#24 - Day 7 of 7

2.1K 424 38
                                    

Since you're not worth my love, I haven't given up. I'm stronger than that—aku tahu aku tidak berarti apa-apa di hidupmu walaupun kau adalah segalanya dalam hidupku tapi, aku tidak akan menyerah hanya karena kau tak menyayangiku, aku lebih kuat dari itu.

And know my heart will break, I'm taking back my faith. Cause right now my world's spinning too fast—aku tahu hatiku akan hancur jika aku terus menerus larut dalam mimpiku, aku akan kembali menjadi diriku. Dengan atau tanpamu, aku akan tetap menjadi lelaki yang kuat untuk Mommy-ku. Duniaku akan terus berputar dengan atau tanpamu.

I'll make it through this pain, my dreams wont call your name. I'm stronger than that—aku akan melalui luka ini, aku tidak akan lagi memimpikanmu, aku tidak akan lagi memanggil namamu, aku cukup tegar dan kuat untuk melalui semua ini.

Cause I still know how to love, know that will be enough and this moment will fade into the past—aku tahu bagaimana harus mencintai dan menyayangi seperti yang selalu Mommy lakukan karena semua ini akan berlalu menjadi masa lalu.

You gave me the world, gave me the world to take it all away—kau berikan aku dunia, kau berikan aku harapan tapi kau merenggutnya kembali dan mencoba untuk menghancurkanku tapi aku tidak lemah, Dad.

All you left me was yesterday and this space in my heart, now it's slowly tearing me apart—semua yang terjadi di antara kita adalah kemarin, secepatnya akan menjadi masa lalu. Seiring bayangan dan kehadiranmu yang perlahan akan memudar. Meskipun itu akan menghancurkanku secara perlahan, aku akan baik-baik saja.

I'm taking all that I learn from you, I'll make it something I'll never do—aku mengambil cukup banyak pelajaran darimu. Terima kasih dan aku tidak akan melakukannya, aku tidak akan melakukan hal yang pernah kau lakukan. Sekali lagi terima kasih.

Waktu menunjukkan pukul lima pagi, namun, Apple belum juga terlelap. Ini adalah hari terakhirnya di London, seharusnya ini menjadi hari paling menyenangkan dan berkesan. Bocah itu terus menggoyangkan penanya di atas buku diarinya. Dia telah menulis banyak sekali surat, entah berapa banyaknya dia tidak sempat menghitungnya. Dia melipat semua suratnya dan memasukkannya ke dalam sebuah kotak berwarna merah. Dia mengumpulkan semua surat natal yang pernah dia buat dan memasukkannya ke dalam kotak yang lain.

"Apple." Suara serak Angel berhasil membuatnya terkejut.

Apple menoleh dan menemukan saudaranya itu sudah terbangun dan sedang menatapnya. "Kau sudah bangun?" Tanya Apple.

"Hmm, di mana Mommy?" tanyanya.

"Di bawah." Apple membuang muka dan kembali pada kotak-kotaknya. Dia menumpuk kotak itu dan kemudian beranjak dari kursinya. Dia berjalan menuju saudara kembarnya itu dan memberikan dua kotak itu. "Maukah kau menyimpan ini untukku?" Tanya Apple.

Angel menerima dua kotak itu dan tersenyum sambil mengangguk pelan. "Tentu."

"Terima kasih." Apple mencium kening gadis kecil itu. "Besok aku akan pergi, maukah kau berjanji akan menjaga Daddy dengan baik?"

"Tentu, Apple. Aku akan selalu menjaganya dengan sangat baik." Angel tersenyum. "Kau harus menjaga Mommy untukku." Ucap Angel.

"Ya, I always do." Kedua bocah itu saling berpelukan.

Hati kedua bocah itu saling bergetar manakala mereka bersentuhan. Apa yang Angel rasakan, Apple pun akan merasakannya. Hati kedua bocah itu sekarang berduka, mereka akan berpisah untuk waktu yang lama. Selama ini mereka sudah terpisah, namun, kali ini terasa berbeda. Air mata sudah mengalir begitu saja di wajah Angel.

Apple melepaskan pelukannya. "Aku ingin memberikanmu sesuatu yang lain." Ucap Apple seraya menarik tangan gadis kecil itu sehingga dia turun dari tempat tidur dan mengikuti ke mana Apple akan membawanya. "Maukah kau merawat mereka untukku?" Tanya Apple saat mereka sudah berada di depan kandang kelinci milik Apple.

Incomplete (On Editing and Re-publishing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang