#39 - Corner of the street

2.1K 345 21
                                    

"Apa kau sudah membuka kado dari Angel?" Tanya Daisy kepada Apple saat mereka tengah menyantap sarapan.

Apple mengintip ibunya itu dari balik bulu matanya. "Mengapa Mommy terus menanyakan hal itu?" Tanya Apple.

"Ummh, Mommy hanya ingin tahu apa isinya." Jawab Daisy.

"Kalau begitu, Mommy saja yang membukanya." Ucap Apple sedikit tak acuh.

"Sorry."

Hening. Suasana dapur itu menjadi hening sampai mereka menyelesaikan sarapannya. Apple segera bersiap berangkat ke sekolah. Dia memasukkan kotak makannya ke dalam tas dan bersiap untuk berangkat.

"Kau tidak ingin Mommy mengantarmu?" Tanya Daisy.

Apple menoleh. "Aku akan berangkat sendiri." Apple tersenyum dan kemudian menghampiri wanita itu, dia mencium kedua pipinya. "Aku berangkat. I love you." Bisik Apple.

"Hati-hati."

***

Apple membaca kembali surat yang ditulis Angel untuknya. Saat ini, dia ada di sebuah hotel di New York. Apple tahu benar di mana tempat itu tepatnya. Angel memintanya untuk ke sana, tapi Apple enggan untuk pergi. Angel juga memberikan dua buah tiket konser dan dia mengatakan jika dia meminta tiket itu dari Daddy Liam. Apa yang akan Apple lakukan dengan tiket itu? Apple terus memandangi tiket itu sampai dia tiba di sekolahnya.

"Apple!" seseorang menyerukan namanya.

Dia menoleh dan menemukan Dave berdiri tidak jauh darinya sedang melambai kepadanya. "Hi!" Apple mengembangkan sebuah senyuman.

"Aku punya kabar keren untukmu, man!" ucapnya sambil menepuk pundak bocah itu.

"Apa?"

"Mommy-ku memberiku tiket konser One Direction. Itu keren, kan? Kita bisa menonton bersama!" Dave menunjukkan cengiran lebarnya dan menunjukkan kawat giginya yang berwarna putih.

"Mengapa kau begitu yakin aku akan pergi ke sana?" Tanya Apple.

"Kau adalah putra Niall Horan, man! Kau pasti akan ke sana." Ucap Dave dengan yakin.

"Tidak, aku tidak akan ke sana." Ucap Apple.

"Are you kidding me?!" Dave tampak membelalakkan matanya dan Apple berlalu tanpa menjawab apapun.

Apple terus memikirkan ucapan Dave. Jika dia akan pergi ke sana, maka Dave akan menjadi temannya. Ibu Dave pasti akan di sana juga, mengingat mereka masih sangat kecil untuk bisa menonton konser tapi, Angel meninggalkan dua tiket, itu bisa jadi tiket Apple dan ibunya.

Waktu bergulir begitu cepat, jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah. Sekolah hari ini usai begitu cepat tanpa bocah itu sadari, Apple memutuskan untuk pulang menggunakan bus umum karena dia ingin ke toko buku dan membeli komik terbaru. Ada sebuah toko buku tidak jauh dari sekolahnya, jadi, dia memutuskan untuk berjalan kaki. Dia terus mengabaikan Dave semenjak bocah itu mengatakan dia ingin sekali menonton konser One Direction. Apple tidak menginginkan itu.

Apple segera memasuki toko buku itu dan tokonya sangat ramai oleh pengunjung. Tidak biasanya toko buku seramai ini. Gumam bocah itu. Dia berjalan menuju deretan komik, dia mencari komik terbaru dari cerita kesukaannya. Setelah Apple mendapatkannya, dia menuju kasir untuk membayarnya. Orang-orang berkumpul dan mengerubungi sesuatu, tidak, mungkin mereka mengerubungi orang. Ah apa pedulinya.

"Kau tidak ingin meminta tanda tangan mereka?" Tanya petugas kasir kepada Apple.

Apple melongo, dia tidak mengerti apa yang dibicarakan petugas kasir ini. "Siapa?"

Incomplete (On Editing and Re-publishing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang