pada Ken.

"Saya memang belum memiliki apapun yang dapat dibannggakan kecuali kekayaan keluargaku, tapi suatu saat nanti saya akan membuktikan bahwa saya mampu dan pantas menjadi pasangan Alin," ujar Ken dengan penuh percaya diri.

"Gila, Ken berani banget," batik Dimas, dia dan teman-temannya diam. Ken yang di tanya mereka yang tegang.

Lima A dan Rangga tersenyum pipis melihat keberadaan teman adiknya. Patut diberi jempol mengingat beberapa pria yang ingin mendekati adiknya langsung mundur begitu mereka memberikan pertanyaan seperti tadi.


Tbc.






Jangan lupa tinggalkan jejak....
See u















Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang