Selamat Membaca
.
.Bian dan Alden datang ke sekolah berdua saja yang daftar oleh sopir. Kedunya berjalan tanpa semangat menuju kelas.
Kedunya berpisah dan berjalan menuju kelasnya masing-masing. Alden duduk di mejanya setelah menyimpan tasnya di samping meja, kemudian melipat tangan dan menelusukkan wajahnya.
Teguh dan Kendrick yang berada di seberangnya memberikan kode pada Ken seolah bertanya 'ada apa dengan Alden?'
"Gue kira lo gak datang," Ujar Teguh pada Alden.
Alden mengangkat kepalanya mentap kedunya sahabatnya. "Maunya sih gitu, tapi kita berdua di suruh masuk karena sudah banyak yang menjaga di sana," Ungkapnya dengan lesu. Sungguh dia sangat merasa hampa tanpa kehadiran adiknya.
Teguh mendekat lalu menepuk pundak Alden. "Yaudah, gak papa. Nanti pulang sekolah kita jenguk Alin,"
"Hm, nanti ke sana," Sahut Kendrick
Alden menganggukkan kepalanya dan membaringkan kepalanya di atas meja menunggu Guru masuk.
Ririn, Sari dan Bunga yang baru datang bingung saat tidak melihat keberadaan Alin tapi Alden ada. Ketiga gadis itu menghampiri Alden tanpa menyimpan tas.
"Ehm," dehem Ririn hingga Alden mengangkat kepalanya mentap ketiganya.
Alden mengangkat Alisnya seolah bertanya 'ada apa' .
"Em itu, kamu mau nanya Alin kok gak ada padahal udah mau Bell," Ujar Bunga gugup karena di tatap oleh laki-laki populer di sekolahnya.
"Alin sakit,"
"WHATT!"
Alden dan yang lain terkejut mendengar pekikan ketiga gadis itu. Menyadari kesalahannya gadis itu menyengir dan mengucapkan maaf.
"Maaf maaf hehehe,"
"Kaget anjir, untung hp gue enggak jatoh," Ucap Tegus yang tadinya bermain game.
"Ya kan kita udah minta maaf. Lagian hp lo gak jatuh kan,"
"Iya sih,"
"Udahlah kembali ketopik," Mereka kembali mentap Alden meminta penjelasan.
"Bagaimana bisa? Dan kenapa kita Tidak di hubungi?"
Belum sempat Alden menyahut guru sudah datang. "Selamat pagi anak-anak,"
"Lo hutang penjelasan sama kita," Setelah mengatakan itu ketiga gadis itu duduk di tempatnya, mengeluarkan buku seusai dengan mata pelajaran dan memperhatikan guru.
***
"Sayang sarapan dulu yaa habis itu minum obat," Afkan datang membawakan sarapan Alin yang di buatkan secara khusus oleh ahli gizi.
Alin duduk dan bersandar. Infusnya sedikit lagi habis, setelah infusnya habis dia boleh pulang itu kata dokter. Afkan duduk di kursi yang ada di sisi kasur, menyuapi Alin dengan hati-hati.
"Di habiskan ya sayang," Argan yang duduk di seberang Afkan menepuk puncak kepala Alin.
Dengan mulut yang penuh makanan Alin menganggukkan kepalanya seraya tersenyum. Beberapa menit kemudian Alin berhasil menghabiskan sarapannya.
Afkan memberikan obat yang sudah ia tebus sendiri, mestinya sendiri, hingga membawanya sendiri. Semuanya benar-benar dia perhatikan untuk kesembuhan Alin.
"Pintar banget sih adik kakak ini.." Afkan juga mengusap puncak kepala Alin setelah adiknya meminum obat.
"Biar lidahnya gak pahit, makan buah ya dek. Kakak potongan-potong kecil nih," Arkan memberikan buah yang sudah ia potong kecil agar memudahkan adiknya makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Brother
Ficção AdolescenteAshalina Putri Alga adalah anak perempuan Alya dan Gara, Alin anak perempuan satu-satunya di keluarga mereka. Dia itu anak yang manis dan juga polos, kepolosan nya itulah yang membuat keluarga nya gemas dengannya. Apalagi para Abang-abang nya sangat...