🐹
Ingatkan Nari untuk membeli kamera intercom setelah ini.
Padahal fungsi dari benda tersebut sangatlah penting. Selain untuk keamanan, Nari dan ibunya jadi lebih punya antisipasi untuk menghadapi tamu yang datang. Namun mereka malah menyepelekan hal itu dengan dalih jarang adanya tamu yang berkunjung. Jadi sekarang Nari hanya bisa pasrah ketika tamu yang tak disangka-sangka datang ke kediamannya, memeriahkan suasana, lalu meminta untuk menginap.
"Noona, boleh aku tambah lagi?"
Nari tersentak dari lamunan lantas menoleh ke arah Jeon. Anak berwajah tampan yang kini tampak lahap saat menyantap makan malam. Malam ini Yunji membuat samgyetang, ia bahkan rela mengorbankan stok ayam yang tersedia bulan ini karena ingin menyuguhkan makanan terbaik untuk tamu. Mengingat Jeon baru saja pulang dari rumah sakit.
"Tentu. Kau ingin kuahnya juga?"
Jeon mengangguk antusias.
Dengan cekatan, Nari menambahkan potongan ayam dan kuah pada mangkuk Jeon. Membuat anak itu tersenyum dengan mata yang tak henti menatap makanan di depannya. Sementara Seokjin yang memerhatikan diam-diam cukup terkejut melihat putranya. Melihat nafsu makan Jeon yang meningkat seakan menjadi momen langka bagi Seokjin. Karena selama di rumah sakit, anak itu tidak mau makan apa pun selain bubur kepiting.
"Noona, sungguh! Ini enak sekali," puji Jeon untuk ke sekian kalinya.
"Bukan aku yang memasaknya, Jeon. Tapi syukurlah. Senang melihatmu menyukainya."
"Noona pasti makan ini setiap hari."
"Tidak juga."
"Kalau aku jadi Noona, aku akan minta dimasakkan ayam ini setiap hari."
"Bahkan di musim panas sekali pun?"
Jeon mengangguk cepat. Lalu melirik Yunji yang tersenyum memerhatikan tingkahnya. "Ibunya Noona pintar sekali memasak."
"Terima kasih, Jeon."
Yunji tersenyum lebar, mengundang tawa kecil Jeon yang menganggap senyum Yunji begitu lucu. Kehadiran anak itu benar-benar mencairkan suasana kacau di antara Nari dan Seokjin yang masih saling diam. Keceriaannya, senyum riangnya, wajah tampan dan manisnya. Pesona Jeon mengundang rasa gemas dari ketiga orang dewasa yang menyaksikan tingkahnya sepanjang makan malam.
Di sisi lain, Seokjin begitu bersyukur. Keceriaan Jeon akhirnya kembali seperti sedia kala. Interaksi menggemaskan dengan Nari seakan menjadi de javu yang begitu ia rindukan. Seokjin sangat menikmati suasana ini. Meski hatinya diam-diam merasa sesak dengan ketidakjelasan yang belum sirna di antara dirinya dan Nari. Seokjin tidak tahu. Pria itu tidak tahu harus melakukan apa untuk memperbaiki semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Issues [M]
FanfictionDi tengah rintik hujan siang itu, Ryu Nari melihat seorang ayah berparas tampan yang duduk di depan minimarket tempatnya bekerja. Terdiam melihat putranya yang menangis histeris sampai berguling-guling di trotoar jalan. Awalnya, gadis itu tidak pedu...