Hari ini setelah pulang dari sekolah, Alin pergi mengunjungi Oma dan Opanya bersama Arkan dan juga Rangga. Tak lupa Alin membawa kukis buatannya bersama sang Mama.
Mobil Rangga memasuki pekarangan rumah yang mewah dan memarkirkan mobilnya di depan sana. Ketiganya turun dari mobil, Oma dan Opanya sudah menunggu kedatangan mereka di depan pintu.
"Oma, opa." Alin langsung memeluk keduanya secara bergantian.
"Aduh, cucu kesayangan Oma." Ucap Diana a.k.a ibu Gara menyambut cucunya.
"Kangen banget sama kalian, akhirnya kalian ke sini juga."
"Maaf Oma, kita baru berkunjung lagi." Ujar Rangga menyalimi Oma Diana dan Opa Fahmi a.k.a Ayah Gara secara bergantian dengan Arkan.
"Gak papa, yang penting kalian ke sini."
"Ayo masuk, Oma sama Opa sudah menunggu kalian dari tadi loh." Lanjutnya mengajak mereka masuk.
"Ayo boy." Ujar Opa Fahmi mengajak cucu laki-laki nya masuk.
"Oma sudah punya list kegiatan untuk kita lakukan nanti, Alin mau kan?" Alin mengangguk seraya tersenyum manis membuat Diana gemas.
"Aduh, manisnya cucu Oma." Diana mencubit pelan pipi Alin tak sanggup menahan gemas melihat cucu kesayangannya.
"Kalian sudah makan sayang?" Tanyanya kini mentap Arkan dan Rangga.
"Sudah Oma." Jawab Arkan.
"Kamu kapan kembali tugas?" Tanya Fahmi pada Arkan.
"Minggu depan Opa, aku udah atur jadwal nya." Opa Fahmi menganggukkan kepalanya mengerti.
"Cepat banget, baru juga beberapa hari di sini." Celetuk Oma Diana.
"Itu udah tugas aku sebagai pilot Oma." Jawab Arkan seraya tersenyum.
"Abang mau tugas lagi?" Tanya Alin.
"Iya sayang, oh iya Oma, Opa. Alin bawa kukis loh, buatannya sendiri." Arkan langsung mengalihkan topik, ia tak mau jika adiknya itu sedih karena dia sudah tak lama lagi akan kembali tugas.
"Oh iya?" Tanya Oma Diana seakan tak percaya.
"Iya Oma." Dengan semangat Alin membuka kotak yang berisikan kukis buatannya.
"Wahh.... Keliatan enak banget tuh." Celetuk Opa Fahmi memuji kukis Alin.
"Dari aroma nya aja udah enak loh Opa." Timpal Oma Diana.
"Ayo, di coba." Alin mempersilahkan keduanya mencicipi kukis nya. Dengan mata yang berbinar Alin menunggu respon keduanya.
Arkan dan Rangga sampai-sampai menahan diri melihat betapa menggemaskan nya adiknya itu. Bagaimana bisa ada makhluk kecil semenggemaskan adiknya itu!
"Wah, enak banget!" Seru Opa Fahmi membuat Alin tersenyum senang lalu mengucapkan terima kasih.
"Manisnya pas sayang." Puji Oma Diana, lalu mengusap pipi chubby cucunya.
"Makasih Oma." Ucapnya.
"Abang makan juga." Ujar Alin menyodorkan kukis nya pada Arkan dan Rangga.
"Ah iya, makasih sayang."
"Sama-sama."
"Yasudah, sekarang yuk kita mulai pada kegiatan pertama." Seru Diana tak sabaran.
"Ok." Balas Alin tak kalah bersemangat.
Mereka dengan setia mendengarkan Diana menjelaskan apa yang akan mereka lakukan.
***
"Huuuuu"
"Oh good, ganteng bangetttt!"
"Pacar gue itu."
"Suami gue, mau apa lu."
"Biaaaaa, semangat!"
"Semangat ayankkkk."
"Deon semangat."
"Dimassssss."
Sorak-sorakan para siswi menyemangati pemain basket yang sedang latihan. Walaupun sudah jam pulang begini para siswi masih banyak yang tinggal hanya untuk menonton basket.
"SEMANGAT YEY....."
"SEMANGAT."
Pritttt
Pelatih membunyikan sempritannya. "Istirahat sebentar." Instruksi pelatih basket pada Albian dkk.
Mereka berpencar mencari tempat yang teduh untuk istirahat, bian dan kedua sahabatnya pergi ke pinggir lapangan, mengambil minum dan Istirahat di sana. Tempat ini sedikit jauh dari bangku penonton yang penuh dengan para siswi itu.
"Huh, panas banget." Ujar Dimas.
"Eh, bian. Tadi gue liat story bang Alfan yang ada di bandara, bang Alfan udah pulang ya?" Tanya Deon.
"Iya."
"Wah, gue mau ke rumah elu ah. Lumayan, dapat oleh-oleh dari korea." Ujarnya.
"Wah, boleh tuh." Timpal Dimas sejutu.
Bian tersenyum lalu mengeluarkan handphone nya, saat hendak membuka whatsaap ada notif dari Instagram nya. Dia membuka Instagram karena yang masuk notif dari akun sang kakak.
Bian semakin melebarkan senyumnya saat melihat postingan sang kakak. "Weh, liat apa tuh senyum-senyum kayak gitu." Ujar Dimas yang melihat senyum bian.
"Siapa lagi kalau bukan princess." Ujar Deon. Dia mendekati Bian melihat handphone pria itu.
"Yaampu Alin, gemes banget sih. Matanya liat deh, pipinya juga yaampun pengen gue karungin." Seru nya melihat foto Alin.
"Dia adalah kesayangan ku" celetuk Albian yang kini tersenyum hangat melihat foto sang adik.
"Kesayangan kita juga kali." Timpal Dimas yang di setuju oleh Deon.
"Yoi bro." Ketiganya pun hanyut dengan pembicaraan hingga Istirahat selesai dan di panggil kembali latihan.
Tbc.
Vote dan Komen lagi dongggg
Maaf nih guys baru up, Wattpad ku lagi eror kemarin gak bisa terupload, ditambah kouta aku juga sih yg gak ada heheh.
Follow Ig: MawarJk_
Mawar Jk
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Brother
Novela JuvenilAshalina Putri Alga adalah anak perempuan Alya dan Gara, Alin anak perempuan satu-satunya di keluarga mereka. Dia itu anak yang manis dan juga polos, kepolosan nya itulah yang membuat keluarga nya gemas dengannya. Apalagi para Abang-abang nya sangat...