#16 - Day 4 of 7

2.2K 306 14
                                    

Apple terbangun lebih dulu saat Angel masih terlelap pagi itu. Apple turun dari ranjang dan memerhatikan ruangan itu. Dia menyentuh semua barang milik Angel dan memerhatikannya. Dia keluar dan mencari ibunya, dia tidak yakin ibunya ada di rumah itu tapi, matanya terbelalak saat melihat ibu dan ayahnya tidur di sofa. Apple yakin jika ibu dan ayahnya telah mengobrol semalam.

"Apple!" Angel menyerukan namanya dari depan pintu. Angel berlari menuju kembarannya dan menutup mulutnya dengan kedua tangan mungilnya saat melihat siapa yang tertidur di sofa. "Ya Tuhan!"

"Biarkan mereka. Ayo!" Apple menarik tangan Angel dan menuruni tangga.

"Kau pikir Mommy dan Daddy telah membicarakan sesuatu?" tanya Angel.

"Aku tidak tahu." jawab Apple tak acuh.

"Aku ingin ke London Eye, menurutmu Mommy dan Daddy akan membawa kita ke sana?" tanya Angel lagi.

Apple menuangkan susu ke dalam gelasnya dan mengintip Angel yang bertopang dagu dari balik bulu matanya. "Mommy ya, tapi aku tidak yakin dengan Dad."

Angle mengambil gelas yang telah diisi susu dan meminumnya. "Aku sangat ingin menghabiskan waktu bersama mereka." Ucap Angel sambil mengelap mulutnya.

"Kau tahu, aku sudah katakan padamu kalau aku akan pergi?" Apple menaikkan sebelah alisnya dan Angel mengangguk pelan untuk mengiyakan. "Aku ingin memiliki sesuatu yang berkesan sebelum itu."

"Kau benar-benar akan pergi? Ke mana?" tanya Angel.

Apple berpikir sejenak, apakah ini saatnya untuk mengatakan yang sebenarnya? Apa dia harus menunggu ibunya yang mengatakannya? "Jangan katakan pada Mommy kalau aku mengatakannya padamu. Berjanjilah." Ucap Apple.

"Aku berjanji."

"Mommy akan dipindah tugaskan dan kami akan pindah ke New York." Ucap Apple.

Angel membuka mulutnya tidak percaya. "Kau serius?" mata Angel mulai memerah.

"Ya. Itulah sebabnya kami di sini sekarang, menemuimu, bermain denganmu dan menghabiskan waktu bersamamu." Apple menatap Angel yang mulai menangis. Apple berjalan menuju gadis kecil itu dan memeluknya. "Kita akan bertemu lagi. Aku berjanji." Apple mencoba menenangkan saudara kembarnya.

"Apakah Mommy tidak akan membawaku pergi bersamanya?" tanya Angel.

"Sssttt, jangan menangis. Aku berjanji jika natal tahun ini aku akan bersamamu. Aku akan melakukan apapun untuk mewujudkan itu. Aku rindu merayakan natal bersamamu." Apple memeluk gadis kecil itu lebih erat.

"Dengar, bocah nakal. Aku akan menagih janjimu itu dan jangan sampai kau mengingkarinya." Ucap Angel.

"Oke. Sekarang tenanglah, Mommy akan marah padaku jika melihatmu menangis." Apple mencium puncak kepala gadis kecil itu. "Aku menyayangimu, Angel." Bisiknya.

"Aku sangat menyayangimu." Balas Angel.

Daisy membuka matanya karena merasa terganggu dengan ponsel Niall yang terus berdering. Dia terkejut melihat Niall tidur di sofa di seberangnya. Niall masih terjaga dalam tidurnya, dia terlihat sangat kelelahan. Daisy bangkit dari tempatnya untuk melihat kedua anaknya. Dia mencari di mana kiranya kedua bocah itu saat melihat mereka sudah tidak ada di kamar.

***

"Aku membatalkan semua janjiku hari ini dan beberapa hari ke depan. Jangan ganggu aku!" Niall menutup telepon itu. Dia melempar ponselnya ke kasur dan menghempaskan tubuhnya di atas kasur itu.

'Apple mengatakan kalau dia akan pindah ke New York, Dad. Aku ingin kau ikut pergi bersama kami sebelum dia pergi.'

Kalimat yang diucapkan Angel masih terus terngiang di telinganya dan itu hampir membuatnya gila. Apa yang dilakukan Daisy sekarang? Tidak sadarkah dia jika dia sudah menyiksa pria itu dan sekarang dia akan benar-benar meninggalkannya? Niall menatap langit-langit kamarnya dan melihat bayangan kedua anaknya dan mantan istrinya.

Incomplete (On Editing and Re-publishing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang