Ketemu Pacar

107 11 0
                                    

Sebelum jam 5 sore, Kafka udah sampai di rumahnya setelah mengantar Amara pulang.

Sekarang sudah jam 8 malem, Kafka duduk disofa, bundanya lagi keluar, biasa arisan. Papanya bakal pulang malem banget, abang Rafka juga lagi ada jadwal kuliah begitu pun mbak Nini, mungkin bakal pulang jam 9 malem. Kafka jadi sendirian sekarang.

"telfon kak Arva ga si?" baru saja Kafka akan menelpon. Orang yang akan ia telfon malah menelfonnya

"halo?" sapa Kafka saat panggilan itu tersambung

"ka."

"kenapa, sayang?" Kafka malu, padahal ia sendiri yang mengatakan kata itu, ia juga yang salting

"kangen"

"apaan si, tadi aja bilang engga"

"i love you"

"iya, love you more"

"emm"

"lu mabuk?"

"engga sayang"

"boong banget"

Kafka langsung mematikan panggilan, ia segera berganti ke video call, didering pertama, Arva langsung mengangkatnya

"tu kan mabok. Muka lu merah kak"

"gapapa"

"ada masalah? Sini cerita"

"lupain aja, skip."

"yaudah, gue matiin ya? Kan ga ada yang perlu dibahas"

"jangan. Kangen, ka." Kafka ngak ngejawab, ia masih menatap wajah Arva yang memerah dengan kemeja yang tak terkancing.

Kafka berjalan menuju kamar

"ka, badan ku panas"

"demam?"

"ngak, cuma panash" Kafka sedikit terkejut saat suara Arva malah terdengar seperti mendesah (?)

"Arva, gue matiin ya kalau lu aneh-aneh" Arva terkekeh, ia membuka matanya menatap Kafka

"vcs ayo, ka"

"apaan, kaga kaga. Gausah aneh-aneh lu" Kafka memalingkan matanya dari Arva, Arva yang mabok sangat meresahkan

"bercanda, ka. Kapan pulang? "

"besok, kak"

"aku matiin ya?"

"emm, matiin aja"

Arva tersenyum sebentar lalu mematikan panggilannya.

Kafka memegang dadanya sebelah kiri.

"jantung gue ga baik-baik aja" guman Kafka. Ia kembali mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Ia sangat tidak sabar untuk hari esok.

.
.
.
.
.

Keesokan paginya, Kafka berpamitan kepada orang tuanya, ia harus kembali sekolah, dan kembali bertemu ayang tercinta.

"bunda, papa, bang, Kafka pamit ya?" Kafka tersenyum dan berbalik menuju mobil yang akan mengantarkan ia kembali ke kota Jakarta

Ia duduk dikursi penumpang dengan kepala yang nyender ke cendela. Menatap Jogja.

Masih jam 1 pagi. Mungkin ia sampai di Jakarta jam 8 atau setengah 9, karena ia menaiki mobil pribadinya. Kafka memilih untuk tidur saja. Dengan earphone yang menyumpal telinganya dengan alunan musik.

"a'a, bangun. Udah sampai di apartemen ini"

Kafka bangun dengan mengucek matanya, ia menatap sekeliling dan langsung menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul 08.53

Who M.J? [boyslove] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang