Apple sudah bersiap dari pagi sekali, dia mempersiapkan apa yang akan dia lakukan bersama Angel, hari ini. Dia memiliki sesuatu yang akan dia berikan kepada Angel nantinya. Dia tidak ingin saat ia tidak di London lagi, lalu Angel akan begitu saja melupakannya karena tidak ada sesuatu yang bisa mengingatkan Angel akan dirinya.
"Apple, apa kau sudah bangun?" Daisy mengetuk pintu kamar Apple.
"Ya, Mom. Aku sudah bangun." Jawab Apple. Perlahan kenop pintu itu berputar dan pintunya terbuka. Daisy masuk dan melihat apa yang sedang dilakukan putranya di pagi hari seperti ini.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Daisy.
"Kita hari ini akan bertemu Angel, kan?" tanya Apple. Daisy hanya mengangguk untuk menjawabnya. "Aku sedang mempersiapkan apa yang akan kita lakukan." Ucap Apple. Kalimat Apple membuat Daisy tersenyum, setiap kali dia melihat malaikatnya tersenyum, dia merasa sangat bahagia karena tidak ada yang lain yang bisa dia lakukan selain mempertemukan Angel dan Apple.
"Ayo, Mom. Cepat. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu Angel." Apple menyuruh Daisy bersiap. Sementara Daisy hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala melihatnya. Dia tidak pernah melihat Apple sebahagia itu.
***
Mata Apple berbinar saat melihat Angel sudah duduk di bangku di depan rumahnya saat Apple dan Daisy tiba. Apple segera turun dan berlari menghampiri Angel. Mereka berdua terlihat sangat sangat senang.
"Daddy-mu belum bangun?" tanya Daisy.
"Belum, dia bilang kalau hari ini dia akan pergi." Jawab Angel polos. "Apple, hari ini kita akan bermain apa?" tanya Angel.
"Aku sudah mempersiapkan sesuatu untuk kita." Jawab Apple dengan senyuman lebar di wajahnya. "Tapi, sssttt jangan beri tahu Mommy." Apple setengah berbisik dan Daisy hanya tersenyum melihat kelakuannya.
"Kalau begitu, ayo kita main!" Angel menarik tangan Apple dan mereka berdua berlari menuju kebun belakang. Daisy terus memerhatikan setiap langkah mereka. Tidak melepaskan sedetik pun pandangannya dari mereka.
Mereka terlihat seperti malaikat yang Tuhan kirimkan untuk membuatku bahagia. Batinnya.
"Aku tidak pernah melihat Angel sebahagia itu dan dia sangat bersemangat untuk memulai harinya, bahkan, terlalu bersemangat." Ucap Maura yang tanpa Daisy sadari sudah berdiri di sampingnya.
"Hal yang sama terjadi pada Apple." Jawabnya sambil tersenyum. "Aku seperti telah menunggu seribu tahun untuk melihat ini terjadi." Tambahnya.
"Aku ingat jika seminggu yang lalu Angel menangis sangat hebat saat dia mengatakan kalau dia sangat ingin bertemu denganmu dan dia tidak ingin Mommy baru." Ucapan Maura membuat Daisy terkejut. Jadi, ini bukan hanya dugaannya jika Niall akan segera menikah?
"She did?" Daisy melongo tidak percaya.
"Ya. Dia marah dan membentak Niall, hari itu." kenang Maura. "Jika aku sanggup, maka aku akan telah membawanya menemuimu, Das tapi, apa yang bisa kuperbuat? Niall membatasi dan mengontrol semua yang gadis kecil itu lakukan." Ucap Maura.
"Aku tahu, bahkan, aku tidak bisa menemuinya selama bertahun-tahun." Ucap Daisy.
"Aku meminta maaf soal itu. Aku tidak bisa membantumu." Ucap Maura. "Tapi, sekarang kau telah menyalakan semangat hidupnya, dia telah keluar dari kemurungannya selama ini." Tambahnya.
Daisy merasa bahagia dan juga sedih di saat yang bersamaan. Dia sadar jika nanti Angel akan mengetahui jika dia akan pergi jauh, Angel akan kembali kehilangan semangat hidupnya. Dibalik semua itu, Daisy lah penyebabnya. Dia tidak bisa menghindari itu. Cepat atau lambat itu akan terjadi dia telah memutuskannya. Benar apa yang dikatakan Apple, jika sekarang ataupun nanti, Angel akan tetap menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete (On Editing and Re-publishing)
RomanceBOOK 1: Broken. The hearts need more time to accept what the minds already know. [Highest rank #20 in Romance] Copyright © 2014 - 2015 by juliamulyana. All Rights Reserved.