Chapter 10

728 101 58
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cung yang gemes sama nak itik👆



🐣





Ketika Nari memutuskan untuk berpacaran dengan Namjoon, gadis itu tahu bahwa akan ada banyak perubahan yang terjadi dalam dirinya. Mulai dari status sosialnya, gaya hidupnya sampai interaksi sosialnya di kalangan orang lain. Kedatangan Namjoon yang kerap kali menjemputnya diam-diam mengundang kecurigaan teman-teman sekolahnya. Membuat rumor yang menyebutkan bahwa Nari adalah simpanan dari pria beristri mencuat ke permukaan.

Gadis itu seketika diasingkan.

Namun karena pola pikir Nari yang masih dangkal saat itu membuatnya tidak terlalu ambil pusing. Namjoon menjanjikan pengakuan. Dan Nari pikir, selama Namjoon masih berada di sisinya dan mencintainya, ia akan baik-baik saja. Tidak apa jika ia kehilangan teman atau momen berharga di masa remajanya, selama tujuan yang ia inginkan bersama Namjoon bisa tercapai suatu saat nanti. Selama SMA Nari hidup dengan prinsip bodoh itu.

Hingga Jimin datang dan membumbui masa remajanya dengan lebih baik. Nari ingat sekali saat Jimin menghampirinya di tengah kantin lalu menanyakan kabarnya, mengajaknya berkenalan, di saat rumor tentang dirinya sedang begitu panas di kalangan siswa-siswi sekolah. Sampai kapan pun, Nari akan selalu menganggap Jimin sebagai orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Pria itu terlalu baik, terlalu perhatian. Bahkan Jimin rela menjadi pelindung Nari selama di sekolah hingga membatasi lingkup pertemanannya sendiri.

"Jim,"

Nari menghentikan langkahnya sejenak, terdiam. Memandangi punggung Jimin yang melangkah semakin jauh di depannya. Pria itu tidak mendengar panggilan Nari karena suaranya begitu kecil.

"Jimin,"

Pria yang tengah sibuk menghabiskan es krim sambil menenteng sling bag milik Nari lantas menoleh seraya mengernyit. "Apa?"

Nari menghela napas. Sosok Jimin yang kini berdiri di depannya tampak begitu menawan meski hanya mengenakan kaus hitam dan ripped jeans dengan sobekan di bagian lutut. Pesona pria itu memang tidak bisa disangkal siapa pun. Auranya yang unik, rahangnya yang lancip, wajahnya yang bisa tampak imut dan tampan di saat yang sama. Jimin sangat sempurna. Tapi kenapa begitu sulit bagi Nari untuk melihat Jimin sebagai seorang pria? Nari ingin sekali mencoba. Namun disisi lain, perasaannya sulit untuk menerima.

Sadar dengan sahutan Jimin, Nari menggeleng cepat lantas berjalan menghampiri pria itu. Nari tersenyum semanis mungkin meski kerutan di matanya tidak bisa berbohong. Ia merasa sangat bersalah. Saat di kafe gadis itu benar-benar mengalihkan pengakuan Jimin dengan cara yang bodoh. Yakni terus-menerus menyangkal dan mengajak Jimin bercanda. Hingga pria itu salah tingkah lalu mengalihkan suasana dengan mengajak Nari jalan-jalan ke taman kota sambil memakan es krim bersama.

Daddy Issues [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang