Chapter 11

755 97 24
                                    

🌚 maafkan aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌚 maafkan aku

Yg buka cerita ini di jam-jam puasa atau sahur plis skip dulu. Kalian bisa baca setelah buka ya😌










Hari ini Namjoon menyuruh Nari memakai kaus kaki yang lebih panjang saat sekolah.

Dari sekian banyak pesona Nari yang Namjoon puja dari fisiknya, kaki jenjang Nari adalah salah satu kelemahannya. Namjoon suka ketika kaos kaki panjang membalut dengan ketat di sepanjang betis gadis itu. Membuat fantasi liarnya lagi-lagi berkobar bagai api yang besar. Disisi lain, Nari juga merasa tidak keberatan. Gadis itu memakai kaos kaki putih hingga ujungnya menutupi lutut.

Namjoon kembali membawa Nari malam ini. Mereka kembali bersenang-senang dengan Nari yang masih mengenakan seragam sekolah. Setelah masuk ke salah satu kamar hotel secara bergiliran, tidak butuh waktu lama bagi Namjoon untuk meraih tubuh Nari pada jangkauannya. Jemari besar Namjoon mengangkat satu kaki Nari, sedikit menekuknya, lalu meraba pahanya dengan gerakan seduktif.

"Ah, Daddy..." Nari menggeliat, tubuhnya meliuk tanpa sadar. "Bisakah... bisakah kita duduk dulu sebentar?"

"Tidak bisa. Aku rindu." Namjoon meletakkan rahangnya di pundak Nari, deru napasnya berembus penuh gairah. "Apa kau juga merindukanku?"

Nari hanya bisa mengangguk seraya mencengkeram kemeja putih Namjoon dengan kuat.

Namjoon mendesak tubuh Nari ke dinding ruangan, mengimpitnya, merapat padanya. Hingga Nari bisa merasakan sesuatu yang mengganjal di antara kedua pahanya. Gadis itu merintih. Rahang Namjoon yang tampak kokoh dan seksi kini menggesek permukaan kulit di lehernya. Deru napas pria itu menggelitik setiap inci tubuhnya, mengantarkan getaran yang sulit untuk dilawan. Nari selalu kalah. Tindakan Namjoon yang gesit dan buru-buru memberikan sensasi tersendiri untuknya.

"Daddy,"

Namjoon tidak menanggapi lenguhan Nari yang semakin keras. Alih-alih, jawaban yang pria itu tunjukan terlihat pada sentuhannya yang semakin agresif. Jemari besar Namjoon kini meremas buah dada Nari secara bergiliran, merengkuh begitu kuat. Membuat gadis yang terhipnotis oleh sentuhan itu kini menyentakkan tubuhnya dengan mulut terbuka.

Raut wajah Nari yang memelas penuh sensual membuat Namjoon hilang akal. Pria itu kalap. Ia membuka seragam Nari secara paksa hingga kancing seragamnya jatuh berhamburan karena terlepas dengan keras. Nari tersentak. Jemari besar Namjoon masuk secara paksa hingga menyentuh bra hitam yang ia kenakan, melepasnya, lalu melesak menuju buah dadanya yang kini tidak tertutup sehelai benang pun.

"Ah, Daddy!" Nari melonjak kala bibir tebal Namjoon menyentuh pucuk dadanya. "Aku... ah! Oh my God!"

Di balik isapannya yang semakin menguat, Namjoon menyeringai puas.

Daddy Issues [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang