Chapter 14

699 103 61
                                        

Mohon dukungan vote dan komentarnya🐹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mohon dukungan vote dan komentarnya🐹






"Dia orangnya, Noona! Dia Dewa Penghancur!"

Saat itu, Nari merasa jika atmosfer di sekitarnya menciut hingga membuatnya terhimpit. Detik yang berlalu kali ini terasa lebih lama dari biasanya. Entah gadis itu mengalami disorientasi atau memang terjebak dalam rasa histeris yang tertahan, namun perasaan ini membuatnya muak. Ketika Jeon terus berceloteh soal Dewa Penghancur, hati kecil Nari membenarkan semuanya. Karena eksistensi seseorang di hadapannya adalah Dewa Penghancur yang sudah memporak-porandakan hidupnya.

"Namanya Paman Namjoon."

Nari tidak bisa menahan diri untuk tersenyum getir. Tatapan Namjoon yang menghunus nyata tepat di depannya membuat gadis itu sadar jika semua ini bukanlah lelucon belaka. Tuhan benar-benar mempermainkan takdirnya seperti simulasi. Namun, detik yang terasa menyiksa itu buru-buru Nari raih kembali dalam kendalinya. Membuat gadis itu berusaha bertingkah normal senatural yang ia bisa.

Sementara Namjoon yang terpaku di ambang pintu kini benar-benar mematung tanpa bergeming. Eksistensi Ryu Nari di depannya bagaikan oasis yang ia temukan di padang pasir. Pria itu tersenyum tipis, seakan berusaha mengendalikan diri sebelum Nari mengambil alih isyarat di antara mereka. Tatapan gadis itu menunjukkan penolakan yang kentara dengan sorot tajam. Menandakan jika Namjoon tidak dipersilakan untuk mengatakan yang sebenarnya pada Ahn Seokjin.

Pria yang tidak tahu apa-apa.

Pria yang melewatkan kejanggalan di antara dua orang itu seiring dengan kedipan mata.

"Kenapa?" Seokjin yang berdiri di sisi pintu kini kebingungan melihat Nari dan Namjoon yang sama-sama terdiam. "Apa kalian saling—"

"Ah, maaf," tandas Nari seraya tertawa sumbang, namun raut wajahnya terlihat begitu tenang. Ia menatap Seokjin dengan senyuman lantas beralih pada Namjoon. "Aku terkejut karena tamu yang datang benar-benar mirip dengan sepupuku."

Mendengar itu Seokjin mengangguk paham. Jeon celingukan di antara ketiga orang dewasa itu. Sementara Namjoon menatap Nari penuh arti. Sejurus kemudian, gadis berambut panjang dengan iris mata cokelat terang itu lantas segera membungkuk hormat ke arah Namjoon.

"Selamat datang, Tuan. Maaf membuat Anda terkejut."

Diam-diam Namjoon menelan ludah. Sial, kenapa semuanya jadi berujung seperti ini? Ada begitu banyak pertanyaan yang kini berkeliaran dalam kepalanya. Tidak pernah sedikit pun terpikir olehnya bahwa ia akan benar-benar melihat Nari di situasi seperti ini. Namjoon sangat bingung sekarang.

"Ah, jadi ini pengasuh Jeon yang baru?" tukas Namjoon akhirnya. Sebagai seorang CEO yang kerap kali bermuka dua untuk menghadapi dunia bisnis, bermain cantik dalam basa-basi adalah keahliannya. "Perkenalkan, aku Namjoon. Han Namjoon. Aku rekan baiknya Jin."

Daddy Issues [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang