"Apple!" Finnbar berhasil meraih tangan Apple sehingga bocah itu tak bisa lari lagi. "Apa yang kau kejar?" Tanya Finnbar sambil menatap tajam ke mata Apple.
"Gadis itu...." Ucap Apple sambil menunjuk ke pertigaan jalan dan di sana tak ada siapa-siapa.
Finnbar menaikkan sebelah alisnya. "Gadis siapa?" Tanya Finnbar.
"Gadis yang berlari ke arah sana, dia mirip dengan Angel." Ucap Apple dan tangannya masih tetap menunjuk ke pertigaan jalan yang sepi itu.
"Apple, aku tahu kau sangat merindukan Angel, tapi ayolah. Nikmati liburanmu di Sheffield, kau jangan terlalu banyak melamun, nanti kau akan bertemu Angel. Percaya padaku!" Ucap Finnbar sambil menarik tangan Apple dan mereka kembali ke kedai Uncle Josh.
Setelah selesai memakan hamburgernya, Apple dan Finnbar bergabung dengan anak-anak yang bermain salju itu. Apple mulai larut dalam kesenangannya bermain salju, dia hampir lupa dengan gadis yang ia lihat beberapa menit yang lalu.
***
It's been 2 years since we left you, Dad.
It's my second Christmas without my family.
Mom always cries in the night without a sound, I just watch over her by the door. I don't dare to come in, because she'd had lied to me.
Sometimes, I just knocked the door and made sure that she fell asleep already, she quickly swept away her tears on her face and then said, "Go back to sleep, you little boy. It's too late for you." she said with a husky tone.
Sometimes, I just came in and jumped into her bed. I crawled up and went to her arms. I didn't care if she was crying that time, and I didn't want to ask it tho, it would just break her heart.
I know I won't ever live with all of my family, anymore. My friends just told me so.
So now, I stop dreaming about having happy family. And I don't wanna live in the past. I don't wanna live in my imagination.
If you want to leave, then just leave—forever.
If you want to come back, then come back to us and you'll make my whole life.
I still love you, Dad.
Sincerely — Apple <3
Bocah itu selalu menulis surat saat natal karena memang itulah kebiasaannya. Biasanya dia menuliskan apa yang hendak ia raih atau apa yang ia inginkan di kemudian hari, namun, dua tahun terakhir ini ia hanyalah menulis tentang pengalaman hidupnya dalam kesendirian. Tak semua orang tahu dan mengerti apa yang ia rasakan, dan ia pun segan untuk mengatakan atau sekadar berbagi dengan orang lain, termasuk ibunya. Dia berpikir jika kepedihan tak patut untuk dibagi, kecuali orang lain mengetahui dengan sendirinya.
Walaupun ia yakin, ada banyak orang yang mengerti akan keadaannya sekarang, tapi kembali ke awal, ia mengingat semangat hidupnya, jika ia harus melindungi orang yang ia sayangi, ia harus kuat demi wanita itu, dia harus tetap tersenyum dan terus berpura-pura tapi itu tak memudarkan senyuman di wajahnya, ia mencoba untuk tetap tegar, walau terkadang ia menangis.
***
Natal sudah berlalu, tahun baru tinggal menghitung hari tapi rencana untuk merayakan tahun baru di Sheffield harus dibatalkan karena tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan Daisy secepat mungkin. Apple dan Daisy kembali ke London, tidak ada libur tahun baru untuk Daisy.
"Jadi, kita takkan merayakan tahun baru?" Tanya Apple.
"Tentu kita merayakan tahun baru, sayang." Ucap Daisy sambil tersenyum kepada putranya saat mereka dalam perjalanan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete (On Editing and Re-publishing)
RomanceBOOK 1: Broken. The hearts need more time to accept what the minds already know. [Highest rank #20 in Romance] Copyright © 2014 - 2015 by juliamulyana. All Rights Reserved.