Kafka membuka mata ketika mobil yang dikendarai oleh Arva berhenti. Kafka menatap Arva yang keluar mobil dan memasuki rumah yang seperti tidak digunakan, dan ia baru sadar ternyata dipinggiran rumah ini seperti bukan kota atau desa, lebih mirip dengan hutan.
ia membuka handphone, jam menunjukkan pukul 17.15
udah hampir jam enam sore. segera Kafka menyusul Arva yang menghilang dari pandangannya
"Assalamu'alaikum, selamat pagi. Kafka disini bukan mau ganggu, beneran, Kafka hanya pengen nyusul Arva" ucap Kafka saat memasuki rumah itu.
kesan pertama saat Kafka memasuki rumah itu adalah, gelap, sunyi, dan menyeramkan
"rill masuk rumah hantu ini mah" guman Kafka, ia melihat ada 2 pintu disamping kiri dan kanan, ia memegang knop pintu sebelah kanan tapi dikunci, lalu ia berpindah kesebelah kiri dan kebuka
"gilaaa" mata Kafka berbinar, karena menatap pemandangan yang begitu waw dimatanya, bagaimana tidak, ini seperti ruang kerajaan untuk rapat. dan beberapa buku dirak yang tertata rapi, ada beberapa senjata yang tertata rapi di dinding.
ia menatap sebuah pintu lagi, dan tanpa berfikir Kafka langsung membukanya
"HANTU!" teriak Kafka saat baru pertama membuka ia melihat laki-laki pendek didepannya. Kafka menutup matanya menggunakan telapak tangan
"ka?" mendengar suara yang sedikit familiar Kafka membuka jari-jari yang menutup matanya satu per satu.
"Aylen? kok lu disini?" laki-laki itu adalah Aylen, Kafka menatap heran Aylen
"lho, seharusnya gue yang nanya, kok lu bisa kesini?" tanya Aylen balik
"gue tadi kan sama bang Arva" ucap Kafka sambil menganggaruk leher belakangnya
"ayo." Aylen menoleh kebelakang, disana terdapat Arva yang menenteng sebuah map berwarna merah
Kafka melihat sekeliling, dia juga baru sadar ternyata kakel yang ditemuinya di kantin berada disini semua, dari Bara, Deo, Angga, bahkan Aylen juga.
Arva menatap teman-temannya dan segera menarik Kafka keluar.
"ngapain nyusul?" tanya Arva saat sudah berada diluar rumah
"sepi." jawab Kafka apa adanya, emang sepi, kan dihutan. dia tu takut kalau diculik sama tante kunti
"penakut."
.....
sekarang Kafka dan Arva sudah berada dirumah utama keluarga Dixon. mereka lagi kumpul diruang keluarga, tapi sibuk sendiri-sendiri.
Joe duduk dibawah beralasan karpet berbulu sambil mengerjakan pr. wanita yang diketahui pasangan dari Nadella sedang memasak didapur, Nadella sendiri sedang asik mengelus rambut Arva yang menjadikan pahanya sebagai bantal.
Kafka memilih menscroll tik tok, mumpung dapet wifi gratis ya kan?
tring tring
Kafka berdiri dan berpamitan untuk mengangkat telfon, ia sedikit menjauh
"hallo?" tanya Kafka, ia menoleh kebelakang guna melihat orang yang berada dirumah ini
"ka, mama sama papa mu ada diapart, kamu dimana?"
"serius?" tanya Kafka lagi
"sepuluh rius deh, ka. mama cape tau nunggu."
"ya maap deh ma. Kafka main kerumah temen ini"
"yauda, ini kamu mau kesini apa mama sama papa pulang?"
"Kafka si pengen ketemu mama. tapi, jarak rumah temen Kafka dan apart jauh, ma. ini aja Kafka mau nginep"
"yauda deh, kalau gitu mama pulang"
Kafka menipiskan bibirnya
"yauda ma, hati-hati, love u"
setelah mematikan panggilan. Kafka kembali keruang keluarga. saat baru selangkah Kafka mendapat notif dari handphonenya
Kei
//gimana?
apa?//
//m.j?
gue belum cari tau, tp skrg gue lg dirmh tmn yg ada dijln permatasari//
//hati-hati
👍//
read.Kafka menaruh handphone nya disaku celana dan berjalan kembali
"siapa, ka?" tanya Nadella saat Kafka kembali
"bunda" Nadella tersenyum
"pasti bundamu cantik" Kafka mengangguk, bundanya memang cantik, sangat cantik. karena hanya dia wanita satu-satunya dikeluarga.
"bunda Kafka emang cantik, ma"
"tapi, masih cantikan mama, kan?"
"dua-duanya cantik."
"Jhoan, cantikan siapa? mama atau bundanya Kafka"
"papa." Arva menduselkan wajahnya kearah perut Nadella membuat Nadella mencubit lengan Arva
"rapatnya ditunda dulu, ayo makan." suara wanita, Kennie, pasangan dari Nadella ini memecah kebisingan ruang keluarga
"mommy yang masak?" Joe mendongkak menatap mommynya
"iya. ayo makan" Kennie menggandeng tangan Nadella menuju dapur, Arva menyusul kedua ibunya dan meninggalkan Kafka dengan Joe yang hanya tatap-tatapan
Kafka menipiskan bibirnya, ia gugup, entah karena apa.
"ayo." Joe merangkul bahu milik Kafka, entah kenapa Kafka tersenyum tipis dan berjalan beriringan dengan Joe
....
setelah acara makan malam selesai, Kafka akan tidur dikamar milik Joe, karena Nadella akan tidur dengan Kennie.
sekarang, Kafka duduk bersila diatas kasur Joe. kamar Joe lumayan luas dengan banyak buku sebagai hiasan. Joe sedang berada dikamar mandi karena ada panggilan alam yang ngak bisa dilewatkan.
"JOJO GUE MAININ PE'ES YA!"
"SIP!" mendengar jawaban dari dalam kamar mandi, Kafka segera mengambil PS milik Joe dan memainkannya.
10 menit kemudian, Joe keluar dari kamar mandi, ia langsung merebahkan tubuhnya disamping Kafka yang tengkurap memainkan PS nya.
didalam ruangan ini hanya ada keheningan, hanya suara permainan milik Kafka dan suara hp Joe.
mereka terus bermain sampai lupa waktu, dan sekarang sudah menunjukkan pukul 00.26
Kafka merasa ngantuk, dia langsung mematikan PS nya dan segera berbaring untuk menjemput alam mimpi. Joe menatap Kafka dalam, ia tersenyum tipis, tangannya terangkat untuk mengelus wajah Kafka tapi dia berhenti karena ngak ingin buat Kafka kebangun
"lu persis banget sama dia, ka. kali ini gue ga bakal lalai kaya dulu, gue ga bakal ninggalin orang yang gue sayang. gue ga mau kejadian dulu terulang lagi, kejadian yang ngebut gue harus kehilangan 2 dunia gue sekaligus. gue ga bakal biarin mereka nyakitin lu lagi." Joe ngebatin, dia masih anteng natap Kafka yang merem hingga kantuk tiba dan berakhir dengan mereka yang tidur berhadapan.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Who M.J? [boyslove]
Diversossemua orang mengetahui namanya namun mereka tidak mengetahui siapa dibalik nama M.J M.J ketua geng motor yang terkenal di kotanya. hingga seorang laki-laki yang rela pindah sekolah demi mencari siapa m.j. dia, Kafka Prananta. pemuda umur 16 tahun...