Chapter 3

740 109 48
                                    

🐹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐹



Selalu sama. Rutinitas yang dijalani Nari selalu sama sejak tiga bulan ini. Ketiduran saat tengah menonton anime adalah salah satu kegiatan favoritnya untuk menjalani hari, yang mungkin terdengar monoton dan membosankan. Gadis itu tersentak dengan mata mengerjap ketika ketukan pintu terdengar ribut di kamarnya. Tidak butuh waktu lama bagi Nari untuk tersadar dengan situasi sebelum berjalan gontai untuk membuka pintu.

Yunji ada di depannya. Wajah masamnya yang kerap kali Nari lihat akhir-akhir ini terasa lebih suram dari biasanya. Lagi-lagi ibunya tampak muak melihat rutinitas Nari yang begitu suram dan membosankan. Di saat Nari adalah satu-satunya harapan bagi Yunji untuk terbebas dari kemiskinan yang menyiksa ini. Tidakkah Nari memiliki ambisi sedikit saja untuk mengubah semuanya? Kenapa anaknya berubah menjadi sosok pemalas yang enggan memperbaiki masa depan? Yunji tidak habis pikir pada anaknya sendiri.

"Bangun, Tuan Putri. " Yunji berkacak pinggang. Tatapannya terlihat sangat tidak bersahabat. "Ini sudah jam tiga sore, aku datang sesuai dengan permintaanmu. Di saat kau bisa bangun dengan kemauanmu sendiri!"

Nari memilih untuk tidak menghiraukan omelan ibunya dan berbalik untuk mengambil handuk. Saat hendak keluar dari kamar, Nari terkejut ketika Yunji mendorongnya kuat. Membuat gadis itu hanya bisa menghela napas dengan wajah datar dengan tubuh yang sedikit mundur ke belakang. Nari berusaha untuk tidak terpancing. Ia malas bertengkar dengan ibunya hari ini.

"Kau selalu saja seperti ini!"

"Katakan itu untuk dirimu sendiri."

"Nari!"

Nari mendengus seraya memperbaiki letak handuk yang nyaris merosot dari pundaknya. Lalu mengerang tak terima ketika Yunji memukul dadanya pelan.

"Sudahlah. Aku harus kerja, Ibu."

"Mau sampai kapan kau membusuk di minimarket itu?!"

"Jaga ucapanmu, kau menerima gajiku selama ini."

"Sudah kubilang, carilah pekerjaan dengan waktu penuh!" Yunji menunjuk wajah putrinya dengan gemas. "Kau tahu aku bertengkar dengan Bibimu kemarin. Sekarang kita tidak punya pemasukan tambahan karena aku sudah tidak mengasuh Sana lagi!"

"Salahkan dirimu sendiri yang telah melukai Sana!"

"Anak kurang ajar!"

Nari tersentak kala ibunya memukul pintu dengan keras.

"Demi Tuhan! Aku muak denganmu! Aku muak dengan keadaan ini! Tidak ada seorang pun yang bisa kuandalkan!" tukas Yunji dengan wajah merah padam. "Setidaknya bangun dan bersikaplah seperti dulu! Kemalasanmu membuatku jijik! Aku seakan tidak mengenalmu, Nari!"

Daddy Issues [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang