Pulang

106 15 0
                                    

Kafka terdiam menatap 4 orang yang berada diruang an yang sama dengannya.

"udah gue bilang. Jangan ikut turun, ngeyel banget jadi orang" Kafka terdiam menatap Rafka, kakak nya yang sedang mengomel

"kalau gini yang susah siapa? Bunda panik disana. Pengen ikut tapi udah jam 1 malem. Bikin khawatir orang tua aja lu," Rafka menghela napas pelan menatap kondisi Kafka

"gue khawatir banget sama lu bangsat. Jangan bikin gue khawatir bisa ga? Mau udahin aja misinya? Gue bilang deh ke Kei"

Kafka masih terdiam membuat Rafka terheran, tumben banget ni bocah diem-diem bae. Biasanya juga bakal ngeles biar ga diomelin

"ka, dengerin gue kaga si?"

"pulang," Kafka menatap abang nya dengan tatapan sedih, ia sedih karena gagal sebelum memulai misinya

"gue mau pulang" ucap Kafka lagi. Rafka mengangguk.

"gue bakal bawa Kafka balik ke Jogja. Jadi, tugas terakhir gue kasih ke lu, lu pada" Rafka menatap Satria Aldo dan Eka bergantian membuat mereka mengangguk

"Kita pulang pas matahari terbit aja ya?" Kafka mengangguk. Ia kembali memejamkan matanya karena ngantuk

Satria, Aldo dan Eka pamit untuk pulang, Rafka segera tiduran disofa panjang sambil memainkan handphone nya.

Kafka terbangun, ia sulit tidur. Karena ga bisa tidur Kafka mengambil handphonenya dan dilayar pertama sudah menunjukkan notif

Arvaay
10 panggilan tak terjawab

Arvaay
17 pesan

Arvaay

//ka, dimana?
//hey
//Kafka.
//lu dimana?
//Kafka jgn bikin khawatir lah. Dimana?
//lu ga knp² kan, ka?
//hey
//kafka
//kaka
//Kafka tidur? Ini gue didepan aparat lu, buka dulu
//gue dobrak ya, ka? Besok gue ganti pintunya
//Kafka bnran deh, lu kemana?
//jgn bikin gue panik
//Kafka lu dimana? Diluar?
//cari martabak?
//ini jam 12 lu kemana dah?
//nginep rumah temen?
//kemana, ka?

gue krmh bnda//
Gue gpp//

//kafka, astaga. Lu bkin gue jantung, kirain kmn. Dirmh bunda sampai kapan?

Smpe gue nmu jwbn//
Jgn hub gue dlu ya, kak?//

Kafka mematikan handphone nya. Ia terdiam.

.
.
.
.

Jam 8 pagi, Kafka sudah berada dirumah sang bunda. Rumah keluarga Prananta.

"diem aja anak bunda, kenapa sayang?" Kafka menatap bundanya sambil tersenyum.

"gapapa, bun. Kafka cuma lagi mikir" ucap Kafka kembali menatap halaman luas rumahnya.

"halah mikir apaan, kaya beban hidup lu banyak aja, ka, ka" Kafka mendengus mendengar perkataan abang nya

"lu si gatau bang" ucap Kafka pelan, sang bunda hanya geleng-geleng, sifat anaknya tidak pernah berubah

"gue gatau apaan? Kasih tau dong biar tau" Kafka menghela napas, kirain ni orang budek eh kedengeran aja

"udah si diem aja, lu ga akan paham urusan anak muda" Kafka menaruh jari telunjuknya dibibirnya, mengode untuk gausah bicara lagi. Rafka mengambil tempat duduk disampingnya

Who M.J? [boyslove] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang