#54 - Untitled

1.2K 242 31
                                    

New York City

Apple duduk di balkon kamarnya sambil memandang dua kotak kado, satunya dari William yang belum dia buka dan satu lagi dari Demetria yang diberikan kepadanya siang tadi. Besok Apple akan berangkat ke London. Oh London.

Apple berpikir, mungkin dia akan menyimpan dua kado itu dan membukanya saat dia kembali dari London nanti. Entah mengapa, isi dari kedua kado itu terasa seperti sebuah kejutan baginya dan dia takut akan hal itu. Bagaimana kalau isinya merupakan hal atau benda yang tidak dia inginkan?


***

"Hello, Harry?"

"Hi, Das. Bagaimana kabarmu?" Tanya Harry di seberang telepon.

Aku tidak baik-baik saja. "Aku baik, bagaimana denganmu dan keluarga kecilmu?" Tanya Daisy.

"Syukurlah. Kami baik, aku baru saja pulang dari menjemput Darcy dari sekolah. Kau tahu, dia iri kepada tetangga kami dan ingin sekolah di tempat umum. Aku perlu ekstra mengawasinya." Harry terkekeh. "Bagaimana kabar Apple?"

"Apple baik-baik saja. Dia sedang pergi sekolah." jawab Daisy.

"Kudengar dia anak yang pintar. Angel menceritakan semua tentang Apple padaku." Ucap Harry. "Oh ya, ada apa kau menghubungiku?"

"Umh, kau di London sampai akhir bulan nanti, kan? Apa kau akan ada di ulang tahun Angel?" Tanya Daisy.

"Ya, tentu. Angel sudah menceritakan semuanya, Apple dan kau akan diundang, bukan?" Tanya Harry.

"Ya, tapi masalahnya, aku tidak bisa datang tapi, Apple akan ke sana. Bolehkah aku meminta tolong padamu?" Tanya Daisy.

"Tentu, apa yang bisa kubantu?"

"Aku akan siapkan semua keperluan Apple untuk bisa ke sana, aku sudah mengurus penerbangannya. Bisakah aku titip Apple di rumahmu, Harry? Dan tolong jemput dia di bandara. Dia akan pergi sendiri." Ucap Daisy.

"Kau bercanda? Apple masih kecil, Das." Ada ketidak percayaan dalam nada bicaranya. "Keperluan apa yang lebih penting dari menghadiri pesta ulang tahun anak-anakmu?" Tanya Harry.

"Harry, kumohon. Aku sudah membicarakannya dengan Apple dan dia bersedia. Aku hanya butuh sesorang yang bisa menjaganya saat dia di London." Ucap Daisy.

"Kau memang gemar merahasiakan sesuatu. Baiklah. Kapan dia akan berangkat?"

"Besok." Ucap Daisy.

"Oke. Kabari aku saja jika dia akan berangkat. Darcy pasti senang bertemu dengan Apple."

"Terima kasih banyak, Harry."

"Tidak masalah. Oh ya, aku harus pergi. Darcy sudah menungguku, kami akan pergi ke taman." Ucap Harry.

"Oke, sekali lagi terima kasih, Harry. Bye."

"Bye."

Daisy mulai menyiapkan hadiah yang akan dia berikan kepada Angel. Dia sudah menyiapkannya sejak lama. Hadiahnya mungkin sangat biasa, tapi dia berharap Angel menyukainya. Dia juga tidak lupa membelikan hadiah untuk pangeran kecilnya. Andai saja dia bisa di sana, dia harus mengingkari janjinya kepada putri kecilnya itu tapi, bagaimanapun, dia tidak ingin semua orang tahu keadaannya. Pasti akan banyak orang besar di sana. Daisy hanya bisa mengusap air matanya dan meratapi nasibnya, hidup selalu tidak berpihak padanya.


London City

Hari itu, Angel pergi bersama Maura dan Danielle. Dia pergi untuk membeli perlengkapan untuk ulang tahunnya yang kesembilan lima hari lagi. Dia sudah memesan dua kue untuknya dan Apple. Angel juga telah membeli gaun yang cantik untuk ulang tahunnya, tidak lupa dia juga membelikan baju untuk Apple. Dia berharap, Apple dan ibunya akan datang lebih cepat dan mereka bisa menghabiskan waktu bersama lagi. Angel juga telah membeli hadiah untuk saudara kembarnya.

Incomplete (On Editing and Re-publishing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang