24.🌼 Fans bar-bar

5.2K 271 24
                                    

Happy Reading

.

.

.

Hari ini Alfan memutuskan untuk berkunjung ke toko kue Mama nya. Sudah lama juga di tak ke sana. Tanpa memberitahukan Alya, Alfan bergi ke sana.

Sesampainya di sana, Alfan otomatis menjadi pusat perhatian. Para pembeli yang ada banyak memuji-mujinya.

"Astaga, apakah dia artis?"

"Tampan sekali."

"Dia memang artis!"

"Akhh, calon suami ku tampan sekali."

"Akhirnya aku melihat artis secara langsung!"

Alfan tersenyum ramah membuat mereka semakin memekik.

Karena keributan itu Alya keluar dan terkejut melihat putranya. "Alfan?"

Alfan tersenyum menghampiri Mamanya dan memeluknya sejenak. "Mau datang kok gak bilang-bioang sama Mama?" Tanya Alya membalas pelukan putranya.

"Kejutan dong mam." Ujar Alfan.

Alya memukul pelan dada Alfan membuat pria itu terkekeh lalu mengecup pipi kiri Mamanya.

"Alfan mau bantuin Mama di sini." Ucapnya memberitahukan tujuan ke sana.

"Boleh dong sayang, tapi gak papa nih?"

"Gak papa dong mah, siapa yang mua marahin Alfan?" Alya tertawa membuat Alfan juga tertawa.

Tak lama Alfan berada di sana, toko kua Alya bertambah ramai pengunjungnya. Sampai-sampai orang berdesakan di dalam sana.

Setelah video Alfan yang datang ke sana viral, para fans langsung berbondong-bondong menuju ke sana untuk bertemu dengan Alfan.

"Aaaa Kak Alfan...."

"Akhirnya aku bisa melihat secara langsung yaallah."

"Pelan-pelan dong, jangan dorong-dorong."

"Kak Alfan."

"Kak."

Melihat kondisi yang sudah tak kondusif Alfan langsung turun tangan, karena bodyguard tak mampu menahan kebarbaran para fansnya itu.

"Mohon tenang semua."

Tiga kata itu langsung membuat mereka yang dorong-dorongan seketika berhenti, dan yang adu mulut seketika terdiam.

"Mohon jangan bertengkar ya semuanya, jika kalian tetap seperti ini toko Mama saya bisa runtuh." Ucapnya dengan sedikit bercanda.

"Yaampu calon suamiku."

"Hahah, Kak Alfan ternyata bisa lawak juga."

"Kak Alfan lucu banget. "

"Aaa tambah cinta deh sama Kak Alfan."

"So sweet banget Kak Alfan."

Dan banyak lagi celoteh mereka semua.

"Jika ingin membeli silahkan dengan tertib, saya yang akan melayani kalian." Seketika mereka memekik senang, kapan lagi coba membeli di layanin artis favorit nya.

Mereka pun mulai berbaris dengan rapi untuk membeli kue dengan Alfan yang melayani dengan di bantu oleh para karyawan, Alfan menyuruh Mamanya untuk tetap di dalam takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

Hanya beberapa jam saja kue yang ada di toko Alya ludes habis di borong oleh para fans Alfan. Memberikan kue terakhir pada pembeli terakhir pula.

"Terima kasih Kak Alfan."

"Iya, sama-sama."

"Huff." Alfan langsung duduk di kursi setelah semuanya beres.

"Capek juga layanin mereka semua."

"Ini sayang, minum dulu." Alya datang membawakan Alfan minuman untuk kerja kerasnya.

"Kita langsung pulang aja ya, kamu istirahat Mama juga mau tutup toko. Alhamdulillah kuenya habis jauh lebih cepat."

"Iya ma."

"Tunggu sebentar, Mama ambil tas Mama dulu di dalam."

"Yuk."

Mereka pun keluar dari sana lalu masuk ke dalam mobil yang sudah di siapkan oleh bodyguard Alfan.

***

Di malam harinya, setelah makan Malam.  Alya dengan keluarga kecilnya duduk di ruang tengah.

Mereka semua menatap Arkan untuk segera berbicara. "Emm, dek?" .

Alin menoleh dan mentap Arkan. "Iya bang?"

"Abang mau kembali kerja lagi besok, adek tau kan abang kerja apa?"

Alin mengangguk lalu menjawab. "P-pilot."

"Nah, abang besok mau kerja lagi. Nanti kalau pulang abang beli oleh-oleh yang banyak buat adek."

Alin menghela nafas pelan, dia sebenarnya tak mau berjauhan dengan abangnya. Alin akui selama ini dia selalu egois dan ke kanak-kanakan.

Alin mulai berfikir seperti itu saat ada seorang siswa yang mengatakan secara terang-terangan padanya waktu itu.

Saat itu Alin pergi ke toilet, dan tahan oleh gadis yang tak di kenal nya. Gadis itu terus mengata-ngatai Alin hingga Alin terus memikirkan nya hingga sekarang.

"Iya abang, Alin tau kok. Janji ya nanti kalau pulang bawa oleh-oleh banyak-banyak." Ujarnya membuat semua keluarga nya tersenyum.

"Tentu saja, cup." Arkan memberikan kecupan di kening Alin lalu memeluknya.

"Abang tadi beli sesuatu di mini market, sekarang ada di kamar kamu." Alin yang penasaran langsung berdiri untuk pergi ke kamarnya.

"Alin mau lihat."

Mereka semua terkekeh melihat itu.

"Hati-hati sayang naik tangga." Pesan Alya pada putri kesayangannya.

"Alin kita sudah besar sekarang." Ucap Aira.

"Rasanya aku gak rela, kalau dia gak nahan aku pergi kerja seperti biasa." Celetuk Arkan.

"Dia tetap adik kita." Balas Alfan.

"Adik kecil kesayangan kita." Ujar Afkan

"Samapai kapanpun dia tetap menjadi adik kecil kita." Kata Argan.

"Benar sekali." Seru Alden.

Mereka pun terkekeh lalu berbicara mengenai pekerjaan nya.



Tbc.



Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang