Chapter 12

674 102 72
                                    

🐹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐹




Hari ini Jeon bangun lebih pagi dari biasanya. Jadi anak itu punya kesempatan untuk sarapan bersama dengan ayahnya. Pagi ini Seokjin membuat beberapa menu rumahan yang dimasak dengan ikan dan sayuran. Namun tampaknya Jeon sedang tidak mood memakan tumisan-tumisan hangat. Anak itu sempat merengek ingin dibuatkan roti panggang dengan isian daging.

Seokjin sempat kesal karena sudah terlanjur memasak. Namun perdebatan kecil antara anak dan ayah itu berhasil diredam berkat kesepakatan dari Nari yang turut menemani mereka pagi ini. Gadis itu menawarkan kudapan kecil kesukaan Jeon yang bisa dimakan sebagai dessert. Sebagai pecinta makanan manis, Jeon senang sekali ketika Nari menawarkan sando isi stroberi untuk dimakan setelah sarapan.

"Kalau tidak salah aku masih punya beberapa stok di kulkas." ucap Seokjin yang masih sibuk memasak. Pria itu sempat menoleh pada Nari yang kini beranjak dari meja makan. "Ambil saja beberapa potong."

Nari mengangguk lantas berjalan ke dekat pantri untuk mengambil beberapa potong sando kesukaan Jeon yang disimpan di kulkas. Gadis itu mulai mencari makanan yang diinginkan. Tak lama setelah itu, Nari mengernyit seraya mengeluarkan sando yang hanya tersisa dua potong saja.

"Aku hanya menemukan dua potong, Tuan."

"Apa?" tandas Seokjin tidak percaya. Pria itu meninggalkan masakannya sejenak, membuka kulkas, lantas mendengus ketika menyadari jika ia kelupaan mengisi stok makanan manis. "Kenapa Bibi Lee, Bibi Moon, Bibi Park, Bibi Choi dan Bibi Jung tidak bilang padaku?!"

Nari hanya bisa melongo mendengar Seokjin yang berbicara sangat cepat.

"Kenapa, Ayah?" Jeon menyahut di meja makan.

"Hanya tersisa dua." Seokjin menunjuk dua potong sando di tangan Nari. "Pagi ini kau makan satu saja, ya."

"Hm," Jeon cemberut.

"Ayah akan menghubungi Bibi Lee setelah sarapan. Jadi Bibi Lee bisa mampir dulu ke minimarket sebelum ke sini." jelas Seokjin seraya mematikan kompor lantas mulai memindahkan dua menu terakhir ke piring dan mangkuk. "Jangan khawatir. Stok sando akan terisi penuh hari ini."

Mereka pun mulai sarapan bersama. Setelah hampir satu bulan, ini pertama kalinya bagi Nari bisa duduk lalu makan bersama dengan Seokjin dan Jeon dalam satu waktu. Seokjin makan dengan lahap. Bibirnya yang penuh tampak menggemaskan saat mengunyah. Sementara Jeon terlihat lesu dan malas menyentuh makanannya. Nari bahkan harus sesekali menyuapinya karena Jeon sudah terlanjur badmood perihal sando yang tersisa sedikit.

Setelah sarapan selesai, Jeon buru-buru mengambil satu sando lantas memakannya dengan lahap setelah memotongnya lebih dulu. Seokjin yang melihat itu hanya bisa menghela napas. Sementara Nari mulai memotong sando yang tersisa menjadi dua bagian. Gadis itu tersenyum ketika memotongnya dengan garpu tanpa menyadari raut wajah Jeon yang berubah. Anak itu menatap Nari bingung dengan mulut penuh dan sedikit kotor oleh krim.

Daddy Issues [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang