Chapter 8

712 100 54
                                        

Happy reading🐨🐹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading🐨🐹





Nari melengkungkan tubuhnya yang terduduk di jok mobil. Bibirnya tergigit kuat diikuti rintihan lirih yang keluar dari mulutnya. Kedua tangannya mengepal, aliran darahnya terasa cepat, jantungnya berdegup kencang. Merasakan ledakan indah yang menyerang inti tubuhnya. Menggelitik hingga berhasil membuat sekujur tubuhnya gemetar menahan nikmat. Tak lama setelah itu, dua jari keluar dari inti tubuhnya dalam keadaan lembab.

Lagu Summer Walker berjudul Anna Mae terdengar mengiringi pelepasannya yang mulai usai. Nari bernapas lega dan seketika lemas. Gadis itu kini bersandar dengan mata terpejam. Seragam sekolahnya yang sedikit terbuka ia biarkan begitu saja. Kedua tangannya yang semula mengepal kini terkulai di sisi tubuh. Sejurus kemudian, Nari mengernyit mendengar bunyi jepretan kamera ponsel yang terdengar di dekatnya. Membuat gadis itu praktis membuka mata.

"Daddy, hentikan." Nari mengangkat telapak tangan untuk menutup wajahnya sendiri. "Ini pelanggaran."

Namjoon yang semula sibuk memotret wajah Nari hanya bisa menggigit bibir. Kedua jarinya yang baru saja memainkan inti tubuh Nari masih tampak lembab sebelum Namjoon berinisiatif untuk mengisapnya. Pria itu berlama-lama melakukannya, mengundang perhatian Nari yang kini hanya bisa tersenyum lirih karena terlalu lemas.

"Tidak. Ini menyenangkan." bisik Namjoon. "Pelepasanmu adalah sesuatu yang berharga. Aku harus selalu mengabadikannya."

"Ponselmu sudah banyak menyimpan sesuatu yang berbahaya."

"Kau benar." Namjoon terkekeh lalu membantu Nari untuk merapikan seragam sekolahnya. "Itu sebabnya aku sangat protektif terhadap ponselku."

Nari memutar mata seraya membiarkan Namjoon yang kini beralih merapikan rambutnya. "Lebih dari apa pun."

Namjoon tertawa. Setelah merapikan seragam dan rambut Nari yang berantakan, kini giliran celana dalam Nari yang nyaris jatuh dari kedua kakinya. Namjoon menarik celana dalam tersebut dengan perlahan lalu membantu Nari memakainya kembali. Pria itu melakukan semuanya dengan telaten dan sigap. Seakan kegiatan panas yang mereka lakukan di dalam mobil sudah biasa dilakukan.

Sore ini mereka tengah berada di parkiran hotel. Seharusnya Namjoon sudah memesan kamar sejak setengah jam yang lalu. Tapi fantasi liar lebih dulu mengambil alih pikirannya. Namjoon begitu merindukan Nari setelah hampir dua bulan mereka tidak bertemu. Setelah mengatur ulang jadwal kerjanya seefektif mungkin, Namjoon juga menyuruh Nari untuk absen dari kerja sambilannya hari ini.

"Masih lemas?"

"Sedikit."

"Mau masuk sekarang?"

"Maksudmu?" Nari melirik Namjoon dengan ekspresi kaget. "Kita akan melakukannya di mobil?"

"Princess," Namjoon terkekeh, pria itu mendekat seraya menggigit daun telinga Nari sebelum kembali berbisik, "You're so horny for me, huh?"

Daddy Issues [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang