Natal tahun ini masih akan terasa seperti natal dua tahun yang lalu. Angel tidak bersama Apple atau ibunya, begitulah yang sudah diperkirakan gadis kecil ini. Angel sedang duduk di balkon kamarnya ditemani boneka teddy bear kesayangannya, lima hari lagi adalah hari natal dan dia sangat senang.
Gadis kecil itu sedang sibuk dengan kertas origaminya, dia sedang membuat burung-burung kertas, sambil ditemani alunan lagu milik sang ayah dan boyband-nya, kepalanya terus bergoyang, dan mulutnya terus bernyanyi sementara tangan mungilnya dengan lincah melipat origami itu. Dia sudah membuat hampir lima belas burung kertas.
"Kau sedang apa, Princess?" Niall menghampiri gadis kecil itu dan memeluknya.
"Daddy, lepaskan! Aku sedang membuat burung kertas." Protes Angel dan mencoba melepaskan tangan Niall yang melingkar di perutnya.
"Hemm, boleh Daddy bantu?" Tanya Niall.
"Tidak! Daddy tidak bisa membuatnya!" Ucap Angel sambil menjulurkan lidah ke arah Niall.
"Oke, nanti Daddy takkan mengajakmu makan malam bersama..." Niall menggantung kata-katanya, mata Angel mulai berbinar dan menampakkan harapan bahwa mungkin ayahnya akan mengatakan Apple dan Mommy.
"Apple dan Mommy?" Tanya Angel bersemangat.
"Umhh... bukan." Jawab Niall, cahaya di mata Angel mulai meredup lagi. Perhatian gadis itu terfokus pada burung-burung kertasnya lagi.
Sebenarnya Niall tak sanggup melihat ekspresi wajah putri kesayangannya menjadi murung, tapi dia memang egois. Keheningan mulai menyelimuti balkon itu, udara dingin mulai berhembus. Sebentar lagi petang, tapi Angel masih sibuk dengan kertas origaminya. Niall memerhatikan wajah gadis itu dan menatapnya dalam-dalam. Dia terlihat mirip dengan Daisy—mirip sekali. Niall mengusap rambut brunette gadis itu dan membuat gadis kecil itu menoleh ke arahnya dan tersenyum.
Niall melihat bayangan wajah Daisy pada gadis kecil itu, dia mengerjapkan matanya beberapa kali. Itu hanya bayangannya, Angel bahkan, tidak sama sekali menoleh, dia masih fokus dengan burung-burung kertasnya.
"Lihatlah, Dad!" Ucap Angel sambil menunjukan burung kertasnya. Dia meletakkan dua burung kertas besar, yang satu berwarna hijau dan satunya berwarna biru. "Ini adalah Daddy karena Daddy suka warna hijau, dan yang ini Mommy, Mommy suka warna biru." Ucap Angel dengan polosnya, senyuman indah tak pernah pudar dari wajah gadis kecil itu setiap kali dia berbicara tentang ibunya atau Apple.
"Burung kertasnya bagus." Puji Niall sambil tersenyum, Angel menoleh ke arahnya dan tersenyum lebih lebar.
"Dan yang ini Angel dan Apple. Lihatlah! Kami suka warna merah." Ucap Angel sambil menaruh dua burung kertas berwarna merah yang ukurannya lebih kecil itu di depan burung kertas yang besar tadi. Angel meraih spidol yang ada di hadapannya dan membuat lambang love yang mengelilingi empat burung kertas itu.
"Hi, Princess Angel!" Sapa dua orang pria, ia mengenal suara itu.
Niall dan Angel menoleh ke sumber suara dan mereka menemukan dua orang pria dengan rambut brunette berdiri di sana.
"Daddy! Uncle Louis!" Angel mengembangkan senyuman di wajahnya, dia bangkit dan berlari ke arah kedua pria itu dan memeluk kaki mereka, yah Angel memang pendek.
"Daddy bawa apa?" Tanya Angel kepada Liam, gadis kecil itu memanggil Liam dengan sebutan Daddy karena Liam yang memintanya, sementara member yang lain tetap dipanggil Uncle.
"Daddy membawa boneka untukmu." Ucap Liam sambil memberikan boneka berwarna pink yang dia bawa.
"Wahh, terima kasih, Daddy. Jadi, sekarang teddy punya teman." Ucap gadis kecil itu girang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete (On Editing and Re-publishing)
RomanceBOOK 1: Broken. The hearts need more time to accept what the minds already know. [Highest rank #20 in Romance] Copyright © 2014 - 2015 by juliamulyana. All Rights Reserved.