New York City
Lima bulan telah berlalu, Daisy tidak pernah memberi kabar kepada Niall ataupun sebaliknya. Maura juga melakukan hal yang sama. New York tidak begitu buruk, Apple kira. Teman-teman barunya cukup ramah dan mereka semua menyukai Apple. Dia sudah cukup beradaptasi dengan baik dengan New York. Dia telah membuka lembaran baru untuk hidupnya, semuanya dimulai dengan keputusan ibunya yang akan meninggalkan semua kenangan mereka di London dan itu tidak buruk. Apple mulai bisa memulai hari tanpa teringat kepada Angel dan juga ayahnya. Dia tidak melupakan mereka, tidak, dia hanya ingin beristirahat sejenak dengan semua itu. Dia mulai lelah.
Hidup di dalam mimpi, dia tidak akan lagi bermimpi karena dia memang telah mengetahui yang sebenarnya. Menyakitkan, ketika ayahnya sendiri mengabaikan kehadirannya tapi, Apple cukup lega karena dia sudah tidak lagi disiksa oleh keinginan dan impiannya untuk bertemu dengan ayahnya. Dia akan tahu ayahnya akan bahagia bersama wanita pilihannya, begitu pula ibunya yang akan bahagia dengan keputusannya. Dia tidak merasa disakiti atau menyakiti orang lain dengan kepergiannya. Ibunya mungkin benar tentang berkorban.
Jika kau mau berkorban sedikit saja untuk orang yang kau sayangi. Maka, hatimu akan menjadi sedikit lebih tenang dan kau akan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya.
Kalimat itu dia kutip dari buku ibunya yang dia temukan dari sederetan buku yang ditata rapi di rak. Ibunya membawa beberapa buku dan mereka semua adalah buku dengan tulisan terindah yang akan pernah dia baca. Dia menemukan beberapa pencerahan dan motivasi baru dari setiap tulisan yang ibunya torehkan di buku-bukunya. Dia tidak pernah mengira jika ibunya termasuk salah satu orang puitis di dunia dan sekaligus bisa menjadi seorang motivator. Dia semakin bangga pada ibunya.
"Apple, apa kau sudah makan?" seseorang berbicara padanya dan dia menoleh ke sumber suara. Dia menemukan ibunya di sana dengan tas di tangannya, dia baru saja tiba. Apple melihatnya dari jendela beberapa menit yang lalu.
Apple menggeleng pelan. "Belum. Apakah Mommy akan memasakkan sesuatu untukku?" tanyanya.
"Tentu. Mommy akan membersihkan diri dan setelah itu, Mommy akan memasak makan malam untuk kita." Daisy tersenyum dan kemudian berlalu.
Nananyabenar jika ibunya adalah wanita paling tegar yang pernah ada. Dia selalutersenyum dalam setiap keadaan. Apple sangat bangga kepada wanita itu. Bocahitu terus menatap langit dari balik jendelanya. Langitnya terlihat lebih gelapdari biasanya, sepertinya akan turun hujan.
***
"Bagaimana harimu, Apple?" Tanya Daisy saat mereka sedang menyantap makan malam.
Apple menghabiskan makanan di mulutnya sebelum menjawab. "Seperti biasa."
"Apakah mereka tidak mem-bully-mu saat mereka tahu kau adalah putra dari Niall Horan?" Tanya Daisy. Daisy teringat saat teman-teman di sekolah lama Apple mengetahui bocah itu adalah putra dari Niall, mereka mem-bully Apple habis-habisan dan Apple memiliki sedikit teman saat itu tapi, waktu mengubah semuanya secara perlahan.
"Untuk apa mereka melakukan itu? Pada awalnya ya, mungkin karena aku seorang Irish-British, tapi mereka bisa menerimaku dengan baik." Ucap Apple sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Syukurlah. Jika Angel di posisimu, maka dia tidak akan mau sekolah lagi." Ucap Daisy. Apple menatap Mommy yang berada di hadapannya itu. Ada sebuah kesedihan di wajahnya—kerinduan lebih tepatnya. Dan itu adalah hal yang tidak bisa disembunyikan oleh seorang Daisy Edwards.
"Tapi aku bukan Angel." Ucap Apple.
"Ya, kau benar."
Apple segera menghabiskan makanannya dan kemudian langsung pergi ke kamarnya. Dia asik dengan buku gambarnya. Sekarang, bocah itu sangat suka menggambar. Dia ingin seperti teman sekelasnya, Dave, dia sangat pandai menggambar. Apple ingin menjadi seperti dia, dia ingin juga mengikuti kontes menggambar dan memenangkannya. Dia ingin gambarnya berada di sampul depan surat kabar yang menuliskan namanya, The New Winner of Drawing Contest of the Week, Apple Horan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete (On Editing and Re-publishing)
RomanceBOOK 1: Broken. The hearts need more time to accept what the minds already know. [Highest rank #20 in Romance] Copyright © 2014 - 2015 by juliamulyana. All Rights Reserved.