Di tengah rintik hujan siang itu, Ryu Nari melihat seorang ayah berparas tampan yang duduk di depan minimarket tempatnya bekerja. Terdiam melihat putranya yang menangis histeris sampai berguling-guling di trotoar jalan.
Awalnya, gadis itu tidak pedu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌚
Hari Senin nanti, sekolah Jeon akan mengadakan kunjungan ke kebun binatang dalam rangka piknik sekaligus belajar. Orang tua tidak diperkenankan untuk ikut dan hanya boleh memantau lewat cerita yang akan digambar oleh anak-anak mereka nanti. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus disiapkan orang tua untuk masing-masing siswa selama mengikuti kegiatan tersebut. Di antaranya adalah bekal makan siang, camilan, buku gambar dan jaket.
Seokjin selaku orang tua tunggal selalu antusias jika mendengar kegiatan belajar di luar sekolah. Karena sikap antusias yang berlebihan itu, ia kerap kali menjadi perfeksionis dalam menyiapkan perlengkapan yang ditugaskan pihak sekolah. Pokoknya, barang-barang yang dibawa Jeon nanti harus dalam keadaan baru. Termasuk makanan dengan bahan-bahan segar dan berkualitas. Jadi di akhir pekan ini, Seokjin membawa Jeon dan Nari ke mal terdekat untuk belanja.
Hubungan Seokjin dan Nari memang berdampak baik pada pola asuh Jeon. Mereka kerap kali berunding tentang segala hal mengenai kebutuhan anak itu. Ketika Nari dan Seokjin sampai di pusat perbelanjaan makanan, mereka langsung berpencar untuk mencari hal-hal yang dibutuhkan agar menghemat waktu. Jeon pergi bersama Seokjin, sementara Nari berkeliling sendiri menuju area buah-buahan.
"Buah naga, kiwi, anggur dan apel," gumam Nari, mengingat-ingat nama buah yang harus dibeli atas perintah Seokjin.
Buah-buahan itu hampir Nari temukan semua dengan mudah. Gadis itu tinggal mencari buah kiwi sebagai tugas terakhirnya. Saat sedang memilih-milih kiwi dengan kualitas bagus, tiba-tiba Nari mendengar bisik-bisik aneh dari beberapa gadis yang lewat di depannya.
"Sungguh pemandangan langka, bukan?"
"Kalau begini jadinya aku akan sering datang untuk belanja agar bisa bertemu pria keren itu lagi!"
"Kau lihat tadi wajahnya? Ah, mana sambil menggendong anak! Dia terlihat seperti sugar daddy sungguhan!"
"Sepertinya dia tidak punya istri atau baru saja bercerai. Aduh ... aku jadi ingin mengajaknya kenalan!"
"Harum tubuhnya menggoda sekali!"
"Astaga, bukankah kita harus kembali untuk melihatnya? Ayo!"
Entah kenapa, Nari merasa tidak enak hati. Diam-diam ia mengikuti gerombolan gadis dengan seragam sekolah yang kini berjalan menuju area lain. Nari mendorong troli berisi buah-buahan dengan santai, berlagak seperti tidak mengikuti mereka. Sementara gerombolan itu membawanya ke area penjualan daging. Di sana, Nari bisa melihat Seokjin yang sedang menggendong Jeon sambil sibuk memilih daging sapi.
"Ah, dia masih di sini!" seru gadis berambut sebahu. "Tidak sia-sia kita mampir ke tempat ini setelah toko make up."