"Apple, lihat!!" seru Angel, tanpa menjawab, Apple segera menuju sumber suara dan melihat apa yang hendak ditunjukan oleh saudarinya.
Sebuah album foto dimana berisi semua kenangan yang pernah dilalui oleh kedua orangtua mereka. Apple dan Angel larut dalam melihat foto-foto orangtua mereka di dalam album itu. Foto-foto itu membuat mereka berpikir jika dulu orangtua mereka sangat bahagia. Mereka membuka lembaran demi lembaran album itu, mereka mengomentari setiap foto yang mereka lihat sambil tertawa riang.
Andai saja ada orang yang bersedia menceritakan kepada mereka setiap kejadian dari foto tersebut. Mereka pasti akan merasa sangat senang. Niall memandangi kedua anaknya dengan serius sambil tersenyum. Dia tidak tahu ekspresi apa yang ditunjukkan Angel dan Apple. Ponselnya berdering dan itu membuatnya terlonjak kaget, kedua anaknya yang menyadari hal itu justru menertawakannya.
Daisy Edwards?
"Hallo!" ucap Niall sesaat setelah teleponnya tersambung.
"Niall, bagaimana anak-anak?" tanyanya.
"Mereka baik-baik saja." Jawabnya gugup.
"Apa mereka sudah makan? Katakan kepada mereka jika aku akan pulang terlambat." Ucapnya.
"Mereka sudah makan. Mengapa? Ehh, maksudku apa ada urusan yang sangat penting?" pria ini semakin gugup.
"Ada tugas yang harus aku selesaikan sebelum aku resmi resign. Dan, mobilku masih di bengkel."
"Apa yang terjadi dengan mobilmu? Jam berapa kau akan pulang?" pria ini mulai gelisah. Dia tidak tahu bagaimana untuk mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya.
"Bannya betus saat aku dalam perjalanan, dan bengkelnya sangat ramai. Mungkin mobilku akan selesai besok. Aku tidak yakin kapan pekerjaanku akan selesai, tapi sepertinya sekitar tiga puluh menit lagi."
Niall bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh dari anak-anaknya yang sedang fokus kepada album fotonya. "Aku bisa menjemputmu. Das, kalau kau tidak keberatan, aku bisa menjemputmu." Jantung pria ini berdetak tidak karuan.
"Bagaimana dengan anak-anak? Aku bisa naik taksi." Ucap Daisy.
"Aku bisa membawa mereka, atau kupikir mereka tidak keberatan jika aku tinggal sebentar untuk menjemputmu."
"Kau begitu keras kepala. Baiklah, kau bisa jemput aku di tempatku bekerja." Daisy terdengar pasrah karena enggan berdebat dengan blonde tukang makan yang juga keras kepala ini.
"Oke." Sebuah senyuman bahagia terukir di wajah Niall.
"Oke, sampai jumpa."
Niall terus tersenyum karena dia tahu dia akan memiliki cukup waktu untuk berbicara dengan mantan istrinya itu. Niall menghampiri kedua anaknya yang sedang menatapnya dengan tatapan aneh.
"Daddy akan menjemput Mommy kalian karena mobilnya berada di bengkel. Kalian akan ikut atau tinggal?" tanya Niall.
Apple ataupun Angel tidak segera menjawab. Mereka saling berbisik seperti sedang membuat kesepakatan. Mereka memandang Niall yang sedang menunggu jawaban.
"Umhh, kami bisa tinggal dan menjaga rumah." Ucap Angel.
"Apa kalian bisa dipercaya?" tanya Niall. Angel dan Apple mengangguk dengan cepat secara bersamaan.
"Daddy harus berjanji padaku kalau Daddy akan menceritakan semua foto ini seperti yang Mommy lakukan kepada Apple." Ucap Angel sambil menunjukan album foto yang sejak tadi dia lihat bersama Apple.
Niall tersenyum sambil mengangguk pelan. "Baiklah. Daddy pergi sekarang. Jangan bukakan pintu untuk siapa pun dan tetap di dalam rumah. Berjanjilah." Ucap Niall.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete (On Editing and Re-publishing)
RomanceBOOK 1: Broken. The hearts need more time to accept what the minds already know. [Highest rank #20 in Romance] Copyright © 2014 - 2015 by juliamulyana. All Rights Reserved.