19.🌼 Pencarian

7.7K 428 29
                                    

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Seluruh anggota keluarganya sudah mengetahui kalau Alin di culik, Diana da Fahmi pun segera rumah untuk membantu pencarian. Serta Albian dan Alden yang ada latihan eskul pun langsung pulang ke rumah.

Arsan sudah stay di depan komputer untuk melacak keberadaan sang adik. "Kak, di lokasi terakhir kami hanya menemukan jam tangan Adik. Sepertinya mereka menyadari bahwa ada alat pelacak di sana jadi mereka melepaskan jam tangan ini." Jelas Rangga yang dari titik lokasi yang Arsan dapat tadi.

Di bawah sana, Alya tidak sadarkan diri di sofa dengan Gara yang memangku kepala istrinya. 

"Bawa ke kamar aja nak, kasian kalau baring di sini." Gara mengangguk setuju dengan sang Mama, dia segera mengangkat Alya dan membawanya ke kamar mereka.

Aira dan Diana ikut naik untuk menjaga Alya karena Gara akan ikut mencari Alin.

Arsan tampak sangat fokus pada komputernya, yang lain atara faham dan tak faham apa yang di lakukan oleh Arsan. "Adek pakai apa?" Tanyanya.

"Pakai baju barunya yang Alfan belikan dari korea." Jawab Arkan. Pria itu sudah di obati dan juga ikut pencarian tentunya.

"Sepatu?" Tanya Arkan lagi.

"Sepatu baru yang kakak berikan." Jawab Arkan.

Jari-jari Arkan begitu lincah menari diatas keyboard itu hingga iya dari suara kompor itu mengatakan selesai.

"Dapat!" Serunya membuat yang lain mengerumuninya..

"Itu di mana?" Tanya Alfan yang tidak tau tempat itu.

"Hm, ternyata si brengsek itu." Ujar Argan yang tahu.

Mendengar itu Alfan langsung faham, dia mengepalkan tangannya. "Kau tidak akan selamat." Gumamnya, Sialan! Sekarang pasti adiknya sudah ketakutan.

"Kita bergerak secepatnya sebelum si brengsek itu berbuat yang tidak-tidak dengan adik." Mereka semua mengangguk setuju.

"Ayo."

"Papa ikut." Ujar Gara yang baru datang saat mereka semua keluar.

"Bian juga."

"Alden juga."

"Kalian berdua tetap di rumah bersama Rangga dan Ayah, jaga Mama dan yang lain. Kita tidak tau apa musuh ada niat untuk menyerang rumah karena mereka tau kalau kita akan ke sana semua." Jelas Argan, banyak kemungkinan yang akan terjadi, dan dia sudah mempertimbangkan semuanya.

"Aku juga memanggil anggota gelap untuk menjaga rumah, tetaplah disini." Ujar Arsan tegas membuat Bian dan Alden tidak protes lagi.

"Ayah sedang terjebak macet, tak lama lagi dia akan sampai di rumah, kami pergi dulu."

"Hati-hati nak, kalinya saling menjaga ya." Pesan Fahmi, dia juga akan tinggal di rumah saja.

Rangga menepuk punggung Alden yang masih menatap saudaranya pergi. "Ayo naik, kita liat Mama." Ajaknya, Alden mengangguk dan berjalan mengikuti Rangga.

Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang