Amara

101 13 0
                                    

"yang bener aja, Mara?" Kafka kembali bertanya karena sedikit tidak percaya dengan ucapan Amara

"iya, ka. Sekarang aku pengen liat cowo kamu dong, hehe. Cocok ngak? Kalau engga nanti Amara cariin yang lain, yang vibesnya sugar daddy" Kafka melotot karena ucapan dari kekasihnya, ralat, mantan kekasih

"buset, sugar dedi" Rafka menahan tawa ya. Mbak Ningsih langsung ngakak banter.

Kafka yang mendengar suara tawa langsung menoleh mendapati mbak Ningsih yang sedang memukul-mukul lengan Rafka

"beneran suka cowo, ka?" Kafka menunduk ketika ditanyai oleh Rafka. Ia takut abang nya ini ngak bisa nerima orientasi nya

"hey, gue gapapa kok, ka. Gue terima lu apa adanya, lu tetep adek gue. Walaupun lu lurus, belok, melingkar, zig zag, melengkung. Gue ga mempermasalahin itu" mbak Ningsih juga mengangguk meyakinkan Kafka kalau itu bukan masalah

"ngomong-ngomong, Kafka beneran lucu kalau gini" ucapan mbak Ningsih membuat Rafka langsung menatap Kafka dengan mata yang memincing

"baru tau, mbak?" Amara bertanya menatap mbak Ningsih yang langsung mendapat anggukan

"Kafka kan emang lucu, bayinya Amara gitu lohhhh" ucap Amara sambil memukul dadanya, bangga.

"ngomongin apa ini? Seru banget" Adrelia, bunda Kafka ini berjalan dari arah dapur sambil membawa jajanan dan menaruhnya dimeja

"dimakan ya" Amara yang emang aslinya udah deket banget sama keluarga Kafka ini tanpa tau malu mengambil kue tersebut dan memakannya membuat Adrelia menggelengkan kepalanya

Drttt drttt

Kafka membuka handphonenya

Arva mom calling...

"hallo, ma?" Kafka membuka suara membuat beberapa orang disana menatap heran kearah Kafka

"ka, mama mau tanya ini, kabar Jhoan sama Joe bagaimana? Kok mereka dihubungi ngak bisa?"

"oh itu, Kafka ngak tau, ma. Kafka lagi pulang kerumah bunda, belum tanya kabar Joe sama kak Arva"

"anak-anak itu emang, dasar. Yauda, kamu seneng-seneng ya dirumah bunda, titipin salam dari calon besan gitu. Kalau udah balik ke Jakarta kamu kasih tau mama, biar mama main ke Jakarta"

"apaan si, ma. Besan-besan, kaya mau nikah aja. Iya nanti disalamin"

"loh ya harus nikah itu"

Kafka tertawa bersama orang diseberang sana.

"siap mama, doain aja deh. Hehe"

"Yaudah, mama tutup ya, see you baby nya Jhoan"

Pipi Kafka merah, ia salting hanya karena ucapan mama Nadella.

"siapa tu, dek?" bunda Adrelia menaik turun kan alisnya, menggoda Kafka membuat Kafka makin malu

"acieee, udah diklaim jadi mantu dong" tambah Rafka

"titip salam buat bunda bilangin dari calon besan" bunda Adrelia tertawa karena ucapan mbak Ningsih

"nanti salamin juga buat mama siapa?"

"mama Nadella, bun" bunda Adrelia terdiam sebentar, ia menatap Kafka sangat dalam

"kenapa bun?" tanya Kafka pelan

Who M.J? [boyslove] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang