Chapter 29

712 95 118
                                    

🐹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐹








Ahn Jungkook benci keributan.

Hidupnya sudah cukup mencekik oleh teanan selama ini. Setelah berhasil berontak saat lulus sekolah dengan mengambil keputusan sendiri untuk jurusan kuliahnya, Jungkook merasa cukup berhasil menghindari keributan. Padatnya jadwal kuliah tidak cukup membuatnya tertekan karena ia berhasil memasuki fase hidup yang seharusnya. Namun di saat larut bersama rutinitas pendidikan, Jungkook jadi merasa asing pada keluarganya sendiri.

Keluarga besar yang merepotkan.

Setidaknya itulah yang tertanam dalam alam bawah sadarnya. Sudah sejak lama ia tidak melihat keriuhan keluarga besar yang memuakkan. Jungkook hanya bisa pasrah bersandar di kursi rumah sakit ketika kakek dan neneknya tampak gelisah, diikuti dengan ibunya sendiri yang turut berkumpul bersama mereka. Tidak lupa dengan sosok paling cerewet yang mendominasi keributan itu. Wanita paruh baya berpakaian elegan dengan tas mahal yang selalu melengkapi penampilannya.

Sementara di tengah-tengah mereka, terdapat seorang pria yang tampak sangat frustrasi. Jujur saja, Jungkook kasihan melihatnya. Situasi yang terjadi sangat memicu tekanan yang pernah ia alami. Jungkook sangat tahu rasanya. Ahn Seokjin adalah standar tertinggi keluarga besar yang diharuskan untuk tangguh dan kuat. Pria itu dipercaya menjadi pengganti kakeknya di usia yang masih cukup muda. Dan bagi anak laki-laki di keluarga Ahn, pilihan bukanlah jalan.

Jadi tak heran bila Jungkook berontak.

"Aku tidak mau tahu, kau harus menghubungi pengasuh itu dan kembali mempekerjakannya!"

"Aku akan mengusahakan yang terbaik untuk anakku."

"Yang terbaik kau bilang? Lantas kenapa Jeon berakhir seperti ini?"

"Bukankah terakhir kali aku menitipkannya padamu?"

"Astaga, Jin! Kau menyalahkanku?!"

Tanpa sadar Jungkook bergidik ngeri. Keributan yang terjadi di depan sana berhasil mengundang perhatian orang-orang yang berlalu-lalang di koridor rumah sakit. Jika mereka bukan dari keluarga Ahn, sudah pasti pihak rumah sakit akan langsung menghentikan keributan ini. Ingin rasanya Jungkook menghampiri mereka untuk membela Seokjin. Namun inisiatifnya tidak cukup mampu meredam perasaan malas yang sudah menjalar. Jungkook terlanjur enggan mengurusi hal yang merepotkan.

Sore tadi, Jungkook berniat menghadiri kelas kedua ketika tiba-tiba ibunya menghubungi sambil menangis. Ia menanyakan keberadaan Seokjin yang tentu tidak diketahui Jungkook sama sekali. Lalu akhirnya sang ibu juga memberitahu bahwa Jeon baru saja pingsan di sekolah, sementara Seokjin tidak bisa dihubungi. Mendengar itu Jungkook tentu merasa panik, mengingat Jeon adalah cicit satu-satunya yang sangat disayangi kakeknya. Jika Seokjin adalah standar tertinggi, Jeon adalah tahta yang sebenarnya. Keluarga Ahn masih memiliki kehangatan karena kehadiran Jeon di antara mereka.

Daddy Issues [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang