Sesampainya di rumah, ternyata Daisy tidak berada di sana. Pintunya dikunci sehingga Apple ataupun Niall tidak bisa masuk. Niall memerhatikan rumah itu, dia mengedarkan pandangannya ke semua sudut. Rumah ini terlihat lebih elegan, rumah ini jauh berbeda dari saat Niall memberikannya pada Daisy dan Apple saat mereka berpisah. Daisy memang pandai dalam hal dekorasi. Niall yakin jika di dalam sana, tatanan rumahnya akan terlihat sangat nyaman. Mata Niall terpaku pada vas bunga besar tidak jauh dari pintu.
"Aku sepertinya tahu di mana Daisy menyimpan kunci cadangannya." Ucap Niall dan berjalan menuju vas bunga itu dan benar saja, dia menemukan kuncinya. Niall segera membuka pintu itu dan Apple bergegas masuk diikuti oleh Niall.
Apple merebahkan tubuhnya di sofa sementara Niall masih memerhatikan rumah itu. Benar dugaannya, rumah ini terlihat sangat nyaman. Niall yakin jika Angel akan pernah datang kemari, maka dia tidak akan pernah mau pulang. Mata Niall tertarik pada sebuah figura besar di mana ada foto Daisy dan Angel dan Apple saat mereka masih kecil. Niall ingat benar jika foto itu diambil beberapa hari sebelum hari dimana pengadilan memutuskan mereka resmi bercerai. Dia memajangnya, hanya saja foto bersama Niall yang tidak dia pasang. Niall ikut duduk di samping Apple yang sedang sibuk memakan keripik kentang yang ada di meja.
"Siapa tokoh dalam Rise of the guardians favoritmu?" tanya Apple.
Niall menoleh ke arah Apple dan menaikkan alisnya. "Rise of the guardians? Apa itu?" tanya Niall.
"Kau tidak pernah menonton Rise of the guardians?" mata Apple membelalak.
"Tidak. Apa itu sebuah film?" tanya Niall.
"Ya. Kau harus menontonnya saat memiliki waktu luang." Saran Apple. "Favoritku adalah Bunny, dan Mommy lebih suka pada Teeth. Jika kau suka natal, maka Santa harus menjadi favoritmu." Ucap Apple. Niall benar-benar tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan bocah ini, tapi dia mencoba untuk memahaminya. "Tapi, Mommy pernah bilang, saat kau muda kau terlihat seperti Jack Frost." Tambah Apple. Niall mencoba mengingatnya, sepertinya Daisy pernah mengatakan hal seperti itu, dulu.
"Jack Frost?" tanya Niall.
"Ya. Apa kau haus?" Tanya Apple. Niall tidak memberikan jawaban dan hanya menatap bocah itu. "Aku akan mengambilkanmu minuman." Tanpa menunggu jawaban, Apple bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju dapur.
Dia membuatkan Niall orange juice dan tak lupa menyertakan beberapa keripik kentang bersama minumannya. Ibunya pernah berkata jika ayahnya sangat menyukai keripik kentang, begitu juga Apple. Setelah siap, Apple menatanya di atas nampan dan kemudian menyuguhkannya kepada Niall.
"Apa kau suka keripik kentang?" Tanya Apple.
Niall mengambil gelas itu dan meminumnya. "Mmh, ya. Aku suka keripik."
"Aku juga." Ucap Apple sambil memasukkan potongan-potongan keripik ke dalam mulutnya.
"Kita sama." Niall mencoba memasang sebuah senyuman di wajahnya untuk mengurangi kecanggungan ini.
Jujur saja, dia merasa sangat canggung berbincang dengan Apple seperti saat ini. Mereka tampak seperti orang yang baru saja mengenal. Apple sedang mencoba menyingkirkan kekecewaannya terhadap orang yang saat ini bersamanya. Dia menahan diri supaya tidak meledak-ledak kepada pria itu. Seharusnya dia membenci pria ini. Namun, dia sedang mencoba memanfaatkan moment itu sebaik-baiknya. Dia tidak pernah sedekat ini dengan orang yang selama ini dia rindukan ini.
"Kau mau melihat kelinciku?" tanya Apple.
"Boleh." Jawab Niall. Apple berdiri diikuti dengan Niall. Apple membawanya ke belakang rumahnya dimana ada sebuah kandang kelinci yang cukup besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete (On Editing and Re-publishing)
Roman d'amourBOOK 1: Broken. The hearts need more time to accept what the minds already know. [Highest rank #20 in Romance] Copyright © 2014 - 2015 by juliamulyana. All Rights Reserved.