31.🌼 Ingat Alin

3.4K 142 2
                                    

Happy Reading

.
.
.




Tok tok tok

"Permisi pak."

"Masuk. "

"Ini laporan yang anda minta, saya sudah menyelidiki semuanya. Bukti-bukti juga sudah saya dapatkan. " Jelas seorang pria pada pria yang di panggil nya tuan.

"Bagus, kau boleh keluar. " Pria itu yang tak lain adalah sekretarisnya, mengangguk dan undur diri.

"Hm, gadis yang menarik. Aku benar-benar tertantang untuk mendapatkannya. " Ucapnya seraya tersenyum tipis.

Lalu di sisi lain, Argan yang berada di kantor nya terlihat sangat sibuk dengan banyaknya tumpukan kertas di hadapannya.

Tiba-tiba saja dia teringat dengan adik perempuannya, apakah adiknya nyaman di sana? Apakah adiknya tidak kesulitan di sana? Dan banyak lagi. Ini pertama kalinya Alin pergi seperti ini membuatnya tidak berhenti untuk khawatir.

"Huh."

Argan kembali memeriksa dokumen itu, mencoba untung menghilangkan pikiran negatif dan fokus pada pekerjaannya.

Cklek.

"Halo, kak Argan." Sapa Alfan pada Argan, yang masuk tanpa mengetuk pintu.

"Kalau masuk di ruangan orang ucapkan salam." Tegur Argan.

Alfan sendiri hanya menyengir lucu lalu duduk di sofa yang ada di sana. "Ada apa kau datang ke sini?" Tanya Argan tanpa melihat Alfan dan fokus pada pekerjaannya.

"Hanya ingin mengajak Kakak untuk pulang bareng, kebetulan saat pulang aku melewati kantor mu."

"Oh."

"Ck, cuek amat sama adek sendiri."

Drrrttt..

"Oh, Mama."

Alfan segera mengangkat panggilan Dari Alya.

"Halo, assalamualaikum mam."

"Waalaikumussalam nak. Kamu di mana sekarang, Mama mau tutip sesuatu boleh?" Tabya Alya di seberang sana.

"Alfan ada di kantor kak Argan ma, boleh dong.... apasih yang tidak untuk Mamaku yang tercinta. " Balas Arfan.

"Baiklah, Mama sudah kirim di wa kamu yang Mama butuhkan nanti sekalian kamu jemput Bian di jalan xxx bisa kan? Motornya bocor injak paku."

"Iya mam, nanti aku ke sana bareng kak Argan."

"Baiklah terima kasih anak Mama."

"Sama-sama mam, I love you. "

Tut.

"Ada apa?" Tanya Argan, dia sudah membereskan berkas-berkas di depannya dan bersiap pulang.

"Mama titip sesuatu untuk di beli, ayo kak kita juga mau jemput Bian."

"Hm."

"Ck." Alfan kembali berdecak sebal lalu lebih dulu berjalan keluar dari ruangan Argan.

***

"Selamat sore dokter. "

"Selamat sore dokter Afkan."

"Selamat sore dok."

Sapa dokter dan perawat yang lewat, saat ini Afkan pulang lebih cepat dari sebelumnya karena jam praktek nya hari ini sengaja sampai sore saja.

"Sore." Balas Afkan.

Afkan berjalan dengan gagah di lorong rumah sakit, sesekali menyapa dokter atau perawat yang menyapanya, bahkan ada juga pasien yang sudah di tanganinya ikut menyapa.

Melihat seorang wanita tua yang hampir terjatuh, Afkan dengan sigap menangkap wanita tua. "Akh, terima kasih nak."

"Sama-sama, lain kali hati-hati iya."

Wanita itu itupun tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Afkan pamit, dia berjalan menuju basement. Sampai di sana, Afkan menuju mobilnya lalu menjalankannya menuju rumah. Alya sudah berpesan pada suami dan putra-putranya untuk pulang lebih cepat, entah ada acara yang Alya rencanakan.

Jalan di kota Jakarta sangat macet di sore hari, mobil Afkan benar-benar tidak bisa bergerak. Sambil menunggu tiba-tiba Afkan teringat dengan Alin yang pergi berkema.

Melihat seorang gadis kecil yang sedang menjual kerupuk, Afkan menurunkan kaca mobilnya.

"Dek." Panggilnya pada gadis kecil itu.

"Iya kak, Kakak tampan mau beli kerupuk?" Tanyanya dengan senyuman manisnya membuat Afkan ikut tersenyum walaupun hanya tersenyum tipis.

"Iya."

"Kakak tampan mau beli rasa apa, ada jagung bakar dan juga balado. Masing-masing harganya lima ribu perbungkus." Jelasnya.

"Kakak mau beli semuanya. "

"Benarkah?" Tanyanya dengan wajah berbinar.

Afkan kembali tersenyum tipis lalu mengeluarkan dompetnya, mengeluarkan uang seratus ribu lima lembar lalu memberikannya pada gadis kecil itu.

"Ini ambillah, setelah ini langsung pulang ya. Gak baik anak-anak berkeliaran di jalanan malam-malam." Gadis itu memegang uang itu dengan kaku.

"Ini, banyak sekali. " Ucapnya.

"Tak apa, anggap saja itu bonus untuk gadis manis dan pekerja keras." Afkan mengulurkan tangannya mengusap kepala gadis kecil itu.

"Pulang lah, ini sudah gelap. "

"Terima kasih Kakak tampan berhati malaikat, semoga Kakak suka dengan kerupuknya. Aku pamit dulu, assalamualaikum. "

"Waalaikumussalam. "

Afkan tersenyum melihat kepergian gadis kecil itu, entah mengapa melihat gadis kecil seperti itu bekerja mengingatkannya pada masa lalu nya. Di mana dia dan juga saudara kembarnya sering kali bekerja apapun yang bisa mereka kerjakan untuk menghasilkan uang dan tidak menjadi beban untuk Mamanya. Itupun mereka lakukan sembunyi-sembunyi karena Mamanya pasti akan melarang mereka dan hanya menyuruhnya untuk belajar saja.

"Ah, kenangan itu tak ada aku lupakan."

Akhirnya, setelah beberapa menit kemudian mobilnya bisa bergerak dengan pelan hingga sampai di rumah saat azan maghrib. Anggota keluarganya sudah siap untuk melaksanakan solat berjamaah, dengannya cepat dirinya juga bersiap dan bergabung.

Tbc.







Jangan lupa Vote dan Komen yaaa....

See u...




Mawar Jk












Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang