Hola!! Kalian udah masuk sekolah ya? Aku sih masih lama. :v
Selamat bertemu dengan tugas dan kegiatan sekolah. (:
...
Apple duduk di bangku taman ditemani Ted, anjing kecil yang dia temukan di jalan siang tadi. Bocah itu belum memakan apapun, hari ini. Apple menyandarkan tubuhnya di sandaran bangku dan wajahnya menengadah ke langit. Andai dia bisa pergi ke sana, ke surga. Apakah surga berada di atas langit? Dia tidak tahu. Ted dengan setia duduk di sampingnya, tangan Apple tak hentinya mengelus anjing itu. Dia menemukan Ted saat anjing kecil itu sedang dikejar-kejar oleh anjing yang lebih besar. Di saat itu juga Apple tahu jika Ted tidak memiliki siapa-siapa, dia sendirian, sama seperti dirinya lalu Apple memutuskan untuk membawa Ted bersamanya.
"Mengapa kau pergi dari rumah dan membuat Mommy-mu khawatir?" suara pria itu membuat Apple terkejut.
Apple menegakkan tubuhnya dan menoleh ke samping. "Kau bahkan membuat Mommy bersedih setiap hari. Kau lebih jahat dari aku." Ucap Apple ketus.
"Tapi itu berbeda." Ucap pria itu.
Apple mengangkat Ted dan memangkunya, tangannya tidak berhenti mengelus bulu-bulunya yang halus. "Berbeda? Apa bedanya? Kau pergi dan tidak pernah kembali, aku juga melakukan hal yang sama. Apa yang kau lakukan tidak berbeda dengan apa yang sedang aku lakukan sekarang." Ucap Apple.
"Tapi, di antara Mommy-mu dan aku ada sebuah hubungan yang... yang bisa hancur kapan saja. Kita bisa saja berhenti saling mencintai dan menyayangi. Hubunganmu dan Mommy-mu berbeda, walaupun kau melukainya, dia akan tetap menyayangimu." Ucap pria itu.
"Kau dan aku tidak berbeda. Kau dan aku juga memiliki hubungan seperti yang aku miliki dengan Mommy-ku, dan kau berhenti menyayangiku. Apa yang berbeda?" ucap Apple.
Ucapan Apple seakan menikam jantung pria itu dan ia kesulitan untuk bernapas. Pria itu berjalan mendekat dan berlutut di hadapan putranya. Apple justru membuang muka. Niall memandangi wajah putranya itu, kedua matanya yang sembab tidak bisa disembunyikan dan tidak bisa disangkal jika bocah ini telah menangis.
"Siapa yang bilang kalau aku berhenti menyayangimu? Aku masih menyayangimu." Ucapnya.
"Tidak! Berhentilah membohongiku, aku bukan bocah lima tahun lagi. Yang kau sayangi hanya Angel, yang ada di pikiranmu hanyalah Angel. Pergi dan urus saja Angel-mu itu dan jangan ganggu hidupku." Ucap Apple ketus.
Dada pria itu terasa sesak, dia bahkan seakan lupa bagaimana caranya bernapas. Dia ingin menangis namun, sebisa mungkin dia menahannya. Niall terus menatap wajah putranya itu yang masih enggan untuk balik menatapnya. Dia membawa tangannya ke wajah bocah itu dan mengusapnya dengan halus.
"Mengapa kau berbicara seperti itu?" ucap Niall lirih.
"Berhentilah berpura-pura. Dasar aktor!" Apple bangkit dari tempatnya dan terus menggendong Ted dan meninggalkan Niall.
"Oke. Aku memang bersalah dan aku minta maaf! Kumohon, dengarkan pemintaan terakhirku!" Niall setengah berteriak.
Permintaan terakhir? Itu membuat Apple menghentikan langkahnya. Apple menoleh dan menatap ayahnya itu. "Apa?"
Niall berjalan mendekat, dia berlutut di hadapan bocah itu dan memeluknya. "Aku memang bersalah, maafkan aku. Jika... jika kau tidak menginginkanku untuk muncul di hadapanmu lagi. Kumohon, jaga Daisy dengan baik. Kuharap kau bisa menjaganya lebih baik dari aku. Aku memang pecundang, aku memang tidak berguna, kau pasti malu memiliki Daddy sepertiku. Baik, aku akan pergi tapi, kumohon, kembalilah kepada Mommy-mu. Dia sangat mengkhawatirkanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete (On Editing and Re-publishing)
RomanceBOOK 1: Broken. The hearts need more time to accept what the minds already know. [Highest rank #20 in Romance] Copyright © 2014 - 2015 by juliamulyana. All Rights Reserved.