Kafka dan Joe semakin dekat, bahkan sekarang, secara terang-terangan Joe akan memperhatikan Kafka membuat beberapa orang dikelas terkejut, ada yang ngak suka ada yang suka banget, contohnya Talia dan Naylin
"bener kan kata gue apa, li. mereka tu pacaran cuma backstreet" Talia hanya mengangguk mendengar perkataan dari sepupunya
"Jo, Ka. kalian kalau mau pacaran jangan dikelas dong" ucap salah satu teman sekelas mereka, Kafka mendelik, apa-apaan itu, dia ngak pacaran sama Joe.
"kantin?" Kafka menoleh menatap Joe, tadi Joe berbicara kan? tapi kok dia kelihatan main handphone. jadi, dia berbicara sama Kafka apa sama handphonenya
Joe yang tidak mendapat jawaban langsung menatap Kafka
"ngantin?" tanya Joe lagi, Kafka mengangguk
"JOOO AYO NGANTINN!!" semua yang berada didalam kelas menatap Aylen yang berdiri dipintu sambil tersenyum manis kearah Joe
Joe merangkul Kafka dan berjalan. Kafka bisa melihat ketidak sukaan dari wajah Aylen
"kalian udah deket?" tanya Aylen, Kafka mengangguk
"pdkt" jawab Joe. Aylen langsung gugup
"o-oh. kalian mau pacaran?" tanya Aylen lagi, ia menatap kearah Kafka
"engga/iya" Joe dan Kafka berbicara barengan
"apaan si, jojo. engga, len, kita cuma temen ga lebih" jawab Kafka, ia melepas rangkulan Joe dan memilih merangkul Aylen. Joe mendengus dan menyusul Kafka sama Aylen yang sudah jauh didepan
...
"Jo, pesenin ya. bayarin juga deh" Kafka berucap, Joe mengangguk
"kalian?" tanya Joe menatap teman-temannya
"gue bakso" ucap Deo
"samain aja, semua" ini yang jawab Angga. Joe mengangguk dan pergi bersama Bara untuk memesan makanan
"Arva ngak kekantin?" tanya Aylen menatap Angga, Angga mengedikkan bahu
"Arva rapat" Aylen ber-oh ria. ia menatap handphonenya.
"Yo. lihat en ini. Arva nge publis cewenya" Deo langsung mendekat kearah Angga
"mana-mana. wihhh dapat juga tu anak, haha." Deo tertawa. Angga pun tertawa
"ngomongin apa si?" tanya Aylen
"lihat ig nya Arva deh, ay. dia baru post foto cewenya, gila." kata Angga, Aylen langsung membuka aplikasi Instagramnya, baru saja membuka diberandanya sudah terpampang foto Arva dan cewenya yang sedang berpelukan
"ini bukannya Anita kelas MIPA 1, ya? dia kan sekelas sama gue." Angga mengangguk menatap Aylen
"ngomong apa, seru banget" Joe datang, ia mengambil duduk disamping Kafka dan memberi Kafka semangkuk mie ayam dengan es teh manis yang dipesan sama cowo ini
"gatau tu, pada bahas bang Arva sama cewenya" jawab Kafka memakan mie nya. tak lama Bara datang membawa pesanan teman-temannya
"dasar bocah. gue ditinggal" Joe menatap Bara sambil menunjuk 2 jarinya
"Arva jadian sama Anita?" Joe bertanya. Aylen mengangguk sambil menunjukkan handphonenya. Joe hanya mengangguk, biarin dah.
mereka makan makanan nya dengan khidmat tanpa berbicara. Kafka sedikit risih karena Joe terus menatapnya. entah inisiatif dari mana Kafka menyodorkan mie nya kearah Joe, Joe dengan senang hati menerima suapan dari Kafka
"kok dimakan?"
"kan ditawarin" Joe mengusap rambut Kafka
"kan cuma nawarin, jangan mau lha" ucap Kafka menggerutu, ia memakan mienya dengan menatap sinis Joe
"iya-iya, maaf. nanti diganti deh, yang banyak" Joe tersenyum kearah Kafka. Kafka menipiskan bibirnya, dia gugup sekaligus salting.
"minggir." Joe menatap Arva yang baru datang dan mengusirnya
"disitu ada bangku" tunjuk Joe ke kursi yang kosong
"gue maunya disini" Joe memutar bola matanya
"gue duluan."
"terserah. lu pergi." Joe mengebrak meja membuat seisi kantin kaget, apa lagi Kafka, mie yang udah didalam mulut ia keluarin lagi
"gausah mancing"
"gada yang mancing. disini tempat gue."
"emang ada tulisan, buat Marva Jhoan. ga kan?"
"pergi. ganggu."
"lu yang ganggu goblok" Joe sudah siap buat mukul abangnya ini
"Jo. gue udah selesai makannya, ayo pergi dah. gue mau ke perpus" Joe menatap Kafka, mengambil napas dalam, Joe tersenyum dan mengangguk. Kafka sudah berjalan duluan. Joe menatap Arva dengan tajam begitupun sebaliknya
"gue tau. jangan harap lu bisa dapetin dia." setelah mengatakan 1 kata dengan berbisik, Joe berjalan menghampiri Kafka yang duluan. Arva menatap penuh marah kearah Joe.
"va, udah lah. perkara kursi aja lho. sini makan udah gue beliin" Arva menatap temannya, Deo
"goblok, gue yang beliin" Bara memukul belakang kepala Deo. Arva memilih duduk dan memakan makanannya. Aylen menatap semua itu dengan pandangan yang sulit diartikan
....
"abang lu ga jelas, jo. dateng-dateng marah" ucap Kafka, ia berdiri dipembatas roftop. iya, dia tadi niatnya mau ke perpus, tapi karena Joe menyeretnya kesini ya dia ngikut aja
"dia susah ditebak." Kafka menoleh menatap Joe yang tiduran dikursi yang sedikit usang. Joe tiduran dengan tangan kiri sebagai bantal dan tangan kanan yang menutup matanya
"kaya lu." terdengar kekehan dari Joe saat mendengar ucapan Kafka
"saudara yang susah ditebak. ya kan?" Joe mengangguk.
"bisa jadi." Kafka tersenyum tipis.
"lu suka Anita? gue saranin si ya. jangan mengulang kesalahan yang sama, jangan jadi kaya Arvin dan Jhoan. Jo, kalau lu beneran suka Anita, ikhlasin dia. jangan berantem kaya anak kecil kalian udah dewasa." Joe menahan senyumannya, ia mendudukkan diri menatap Kafka yang sedang menatapnya
"kalau gue bilang, gue suka lu, gimana?" Kafka menaikkan alis ya, ia gugup. rasanya pipi dia panas
"ya ga gimana-gimana. terserah lu" Kafka memalingkan menatap pemandangan dari roftop ini. Joe tersenyum tipis dan berjalan kearah Kafka, ia memeluk tubuh Kafka dan menenggelamkan wajahnya diceruk leher Kafka
"gue bener-bener suka lu, ka. dari awal ketemu" Kafka tertawa
"gue baru disini 3 hari. dan lu udah suka aja"
"tapi gue bener-bener suka lu"
"gue ga ngelarang. tapi, gue harap lu ilangin rasa itu, gue ga mau lu sakit hati dan berakhir bunuh diri. gue udah punya cewe." Joe melepas pelukannya
"really?" Kafka mengangguk, ia menatap Joe
"gue udah ada cewe, jo. sekarang kita ldr karena gue dipindahin kesini." Joe menghembuskan napasnya
"gue bakal nunggu lu"
"gausah. karena, sampe kapan pun gue ga akan belok. gue lurus, Joe Anggarsha Dixon" Kafka pergi ninggalin Joe yang terdiam diroftop
"kita bisa jadi temen" sebelum Kafka menutup pintu roftop ia berucap. membuat Joe tersenyum miris
"gue udah suka sama lu"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Who M.J? [boyslove]
Sonstigessemua orang mengetahui namanya namun mereka tidak mengetahui siapa dibalik nama M.J M.J ketua geng motor yang terkenal di kotanya. hingga seorang laki-laki yang rela pindah sekolah demi mencari siapa m.j. dia, Kafka Prananta. pemuda umur 16 tahun...