06; Chance

500 94 9
                                    

🌗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌗

Api hijau tiba-tiba muncul di perapian yang berada di ruang utama Malfoy manor. Pemuda yang baru saja muncul dari api tersebut terkejut ketika melihat kedua orang tuanya ternyata sedang bersantai di sana. Hembusan napas pun terdengar sangat berat, mengingat dirinya sudah terlalu lelah untuk berhadapan dengan kedua orang tuanya.

“Kau pulang terlambat, Draco. Apa ada yang terjadi di kantor?” sapa sang ibu yang langsung menghampiri Draco.

Draco tidak bisa menghindar jika ibunya melakukan sesuatu. Seperti sekarang, niat hati pulang bekerja dirinya bisa segera beristirahat, sang ibu malah membawanya duduk bersama di ruang tengah Malfoy manor tersebut. Tentu saja Draco tidak bisa menolak dan memilih duduk di samping ibunya.

“Apa yang kau bawa?” Lucius menutup majalah milik muggle yang memuat wajah Draco di bagian depannya. Entah sejak kapan sang ayah tertarik dengan benda-benda buatan para muggle. “Kau membawa pekerjaanmu ke rumah? Tidak biasanya kau lakukan itu.”

Entah kenapa ucapan Lucius barusan terdengar menyebalkan di telinga Draco. Oh tunggu, tentu saja semua ucapan Lucius selalu terdengar menyebalkan bukan. Mungkin efek rasa lelah yang menghampiri Draco membuatnya cukup sensitif dan merasa terganggu.

Mother pikir kau bekerja terlalu keras akhir-akhir ini, Draco. Kau tidak perlu lembur dan membawa pekerjaanmu ke rumah. Kapan lagi kau akan beristirahat, jika pulang ke rumah kau masih harus bekerja.”

Narcissa memberikan gelas berisi teh hangat yang baru dituangkannya pada Draco. Draco hanya tersenyum tipis dan mengucapkan terima kasih pada ibunya. Segera diminumnya teh tersebut dan rasa manisnya seolah memberinya sedikit kekuatan untuk bertahan sejenak di sana.

“Kau mengganti templat laporan di kantor?” Lucius melihat sejenak ke arah Draco dan kembali fokus ke laporan yang tengah dibacanya. “Apakah ini ide Mrs. Weasley? Idenya memang tidak perlu diragukan. Bisa apa kau tanpa asisten sepertinya.”

Kening Draco berkerut mendengar ucapan Lucius. Ia merasa ayahnya sangat aneh begitu keluar dari Azkaban. Dimulai dari membaca buku dan majalah muggle, mengunjungi muggle London, hingga sering memuji kepintaran para muggle dalam menciptakan sesuatu merupakan contoh aneh dari seorang Lucius.

Sama seperti sebelumnya, Draco hanya diam tidak menjawab. Dirinya meraih laporan yang ia bawa ke kantor dan bersiap pergi ke kamarnya. Belum waktunya ia memberitahu perihal Luna yang sekarang sedang training menjadi pengganti Hermione. Akan menjadi obrolan yang panjang jika ayahnya tahu tentang hal itu sekarang.

“Draco pastikan kau turun untuk makan malam,” ucap Narcissa ketika Draco beranjak pergi ke kamarnya.

“Ya, Mother.”

Tidak butuh waktu lama untuk Draco membersihkan dirinya. Ia segera turun untuk makan malam ketika salah satu peri rumah datang untuk memanggilnya atas perintah Narcissa. Seolah paham jika dirinya sedang lelah dan tidak ingin diganggu, tidak ada bahasan berat saat makan malam berlangsung.

Reason to StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang